Bookkeeper: Definisi, Bedanya dengan Akuntan, dan Kualifikasinya

Tayang 22 Jul 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Banyak yang mengira bahwa bookkeeper adalah profesi di bidang hospitality.

    Faktanya, ternyata profesi ini lebih cenderung berada di ranah keuangan, sama seperti akuntan.

    Apakah sebenarnya bookkeeper sama dengan profesi akuntan?

    Yuk, cari jawaban lengkapnya melalui pembahasan dari Glints berikut!

    Definisi Bookkeeper

    Dilansir dari Corporate Finance Institutebookkeeper adalah seorang yang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi keuangan, seperti pembelian, pengeluaran, pendapatan penjualan, faktur, dan pembayaran.

    Dalam bahasa Indonesia, bookkeeper dapat diterjemahkan sebagai pemegang pembukuan. Namun, sebutan profesi ini memang kurang umum digunakan.

    Dari proses pencatatan serta pengelolaan keuangan bisnis, pemegang pembukuan diharapkan dapat memberikan informasi keuangan yang akurat dan terkini kepada para pimpinan.

    Umumnya, laporan yang mereka buat akan diserahkan kepada pemilik dan manajer bisnis untuk membantu membuat keputusan.

    Namun, tak jarang juga seorang bookkeeper dilibatkan dalam pengembangan strategi keuangan atau operasional bisnis.

    Baca Juga: 8 Tips Membuat Surat Lamaran Kerja Akuntan, Plus Contohnya

    Perbedaan Bookkeeper dan Akuntan

    Dari definisi di atas, kamu mungkin berpikir bahwa bookkeeper sama dengan akuntan karena tanggung jawabnya yang sangat mirip.

    Padahal, bookkeeper dan akuntan adalah 2 profesi yang sedikit berbeda.

    Menurut Corporate Finance Insitute, cara termudah untuk membedakan keduanya adalah dengan memerhatikan siklus akuntansi yang terdiri dari:

    1. Proses terjadinya transaksi.
    2. Pencatatan transaksi ke dalam jurnal.
    3. Mengolah jurnal ke buku besar.
    4. Membuat neraca percobaan/neraca saldo.
    5. Menyusun neraca lajur.
    6. Membuat jurnal penyesuaian.
    7. Menyusun laporan keuangan.
    8. Melakukan proses tutup buku.

    Bookkeeper biasanya bertanggung jawab atas 6 langkah pertama dalam siklus akuntansi, sedangkan akuntan akan mengurusi sisa 2 langkah terakhir dari siklus tersebut.

    Seorang pemegang pembukuan akan mencatat semua transaksi ke dalam sistem, yang merupakan bagian dari praktik akuntansi yang lebih umum.

    Untuk meningkatkan efisiensi pencatatan, bookkeeper menggunakan perangkat lunak pengolah data.

    Dengan begitu, laporan keuangan yang akan disusun akuntan seperti neraca, laba rugi, dan laporan arus kas akan semakin mudah dibuat berkat adanya klasifikasi yang telah ditetapkan di dalam sistem.

    Kesimpulannya, pemegang pembukuan adalah seseorang yang menyiapkan fondasi dasar bagi akuntan untuk menganalisis dan menyiapkan laporan keuangan.

    Baca Juga: Serba Serbi Kuliah Jurusan Akuntansi

    Tugas dan Tanggung Jawab Bookkeeper

    Dari penjelasan sebelumnya, kamu sudah bisa membayangkan apa saja tugas dan tanggung jawab pemegang pembukuan.

    Namun, untuk penjelasan yang lebih lengkap, jobdesc seorang bookkeeper adalah sebagai berikut sebagaimana dilansir dari Workable:

    • Mencatat transaksi keuangan sehari-hari dan menyelesaikan proses posting (mencatat ke buku besar).
    • Memverifikasi bahwa transaksi dicatat dengan benar dalam buku harian, buku besar pemasok, buku besar pelanggan, dan buku besar umum.
    • Melanjutkan tahap pencatatan dari buku besar ke neraca saldo.
    • Memproses dan mengelola piutang/utang perusahaan.
    • Memastikan faktur pembayaran dari supplier akurat dan dibayar tepat waktu.
    • Menangani proses pembayaran gaji secara tepat waktu.
    • Membantu akuntan dalam menyusun laporan keuangan.
    • Melakukan rekonsiliasi bank jika diperlukan untuk membuat laporan yang lebih akurat.

    Meski idealnya peran bookkeeper dan akuntan dibedakan, pada praktiknya perusahaan mungkin menerapkan kebijakan yang berbeda.

    Oleh karena itu, tugas keduanya bisa saja digabung atau disesuaikan dengan kebutuhan tiap perusahaan.

    Kualifikasi Bookkeeper

    Sudah mantap ingin memulai karier sebagai pemegang pembukuan? Berikut kualifikasi yang umumnya ditetapkan oleh perusahaan.

    1. Pendidikan

    Kualifikasi pendidikan bagi posisi bookkeeper adalah lulusan jurusan yang berhubungan dengan akuntansi.

    Baik itu akuntansi keuangan, manajemen, anggaran, atau biaya.

    Memahami dasar-dasar prinsip akuntansi adalah pengetahuan esensial bagi pemegang pembukuan, meski tugasnya berbeda dengan akuntan.

    2. Pengalaman

    Nah, bagi kamu yang baru saja memutuskan untuk ganti jalur karier atau berasal dari jurusan yang tak relevan, tak perlu cemas.

    Masih ada kesempatan selama kamu memiliki bukti atas keahlianmu di bidang ini.

    Alternatifnya adalah mengikuti kursus, ujian sertifikasi, atau mencari pengalaman dari magang, volunteer, atau project lainnya.

    Berbeda dengan sertifikasi akuntansi seperti Certified Public Accountant atau Certified Management Accountant, untuk saat ini belum tersedia sertifikasi profesi spesifik untuk bookkeeper.

    Kendati demikian, kamu tetap dapat menuntut ilmu dan mendapatkan sertifikat dari lembaga-lembaga kursus terpercaya.

    Baca Juga: Akankah Software Akuntansi Menggantikan Fungsi Akuntan?

    Skill yang Dibutuhkan Bookkeeper

    Untuk memperjelas kualifikasi yang diperlukan, keterampilan yang perlu diasah oleh bookkeeper adalah sebagai berikut.

    1. Keahlian teknis

    Selain pengetahuan dasar akuntansi, pemegang pembukuan juga dituntut untuk mampu beradaptasi cepat dengan tools yang digunakan perusahaan.

    Mulai dari software akuntansi (MYOB, EASY, Accurate, dan sebagainya) hingga software pengolah data dan angka seperti Microsoft Office.

    2. Data entry

    Skill ini mencakup semua proses input data ke dalam sistem, seperti:

    • Mempersiapkan dan menyortir dokumen dimasukkan ke dalam komputer.
    • Memasukkan data ke dalam database atau software akuntansi milik perusahaan.
    • Memeriksa dan memastikan keakuratan data.
    • Menerima dan memproses invoice untuk pembayaran dan memperbarui rincian invoice.
    • Mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan saat memasukkan data.

    3. Ketelitian

    Soft skill yang pastinya wajib dimiliki pemegang pembukuan dan akuntan adalah ketelitian atau attention to detail.

    Sedikit saja terdapat kesalahan, maka data di siklus akuntansi selanjutnya tidak akan akurat.

    Ketelitian bisa terus diasah dengan melatih fokus melalui berbagai cara, mulai dari meditasi, membaca buku, mengurangi screen time, dan lain-lain.

    4. Organizatonal skill

    Sebuah bisnis mungkin mempunyai 100, 1.000, atau bahkan puluhan ribu transaksi dalam satu hari.

    Sebagai bookkeeper, kamu perlu organizational skill agar mampu mengelola dokumen dan data dengan rapi.

    Selain itu, organizational skill juga yang membuatmu bisa menggunakan waktu, sumber daya, hingga energi secara efisien untuk menyelesaikan tugas tepat waktu.

    Itulah rangkuman Glints mengenai salah satu profesi di bidang keuangan yang satu ini.

    Intinya, bookkeeper adalah profesi yang mirip dengan akuntan namun lebih fokus mencatat transaksi dan menyiapkan laporan awal.

    Mau tahu lebih banyak tentang profesi di bidang keuangan? Yuk, baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Ada banyak topik terkait yang bisa perkaya pengetahuanmu sehingga lebih siap memulai karier di bidang ini. Sangat cocok bagi kamu yang masih menjelajahi berbagai pilihan karier.

    Tunggu apa lagi? Baca artikel-artikelnya di bawah ini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.6 / 5. Jumlah vote: 5

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait