7 Tips dan Cara Membuat Cover Letter untuk Lamar Pekerjaan
Isi Artikel
Masih banyak pencari kerja yang belum tahu cara membuat cover letter dengan baik. Padahal, kata The Balance Careers, surat ini membawa kesempatan penting, lho.
Lewatnya, kamu bisa “menjual diri” pada recruiter dengan teknik bercerita. Kamu juga bisa menjelaskan, mengapa perusahaan harus memilihmu di antara banyak kandidat lainnya.
Dengan alasan ini, kamu tentu harus menulis cover letter dengan maksimal. Jangan sampai, kesempatan emas seperti ini terlewatkan.
Memangnya, bagaimana caranya? Selain itu, apakah ada tips saat membuatnya agar semakin maksimal?
Dalam artikel ini, Glints akan menjelaskan semua itu. Simak, yuk!
Cara Membuat Cover Letter
Seperti surat resmi lainnya, cover letter punya sebuah format. Format itu berisi bagian-bagian yang harus ada dalam surat ini.
Nah, Glints punya visualisasi untuk format ini. Kamu bisa melihatnya di bawah:
1. Contoh cover letter bahasa Inggris
2. Contoh cover letter bahasa Indonesia
Kamu bisa menggunakan kedua infografis itu sebagai panduan penulisan cover letter.
Tips Menulis Cover Letter
Saat membuat cover letter, kamu tinggal mengikuti format yang ada di atas. Akan tetapi, tunggu dulu, jangan asal copy–paste saja, ya!
Ada beberapa trik yang bisa kamu terapkan saat membuatnya. Dengan begitu, kamu bisa punya cover letter yang kuat.
Dirangkum dari Indeed, Harvard Business Review, The Balance Careers, dan Resume Genius, ini dia informasinya untukmu.
1. Lakukan risetmu dulu
Sebelum memikirkan cara dan tips membuat cover letter, jangan lupa, riset dulu, ya!
Riset ini bisa bermacam-macam objeknya. Kamu bisa mulai dari yang paling mudah, yakni job description.
Sebelum melamar kerja, kamu tentu sudah membaca hal ini. Coba baca ulang sebagai gambaran penulisan cover letter-mu.
Selain job description, kamu juga bisa melihat media sosial perusahaan. Lewatnya, kamu bisa menyesuaikan gaya yang kamu pakai saat menulis cover letter.
2. Buka dengan kuat
Kamu tentu sudah kenal dengan clickbait. Ia biasanya berupa judul artikel yang sangat menarik, hingga banyak orang mau membacanya.
Nah, kamu bisa menerapkan clickbait ini di pembuka cover letter-mu, lho. Tentu saja, tanpa asal-asalan atau bahkan kebohongan.
Tetap gunakan kalimat yang positif dan tidak menipu, misalnya:
“Saya punya pengalaman menjadi desainer di event X, dan ingin membawanya ke tim kreatif PT C yang tengah berkembang.”.
Hindari kalimat standar seperti:
“Nama saya A, dan saya ingin melamar lowongan kerja B di PT C.”.
3. Less is more
Ingat, pekerjaan recruiter bukan hanya membaca cover letter saja. Dengan alasan ini, jangan buat surat yang terlalu panjang, ya!
Buat cover letter sepanjang maksimal satu halaman. Jika kamu bisa membuatnya lebih pendek dari itu, lebih baik.
4. Jangan samakan dengan CV
Jika sama saja dengan CV, kenapa kamu harus membuat cover letter? Itulah mengapa, kamu harus membedakan keduanya.
Coba beri sederet bukti mengapa perusahaan harus memilihmu. Ini merupakan salah satu cara membuat cover letter berbeda dengan CV.
Tunjukkan beberapa skill, lalu ceritakan bagaimana kemampuan itu dipakai di masa lalumu. Konteks penggunaannya bisa saat sedang bekerja atau di organisasi.
Angka-angka juga bisa kamu gunakan di sini. Data bisa jadi bukti nyata atas pencapaianmu di masa lalu.
5. Buktikan kamu layak
Tulis isi cover letter-mu dengan persuasif dan meyakinkan, ya! Dengan begitu, kamu bisa membuktikan bahwa kamu layak mendapat pekerjaan terkait.
Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan, di antaranya adalah:
- percaya diri, namun jangan sombong
- jujur
- jangan tulis informasi yang tidak relevan
6. Jangan langsung dikirim
Sudah selesai menulis? Eits, tunggu dulu! Jangan buru-buru mengirim cover letter yang sudah jadi.
Coba baca kembali suratmu. Apakah ada kesalahan ketik, bahasa, bahkan sekadar format penulisan?
Cek hal ini beberapa kali, ya! Jangan sampai kamu tak jadi mendapat pekerjaan impian karena kesalahan kecil.
7. Ikuti petunjuk lowongan
Tiap lowongan kerja punya ketentuannya masing-masing. Biasanya, hal ini mencakup bagaimana kamu harus mengirim lamaran.
Apakah kamu harus mengirim email? Jangan-jangan, mereka memintamu memasukkannya lewat applicant tracking system?
Sesuaikan cara pengirimanmu sesuai ketentuan, ya! Dengan begitu, lamaranmu bisa terbaca recruiter.
Itulah informasi soal cara dan petunjuk membuat cover letter yang sudah Glints rangkum khusus untukmu.
Bagaimana? Apakah kamu kini paham mengenai cara membuat cover letter yang apik? Agar tidak lupa, catat semua tips yang sudah Glints berikan di atas, ya!
Nah, kamu juga bisa belajar tentang cara membuat CV dan portofolio yang baik di webinar Glints ExpertClass.
Di kelas kategori personal development, para pakar dunia HR memiliki segudang trik yang bisa membuat berkas lamaranmu terlihat menggugah.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, cari kelas yang sesuai dengan minatmu sekarang. Psst, jangan sampai ketinggalan. Kuota kelas terbatas!
[…] salah satu usaha yang bisa kamu lakukan adalah memperbaiki CV dan covlet kamu. Apakah kedua berkas ini sudah cukup “menjual diri” kamu? Apakah kemampuan dan passion […]
Artikel yang menarik. Terima kasih Glints 🙂
Permisi mau tanya,
Kalau mengirim lamaran lewat email, Cover letter itu bagusnya ditulis di badan email atau dilampirkan sama seperti CV ya?
Terima kasih
Sama-sama Sukma, terima kasih sudah datang ke blog Glints 🙂
Hai Ramadhan, jika kamu melamar pekerjaan melalui email sebaiknya cover letter ada di body email sehingga lebih mudah di akses oleh tim HRD. Jangan lupa juga untuk mengganti format CV kamu dari Doc. ke PDF ya 🙂
Good luck!