Ketahui Pentingnya Data Storytelling untuk Kesuksesan Bisnis di Era Digital

Diperbarui 18 Jan 2021 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Di era yang sudah serba digital, data storytelling adalah sebuah keahlian yang perlu dimiliki oleh para pekerja.

    Bagaimana tidak? Bisnis-bisnis kini mengandalkan ahli data science untuk menyaring hasil dari data yang mereka peroleh.

    Selain itu, skill ini juga berfungsi untuk hal lainnya, lho. Penasaran? Yuk, simak selengkapnya mengenai data storytelling dalam rangkuman Glints berikut ini.

    Baca Juga: Begini Cara Memulai Karir Data Science di Indonesia

    Apa Itu Data Storytelling?

    data storytelling adalah

    © Pexels.com

    Mungkin, kalian yang bergerak di bidang business intelligence dan information technology pernah mendengar istilah satu ini.

    Ya, data storytelling sering dikaitkan dengan kedua bidang yang sedang berkembang tersebut.

    Kendati demikian, seperti yang telah Glints paparkan, data storytelling kini menjadi sebuah keahlian yang perlu dikuasai oleh para pekerja dari semua sektor.

    Mengapa demikian? Apa sih sebenarnya definisi dari skill tersebut?

    Nah, melansir Nugit, data storytelling adalah sebuah metodologi penyampaian informasi yang sudah disesuaikan untuk kelompok audiens tertentu.

    Sebelum hasil dari data dapat dipresentasikan, data harus terlebih dahulu diterjemahkan oleh para pekerja.

    Yang menjadikan data storytelling sebagai keahlian yang penting terletak pada cara penjelasan data dengan narasi dan cerita yang menarik.

    Cara penyampaiannya yang unik dan simpel dirasa lebih mudah untuk disaring dibandingkan dengan metode-metode sebelumnya.

    Selain itu, presentasi data yang naratif dan menyeluruh dapat dengan mudah dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat.

    Menurut Nugit, sebagai manusia, kita secara alami terprogram untuk bercerita sebagai sarana untuk berbagi informasi.

    Bahkan, para ahli teori mengisyaratkan bahwa sejak dahulu, storytelling merupakan senjata terbaik manusia untuk menyebarkan pengetahuan dan membentuk kebudayaan seperti yang kita kenal sekarang.

    Storytelling juga menjadi modal yang memungkinkan terjadinya keberhasilan lintas generasi.

    Jika diartikan, perkembangan teknologi tidak akan menjadi hambatan ketika sebuah pencapaian akan diwariskan pada generasi berikutnya.

    Bidang Keahlian dalam Data Storytelling

    data storytelling adalah

    © Nugit.com

    Inti dari data storytelling adalah untuk membentuk sebuah presentasi data dengan tampilan yang menarik dan mudah untuk dimengerti.

    Namun, proses pengumpulan data itu tidak semudah yang kalian bayangkan, lho. 

    Agar data storytelling dapat dicerna oleh semua audiens, penerjemah data perlu menggabungkan beberapa bidang keahlian tertentu.

    Dalam hal ini, data storytelling akan menuntut tiga skill dari para data storyteller. Berikut adalah penjelasannya.

    1. Data science

    Pengetahuan data science menjadi aspek pertama yang diperlukan oleh para data storyteller.

    Bagaimana tidak? Sebelum menampilkan hasil data, kalian perlu menerjemahkan data dan menyaring kesimpulan terbaik.

    Menyadur Forbes, kesalahan banyak data storyteller adalah bahwa mereka sering memperoleh hasil data yang kurang tepat.

    Hal ini sebenarnya cukup fatal karena mereka akan memberikan fakta yang salah kepada para audiens.

    Nah, oleh karena itu, keahlian satu ini diperlukan oleh pekerja sebelum mereka mendalami storytelling.

    Baca Juga: Jangan Tertukar! Ini Perbedaan Data Analyst, Data Scientist, dan Data Engineer

    2. Visualisasi

    Aspek keahlian lainnya dalam data storytelling adalah visualisasi.

    Data scientist memang terampil dalam mengumpulkan dan mengirimkan data. 

    Meski demikian, sering kali mereka kurang lihai ketika diminta untuk menyampaikan pemahaman tentang peluang sebenarnya yang tersembunyi dalam sebuah kelompok data.

    Tak jarang, pemaparan mereka mengenai hasil riset data sulit untuk dimengerti oleh para audiens yang pada dasarnya awam pada konsep dan istilah data.

    Visualisasi terhadap hasil data menjadi opsi terbaik untuk memecahkan permasalahan tersebut.

    Munculnya teknologi seperti dashboard menjadi solusi alami dalam membantu audiens untuk memahami data yang dikumpulkan dalam jumlah besar. 

    Para data storyteller kini dapat mengubah data menjadi grafik dan diagram garis. 

    3. Naratif

    Sayangnya, visualisasi data saja tidak cukup untuk memberikan informasi yang mudah untuk dipahami oleh audiens.

    Visualisasi hanya memberikan potongan-potongan data secara sekilas tanpa memberikan konteks latar belakang atau lain-lainnya.

    Oleh karena itu, bidang terpenting dalam data storytelling sebenarnya adalah kemahiran naratif.

    Namun, narasi yang disertakan dalam pemaparan data juga tidak bisa sembarangan.

    Narasi harus menggunakan bahasa dalam format yang sesuai dengan kebutuhan para audiens.

    Hal ini akan memberikan pemahaman lengkap mengenai sebuah informasi baru. 

    Selain itu, narasi adalah sarana utama untuk menyampaikan wawasan, dengan visualisasi dan data menjadi poin untuk membuktikan pengetahuan tersebut.

    Yang perlu kalian ingat adalah bahwa ketiga aspek keahlian di atas saling berkaitan jika ingin membuat data storytelling yang baik.

    Contoh Data Storytelling yang Baik

    Melansir Narrativescience, data storytelling yang baik dapat memanfaatkan ketiga komponen utama, yaitu data, naratif, dan visual.

    Sayangnya, dikarenakan data storytelling adalah sebuah konsep yang relatif baru, tidak banyak perusahaan yang dapat membuatnya dengan efektif.

    Namun, di balik itu, ada beberapa bisnis dengan contoh data storytelling yang apik. Berikut ini adalah contoh-contohnya yang dapat kamu perhatikan.

    1. Spotify

    data storytelling adalah

    © Newsroom.spotify.com

    Beberapa tahun belakangan ini, Spotify telah mengirimkan rekap tahunan dari data musik yang sering diputar oleh masing-masing user.

    Menggunakan visual yang berwarna dan cerita pendek, Spotify sukses menggambarkan kebiasaan dan minat para audiens selama menggunakan produk mereka.

    Data storytelling dimanfaatkan oleh media streaming tersebut sebagai ucapan terima kasih atas kesetiaan pelanggan mereka. Menarik bukan?

    2. Uber

    data storytelling adalah

    © Thinpigmedia.com

    Salah satu fungsi data storytelling adalah sebagai jembatan perusahaan untuk berkomunikasi dengan customer mereka.

    Uber memanfaatkan hal tersebut untuk menunjukkan seberapa besar nilai layanan yang diberikan kepada pengendara mereka. 

    Menampilkan statistik yang dipersonalisasi tentang pengalaman user, pengguna dapat secara langsung melihat seberapa besar dampak Uber terhadap kehidupan mereka sehari-harinya.

    Baca Juga: Tips Membangun Karier sebagai Business Intelligence

    Itulah serba-serbi data storytelling yang perlu kalian ketahui.

    Intinya, data storytelling kini adalah sebuah keahlian yang perlu dikuasai oleh para pekerja.

    Tak sedikit lho jumlah perusahaan yang sedang mencari data storyteller andal. Maka dari itu, sebisa mungkin kamu harus mempelajari skill satu ini.

    Untuk informasi lainnya seputar career development, kamu bisa berlangganan dengan newsletter blog Glints.

    Nanti, berita dan tips paling update akan dikirimkan langsung ke inbox email kamu. 

    Tunggu apa lagi? Yuk, sign up di Glints sekarang. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait