Kenapa Data Storytelling Penting untuk Dipelajari?
Isi Artikel
Meski berharga bagi perusahaan, tak semua orang bisa memahami data. Dengan alasan ini, belajar data storytelling menjadi penting.
Selain itu, masih ada manfaat lain dari skill ini, lho. Kira-kira, apa sajakah itu?
Untukmu yang merupakan business analyst atau data scientist, ini dia informasinya.
Kenapa Harus Belajar Data Storytelling?
Seperti yang sudah Glints sebutkan, tak semua orang bisa memahami data. Padahal, data diperlukan untuk pengambilan keputusan strategis perusahaan.
Lalu, kenapa data storytelling menjadi solusinya?
Deloitte menuliskan, penceritaan merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan pesan. Pesan ini tentu termasuk data dan analisisnya.
Data menyampaikan fakta, sedangkan cerita memberikan konteks atas fakta itu. Dengan begitu, data jadi lebih mudah dimengerti dan menarik.
Agar lebih jelas, coba perhatikan infografik di bawah ini.
Coba bandingkan dengan infografik yang ini:
Gambar kedua jauh lebih mudah dimengerti. Inti pesan bisa sampai walau kamu hanya membacanya secara sekilas. Ini bisa terjadi karena infografik dilengkapi dengan narasi yang tepat.
Memangnya, kenapa data harus mudah dimengerti?
Kata Tableau, data yang tidak dipahami cenderung diabaikan begitu saja. Sudah susah-susah mencari dan mengolahnya, data malah tak dilirik. Kamu tentu tak ingin ini terjadi, kan?
Itulah mengapa, belajar data storytelling perlu untukmu.
Trik Belajar Data Storytelling
Setelah memahami pentingnya skill ini, coba mulai pelajari, ya! Agar proses pemahamanmu makin lancar, Glints punya beberapa tips:
1. Pahami tiga bidang keahliannya
Sebelum masuk lebih jauh, kamu wajib memahami dasar data storytelling dulu.
Kita mulai dengan tiga bidang keahliannya. Kata Adverity, ketiganya adalah:
Berikut ini penjelasan masing-masing bidang itu:
a. Data science
Mengutip Nugit, data science adalah ilmu pengumpulan dan analisis data menjadi sebuah informasi penting.
Tentu saja, ilmu ini harus kamu kuasai sebelum terjun ke data storytelling. Tanpa data yang berkualitas, tak ada cerita yang bisa kamu tulis.
b. Visualisasi
Deretan angka dari data science tentu bisa membingungkan. Itulah mengapa, ada visualisasi data yang bisa membantu.
Biasanya, proses ini menggunakan grafik atau tabel. Dengan begitu, data bisa lebih tergambar.
Ada beberapa jenis grafik, yakni:
Eits, penggunaan grafik ini tidak sembarangan, lho. Kamu harus memahami fungsi mereka masing-masing saat belajar data storytelling.
Ada data yang cocok disajikan lewat diagram batang. Akan tetapi, ada yang lebih pas memakai scatter plot atau grafik lainnya.
c. Narasi
Selanjutnya adalah deskripsi, pemberian konteks, atau narasi. Ceritakanlah data dan visualisasi yang tadi sudah kamu buat.
Untuk apa infografik ini dibuat? Apa informasi yang penting untuk diketahui audiensmu? Sampaikan semua itu lewat tulisan yang jelas, ya!
Ini adalah ini dari data storytelling, yakni pemberian “cerita” pada data yang kamu sajikan.
2. Ikuti kursus
Lewat kursus, kamu bisa belajar data storytelling dari ahlinya. Sayangnya, banyak orang yang tak punya waktu untuk kegiatan ini.
Apakah kamu salah satunya? Jika iya, tak perlu khawatir. Glints punya solusi jitu untukmu.
Glints ExpertClass punya kelas bertajuk “Becoming A Powerful Data Storyteller”. Kelas ini bersifat on demand alias punya jam fleksibel, lho.
Dengan mengikutinya, kamu punya waktu 6 bulan untuk menonton rekaman kursus. Videonya bisa diputar kapan pun dan di mana pun kamu mau.
Inilah pilihan kursus yang mudah dan praktis untukmu. Jadi, segera klik di sini atau gambar di bawah untuk ikut kelasnya, ya!
3. Praktikkan dan latihan
Terakhir, kamu bisa berlatih. Coba buat cerita atas data apa pun yang kamu miliki.
Belum punya dataset yang berkualitas? Kalau memang begitu, kamu bisa mencarinya di repository seperti:
Setelah itu, coba ceritakan data yang sudah kamu buat pada teman atau rekan kerja. Pastikan mereka sudah memahami tujuan dari data storytelling-mu, ya!
Kalau ada yang bisa diperbaiki, coba lagi. Dengan begitu, kamu bisa terus belajar dan berkembang.
Itulah manfaat belajar data storytelling dan sederet tipsnya. Bagaimana, makin yakinkah kamu menyelami bidang ini?