Tertarik Berkarier di Bidang Data? Pahami Dulu Apa Itu NoSQL

Tayang 15 Feb 2021 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Bekerja di industri data memang memiliki prospek karier yang menarik. Nah, jika kamu memang tertarik untuk mulai berkarier di bidang tersebut maka NoSQL adalah salah satu hal yang harus dikuasai terlebih dahulu.

    Selain SQL, terdapat istilah NoSQL yang juga tidak kalah pentingnya untuk dipahami bagi orang yang tertarik bekerja di bidang data.

    Menurut GeeksforGeeks NoSQL sendiri sudah muncul sejak akhir tahun 1960-an.

    Namun, baru mendapatkan perhatian pada awal tahun 2000-an sejak meningkatnya kebutuhan data dalam jumlah yang besar.

    Lantas, apa sebenarnya NoSQL dan apa saja kelebihan dan kekurangannya jika dibandingkan dengan SQL?

    Jika ingin tahu jawabannya, sebaiknya kamu simak terus penjelasannya di bawah ini, ya!

    Baca Juga: Pelajari Data Management, Persilangan antara Bidang IT dan Bisnis

    Apa Itu NoSQL?

    nosql

    © Freepik.com

    NoSQL adalah singkatan dari Not Only SQL atau Not SQL. Hal yang satu ini sebenarnya bukanlah sebuah bahasa layaknya SQL.

    Pasalnya, NoSQL adalah sebuah sistem manajemen data non-relasional yang tidak memerlukan skema tetap, menurut Guru99.

    Dengan menggunakan hal yang satu ini maka akan menghindari gabungan data sehingga lebih mudah untuk diskalakan.

    Tujuan utama dari penggunaan database NoSQL adalah untuk penyimpanan data yang terdistribusi dengan kebutuhan penyimpanan data yang besar.

    Jadi, perusahaan yang memerlukan data dalam volume yang besar akan memilih menggunakan NoSQL untuk mengumpulkan datanya.

    Memang umumnya NoSQL digunakan untuk penggunaan big data dan aplikasi web yang real-time.

    Misalnya, perusahaan seperti Twitter, Facebook, hingga Google yang pasti akan mengumpulkan data penggunanya dalam jumlah yang sangat besar setiap harinya.

    Jenis Database NoSQL

    nosql adalah

    © Guru99.com

    Melansir dari MongoDB, terdapat 4 tipe utama dari database NoSQL. Berikut ini penjelasan lengkapnya.

    1. Document database

    Dalam document database menyimpan data dalam dokumen yang mirip dengan objek JSON (JavaScript Object Notation).

    Konsep dari document database ini lebih efisien dan fleksibel.

    Jadi, program akan lebih mudah dikembangkan karena document database akan menyesuaikan penyimpanan data berdasarkan kebutuhan program.

    Jenis database ini sangat cocok digunakan untuk database yang bertujuan umum. Selain itu, document database juga mampu mengakomodasi volume data yang besar.

    2. Key-value database

    Jenis database ini lebih sederhana karena setiap item berisi key dan value sebagai tempat akses data.

    Sebuah value atau nilai biasanya hanya diambil dengan mereferensikan dari key atau kuncinya.

    Jadi, mempelajari cara membuat kueri untuk key-value tertentu bisa lebih sederhana.

    Key-value database ini lebih sesuai untuk penyimpanan data dalam jumlah besar yang tidak perlu kueri yang rumit untuk mengambilnya.

    3. Column-based database

    Column-based database memberikan banyak fleksibilitas daripada database yang relasional karena setiap baris tidak diharuskan memiliki kolom yang sama.

    Setiap kolom dibuat secara terpisah dan nilai dalam database kolom tunggal disimpan secara berdekatan.

    Jenis database ini memberikan kinerja tinggi pada aggregation queries seperti SUM, Count, AVG, hingga MIN karena datanya sudah tersedia di kolom.

    Column-based ini banyak digunakan untuk mengelola data warehouse, business intelligence, hingga CRM.

    4. Graph database

    Graph database menyimpan data dalam node dan edge. Node biasanya menyimpan informasi tentang orang, tempat, dan benda-benda.

    Sementara itu, edge menyimpan informasi tentang hubungan antar node.

    Jenis database yang satu ini lebih unggul dalam penggunaan di mana pengguna perlu mencari tahu hubungan atau pola.

    Misalnya untuk social network, deteksi penipuan, logistik hingga rekomendasi.

    Baca Juga: 6 Pekerjaan Big Data Terpopuler dan Paling Banyak Dicari oleh Perusahaan

    Kelebihan dan Kekurangan NoSQL

    © Freepik.com

    Setelah mengetahui pengertian dan apa saja jenis dari database NoSQL, kini ketahui dulu apa saja kelebihan dan kekurangannya.

    Kelebihan

    a. Performa

    Database NoSQL disebut memiliki performa yang lebih unggul jika dibandingkan dengan database SQL. Hal itu disebabkan semua informasi terdapat di dalam satu database saja.

    Sementara itu, dengan SQL maka pengguna harus mengkueri data di beberapa tabel terlebih dahulu. Namun, dengan NoSQL semua berada di dalam satu tabel sehingga mengambil data bisa dilakukan dengan cepat.

    Beberapa bentuk database NoSQL bahkan dapat melakukan hingga sepuluh ribu kueri per detik.

    b. Skalabilitas

    Kelebihan selanjutnya dari NoSQL adalah dari skalabilitasnya. Database ini menggunakan penskalaan horizontal dengan membagi data dan menempatkannya di beberapa mesin.

    Sementara itu, penskalaan vertikal berarti menambahkan lebih banyak sumber daya ke mesin. Sehingga bisa disebut lebih mahal dan membutuhkan banyak sumber daya.

    Penskalaan vertikal juga tidak mudah diterapkan seperti penskalaan horizontal. Jadi, bisa dibilang bahwa penggunaan NoSQL bisa menjadi lebih mudah dan murah dibandingkan dengan SQL.

    c. Fleksibilitas

    Seperti yang disebutkan oleh Altexsoft, NoSQL lebih fleksibel sehingga jauh lebih mudah untuk menguji ide dan melakukan pembaruan.

    Hal tersebut sangat penting dalam aplikasi modern di mana sering terjadi perubahan struktur data yang harus cepat dan mudah.

    Kekurangan

    a. Membutuhkan banyak database

    Penggunaan NoSQL sangat terspesialisasi untuk penggunaan tertentu. Hal tersebut berbeda dengan SQL yang lebih umum dan bisa memenuhi berbagai kebutuhan.

    Jadi, dengan NoSQL maka diperlukan beberapa jenis database dan model data untuk menggunakannya.

    Bahkan, mungkin masih diperlukan penggunaan beberapa bentuk SQL untuk membantu mempersingkat prosesnya.

    b. Ukuran database bisa menjadi sangat besar

    NoSQL tidak dirancang untuk menghapus duplikasi data sehingga ukuran database bisa menjadi sangat besar.

    Hal itu membutuhkan lebih banyak tempat penyimpanan data untuk dipersiapkan jika ingin menggunakan NoSQL.

    c. Pengelolaan yang tidak mudah

    Mengelola data dalam jumlah sangat besar bukanlah hal yang mudah. Itulah mengapa pengelolaan data di NoSQL menjadi lebih kompleks.

    Meskipun tujuan menggunakan NoSQL adalah untuk mengelola data dalam jumlah besar menjadi lebih sesederhana mungkin, tapi hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

    Karena itu, dalam mengelola hal yang satu ini dibutuhkan lebih banyak usaha ekstra karena memang sukup sulit.

    Baca Juga: 5 Tools Data Analysis Terpopuler yang Perlu Kamu Kuasai di 2021

    Demikianlah penjelasan mengenai NoSQL mulai dari pengertian, tipe, hingga kelebihan dan kekurangannya.

    Apabila kamu tertarik dengan bidang data, sebaiknya jangan lewatkan kelas menarik yang ada di Glints ExpertClass.

    Di sana ada banyak kelas menarik dari berbagai bidang mulai dari data, marketing, hingga personal development.

    Menariknya, semua kelas dipandu oleh para pakar yang sudah profesional di bidangnya.

    Jadi, kamu pasti akan mendapatkan banyak pengetahuan baru dengan mengikuti Glints ExpertClass.

    Tunggu apa lagi? Yuk, cari kelas yang kamu inginkan dan mulai upgrade skill di Glints ExpertClass. 

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait