Belajar Trik Memaksimalkan Branded Content dari Senior Brand Manager Gojek

Tayang 07 Jul 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Tahukah kamu bahwa 61% konsumen cenderung memilih produk dari brand yang membuat branded content? Oleh karena itu, belajar untuk memaksimalkan branded content jadi penting untuk sebuah bisnis.

    Mengutip Fabrik Brands, branded content adalah jenis content marketing yang menggunakan elemen storytelling untuk membagikan pesannya.

    Tentunya kamu bisa meningkatkan keuntungan dengan strategi ini.

    Lalu, bagaimana caranya membuat branded content yang baik dan memaksimalkannya untuk kesuksesan bisnis?

    Saya Hilman Desfakhrian Putra, Senior Brand Manager Gojek akan berbagi tentang serba-serbi branded content dan cara memaksimalkannya dalam artikel ini.

    Peran Konten untuk Branding

    belajar branded content

    © Freepik.com

    Cerita adalah cara marketer untuk membuat pesan yang ingin disampaikan bisa diingat lebih baik. 

    Untuk mulai belajar tentang branded content, kita harus memahami dulu kenapa kita harus membuatnya.

    Perlu diketahui bahwa setiap konten yang dibuat untuk brand pasti berisi pesan kepada audiens.

    Pesan dalam konten bertujuan untuk menarik perhatian audiens dan meyakinkan mereka untuk membeli atau memakai produkmu.

    Makanya, konten-konten yang dibuat harus mudah dimengerti oleh audiens.

    Dengan begitu, pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik oleh audiens.

    Dibanding menerima hard selling, saat ini konsumen cenderung lebih menyukai konten yang memiliki alur cerita, yaitu dengan storytelling

    Pernyataan ini didukung oleh Market Smiths yang melaporkan bahwa 92% konsumen menginginkan iklan atau media promosi lainnya terasa seperti sebuah cerita.

    Selain lebih menarik, cerita adalah cara marketer untuk membuat pesan yang ingin disampaikan bisa diingat lebih baik. 

    Dari situ, munculnya branded content sebagai cara untuk mendukung strategi marketing sebuah produk.

    Baca Juga: 4 Tips Membuat Storytelling yang Menarik di Media Sosial

    Strategi Memaksimalkan Branded Content

    belajar branded content

    © Rawpixel.com

    1. Memperkuat storytelling

    Menurut Visme, storytelling merupakan cara membangun ikatan khusus antara brand atau bisnis dengan para target audiensnya.

    Dengan storytelling, kamu bisa menyampaikan sebuah cerita yang menunjukkan bagaimana sebuah produk atau brand memiliki value yang bermanfaat bagi konsumen.

    Untuk storytelling yang optimal bagi branded content, kamu harus belajar membuat:

    • karakter utama
    • konflik yang kuat
    • cerita yang unik

    Dengan ketiga hal tersebut, konten yang dihasilkan akan lebih kuat dan dengan mudah menarik perhatian audiens.

    Nah, yuk, ketahui lebih jauh tentang konten untuk branding dan cara memaksimalkannya dengan ikuti Career Booster Class yang akan saya bawakan di Glints X Career Conference, bertajuk “Powerful Content to Boost Customer Experience“.

    Klik link ini atau tap banner di bawah ini untuk cari tahu lebih jauh dan mendaftarkan dirimu.

    branded content

    Jangan lewatkan kesempatan menambah ilmu dan berdiskusi dengan saya, ya. 

    2. Bangun image brand yang baik

    Lebih lanjut, brand image juga menjadi faktor pendukung agar konten yang dibuat jadi lebih maksimal.

    Pasalnya, tanpa brand image yang baik, pembeli akan sulit tertarik untuk membeli meskipun kamu sudah membuat branded content yang bagus.

    Ketika brand sudah memiliki image yang positif di mata publik, pesan yang terkandung di dalam sebuah konten akan tersampaikan secara efektif.

    Oleh sebab itu, tak hanya belajar bagaimana membuat branded content yang unik, kamu juga harus memikirkan strategi membangun citra yang disukai target audiens.

    Baca Juga: Brand Story, Narasi yang Memperkuat Identitas Bisnismu

    Aspek Penting untuk Membuat Konten Branding yang Bagus

    belajar branded content

    © Rawpixel.com

    1. Ketahui siapa target audiensmu

    Untuk membuat branded content yang bagus, hal yang pertama harus diketahui adalah siapa target audiens atau user-mu.

    Sebagai contoh, misalnya kamu ingin berjualan baju dengan gambar tokoh superhero Marvel.

    Baju tersebut pasti jadi incaran para fans Marvel. Makanya, konten yang kamu buat harus berkaitan dengan superhero Marvel.

    Kamu tidak bisa menjual baju tersebut kepada orang tua yang mungkin seleranya cenderung lebih sederhana, seperti kaos polo.

    Nah, belajar tentang pola pikir ini merupakan dasar bagi pembuatan konten, khususnya branded content.

    Intinya, ketika kamu akan membuat konten, pertama-tama ketahuilah dulu produk apa yang dijual dan target user-nya agar konten yang dibuat bisa diterima dengan baik.

    Perlu diingat bahwa konten yang bagus itu cenderung normatif. 

    Masing-masing orang punya persepsi dan selera tersendiri dalam menilai apakah sebuah konten itu bagus atau tidak.

    Tetapi, paling tidak, branded content yang bagus secara umum adalah konten yang benar-benar sesuai dengan targetnya.

    Baca Juga: 5 Jenis Konten Visual untuk Mendukung Keberhasilan Strategi Marketing

    2. Tentukan gaya bahasa konten

    Brand juga harus mengetahui gaya bahasa seperti apa yang digunakan dalam konten untuk memasarkan produk.

    Pasalnya, gaya bahasa akan sangat memengaruhi persepsi audiens terhadap brand atau konten.

    Contohnya, kamu bisa memilih dalam menggunakan gaya bahasa yang lebih “gaul“, seperti menggunakan “lo-gue” jika targetnya adalah golongan muda.

    Sementara, pemilihan gaya bahasa ini akan kurang tepat digunakan jika targetmu adalah orang tua.

    Jadi, selain memastikan konten memiliki alur menarik, kamu juga harus belajar tentang preferensi audiens saat membuat sebuah branded content.

    3. Pertimbangkan strategi riding the wave

    Maksud dari riding the wave adalah branded content yang dibuat mengikuti tema sesuai dengan tren di tengah masyarakat. 

    Contohnya, saat McDonald’s meluncurkan kerjasama produk McNuggets bersama boyband k-pop BTS, beberapa brand juga ikut mengusung tema BTS.

    Salah satunya adalah Burger King. BTS (Bokek Tetap Senang) yang mereka tawarkan tentunya bukan boyband, tapi sebuah paket makanan dengan harga terjangkau.

    Nah, mereka mengikuti tren yang ada di internet agar bisa menyentuh para audiens.

    Untuk strategi ini, penting untuk gerak cepat dan merilis konten tepat pada momennya sehingga berhasil sampai dengan positif pada audiens.

    Nah, demikian dasar-dasar yang perlu kamu pahami sebelum belajar lebih jauh tentang branded content.

    Semoga penjelasan saya bermanfaat dan membantu dalam membuat branded content yang menarik, ya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait