Sukses Berkarier di Bidang IT, Ini Sepak Terjang Wahyu Buka Jalan bagi yang Lain

Diperbarui 19 Sep 2023 - Dibaca 13 mnt

Isi Artikel

    Sukses dalam karier tak hanya soal jabatan dan gaji, tapi apa yang bisa dilakukan untuk membantu orang-orang sekitar mencapai titik serupa.

    Itulah yang menggerakkan Wahyu Taqdirul Aziz, seorang flutter developer asal Desa Paok Motong, Lombok Timur.

    Ia adalah orang pertama yang berinisiatif menggunakan pengalaman serta skills-nya untuk memberdayakan orang-orang di desanya.

    Desa Paok Motong sendiri jaraknya kurang lebih 44 kilometer dari pusat kota Lombok.

    Dari desa tersebut, Wahyu memulai kariernya di bidang teknologi sejak 2019.

    Semua dijalani secara autodidak, meskipun ia harus menghadapi ragam keterbatasan akses internet hingga ilmu dan perangkat teknologi.

    Buka Jalan untuk Lawan Keterbatasan

     Setelah lulus kuliah, Wahyu melihat masalah yang tak terselesaikan di lingkungannya, yakni terbatasnya wadah untuk belajar dan berkarya untuk profesi developer serta engineer.

    Ia memang sempat menemukan komunitas online yang bergerak di bidang tersebut.

    Namun, jaraknya jauh dari desa tempat tinggalnya. Tak hanya itu, komunitas tersebut tidak terlalu aktif serta tidak ada sesi tatap mukanya.

    Setelah lulus kuliah, Wahyu berhadapan dengan  kekhawatiran serupa saat melihat teman-temannya sesama lulusan IT kesulitan mendapatkan kerja karena tak memiliki portofolio profesional.

    “Padahal mereka semua punya kualitas untuk menjadi engineer atau developer. Tetapi tidak ada wadah dan kesempatan untuk menunjukkannya,” kata Wahyu.

    Akhirnya, Wahyu mengambil langkah nyata. Ia membangun sebuah komunitas dan bootcamp untuk jadi wadah belajar serta berkarya bagi para lulusan juga orang yang tertarik pada bidang IT, bernama Ablecode.

    Lahirnya Ablecode, Bootcamp IT Pertama di Lombok Timur

    Apa peran Wahyu di Ablecode?

    Wahyu adalah pencetus dan CEO dari Ablecode, bootcamp dan komunitas developer pertama di Desa Paok Motong.

    Wahyu juga berperan sebagai mentor. Ia mengajar serta memberikan peluang bagi para lulusan IT mengerjakan project-project seperti membangun website. 

    Ablecode sudah meluluskan satu batch sejak dibentuk pada Januari 2023. Salah satu pesertanya pun telah mendapatkan pekerjaan sebagai web developer.

    Apa, sih, pengaruh dan inovasi Ablecode?

    Seperti yang telah disebutkan di atas, Wahyu ingin menyediakan wadah untuk para engineer dan developer di sekitarnya untuk unjuk kemampuan dan membangun portofolio profesional.

    “Ablecode didirikan sebagai  wadah bagi mereka untuk menunjukkan skills dan membangun portofolionya sendiri. Sehingga, mereka bisa memiliki pemahaman lebih baik seputar industri ini dan pekerjaannya,” ujar Wahyu.

    Tak hanya itu, Wahyu bertekad untuk mengubah cap buruk yang ada di desanya tentang karier di bidang teknologi.

    “IT dan teknologi bukanlah sesuatu yang digunakan untuk hal-hal buruk, melainkan suatu skill yang keren dan bermanfaat. Aku juga ingin membuktikan bahwa ada banyak kesempatan yang bisa didapatkan dari belajar skill programming,” tegas Wahyu.

    Ablecode bantu Wahyu lebih dekat dengan golnya

    Tentunya sebagai pendiri Ablecode, Wahyu belajar banyak.

    “Selama membangun dan jadi mentor di Ablecode, aku belajar cara manage orang-orang dengan beragam kepribadian. Aku juga belajar bagaimana menyatukan visi dan misi setiap orang di Ablecode,” kata Wahyu.

    Ia juga belajar bagaimana Ablecode membantunya selangkah lebih dekat pada tujuan kariernya, yaitu menjadi flutter developer expert dan membangun perusahaan teknologinya sendiri.

    © Wahyu T. Aziz

    Bagaimana Awal Perjalanan Wahyu?

    Tetap bergerak walau autodidak

    Seperti para lulusan IT dari kampusnya, Wahyu pun tidak memiliki wadah untuk belajar, mengembangkan skill, ataupun membangun portofolio.

    Padahal, ketertarikan pada bidang teknologi sudah muncul sejak SMK.

    Meski mendalami bidang otomotif, Wahyu lebih tertarik pada sistem serta software ketimbang pada mesin dan perangkat otomotifnya.

    Ia kemudian belajar tentang software dan programming secara mandiri.

    Pelajaran pertama Wahyu dapatkan dengan men-download berbagai macam soft coding dan dari materi yang ada di OpenDesa.

    “Sebelum mulai belajar di universitas, aku belajar bahasa pemrograman Java sendiri. Hal tersebut memberi aku kemampuan dasar,” pungkas Wahyu.

    Sayangnya, ilmu yang didapat tak bisa langsung dipraktikkan. 

    “Aku sudah belajar bahasa programming namun tidak tahu bagaimana menerapkannya,” jelas Wahyu.

    Semua ini Wahyu lakukan seorang diri. Wahyu yang sejak muda sudah  mandiri secara finansial harus bekerja keras agar bisa memenuhi biaya pendidikannya.

    Ia pun harus bekerja untuk melengkapi peralatan yang ia butuhkan sebagai software engineer.

    Proyek-proyek yang bantu Wahyu bangun portofolio

    Project yang dikerjakan pertama kali adalah tempatnginap.com. Website tersebut berhasil membantu  200 pengguna untuk menemukan  tempat tinggal atau kos di Lombok Timur. 

    Jadi ia tak cuma belajar lebih dalam soal programming dan software engineering pada project ini.

    Saat kuliah, Wahyu pun aktif mengembangkan komunitas software engineer dan developer bernama Berugak IT Lombok. 

    Dari komunitas tersebut, Wahyu dan kawan-kawannya berkesempatan untuk mengerjakan proyek LADES (Lapak Desa), program kerja sama dengan pemerintah daerah. 

    LADES diluncurkan untuk membantu masyarakat membeli sembako hingga sayur-mayur secara online

    Berkat proyek tersebut, Wahyu bisa membiayai kuliahnya hingga lulus.

    Namun bagi Wahyu, project-project tersebut bukan tentang uang yang ia dapatkan, tapi lebih pada  pelajaran dan ilmu yang membantunya berkembang.

    “Pada awalnya, aku mengerjakan project tersebut tidak memikirkan tentang uang. Aku fokus pada hal apa yang bisa dipelajari dari project yang dikerjakan,” tegas Wahyu.

    Apa yang ia pelajari pun berdampak pada kemampuan dan kariernya saat ini.

    “Aku rasa, ketika membuat kesalahan dalam coding, hal tersebut justru membuat skill dan level aku semakin meningkat,” kata Wahyu.

    © Glints

    Tantangan Besar jadi Software Engineer

    Sempat tertipu sebelum temukan lowongan tepercaya

    Wahyu mendapatkan pekerjaan engineer pertamanya melalui platform media sosial pada tahun 2019.

    Sayangnya, Wahyu harus menelan pil pahit karena selama tiga bulan bekerja, ia tak mendapatkan gaji.

    Dari situ, ia lebih berhati-hati lagi dalam mencari lowongan kerja. Setelah perjuangan panjang, Wahyu bertemu dengan lowongan software engineer yang ada di Glints.

    Awalnya Wahyu mencari “pekerjaan software engineering” melalui Google dan di halaman pertama pencarian, ia menemukan Glints.

    Setelah membuka halaman lowongan pekerjaan dari Glints, ia menemukan informasi lengkap serta detail seputar perusahaan dan deskripsi pekerjaan.

    Dari sana, ia mendapatkan pekerjaan pertamanya di perusahaan besar.

    “Glints memberikan job description yang jelas dan memberi update tentang progres lamaran pekerjaanku di suatu perusahaan,” jelas Wahyu.

    Banjir tawaran kerja

    Semenjak mendapat pekerjaan pertamanya di perusahaan besar, tawaran pekerjaan pun mulai berdatangan padanya.

    Bahkan, beberapa perusahaan menghubungi Wahyu secara langsung untuk menawari pekerjaan. 

    Dari banyaknya tawaran pekerjaan tersebut, Wahyu memilih yang cocok baginya.

    Berdasarkan pengalamannya, Wahyu melalui proses rekrutmen yang cepat.

    “Proses dapat kerja di Glints cepat banget. Untuk pekerjaan yang pertama saja, aku dapatnya seminggu setelah melamar. Terus di 2-3 pekerjaan selanjutnya, aku cuma nunggu 2-3 hari buat interview sampai diterima kerja,” ujar Wahyu.

    Tentunya, Wahyu pun berusaha keras dengan melamar pada setiap kesempatan yang ia lihat. Ia setiap harinya melamar 10 lowongan secara rutin.

    Wahyu mendapatkan banyak hal berharga dari perjalanan kariernya. Ia merasa bersyukur dapat belajar dan bekerja sama dengan profesional di bidang engineering.

    Selain itu, Wahyu juga menjadi tahu pentingnya portofolio saat melamar kerja supaya memiliki bargaining power ketika negosiasi gaji dengan perusahaan.

    Pesan Wahyu untukmu yang Lagi Merintis Karier

    Meski Wahyu saat ini sedang berada di jalan karier yang mulus, hal tersebut tidak membuatnya lupa akan asalnya.

    Wahyu sadar bahwa ada sesuatu yang harus ia berikan ke desanya.

    Hal tersebut yang mendorong Wahyu untuk membangun Ablecode dan menjadi orang pertama yang membantu orang-orang di desanya untuk mencapai tujuan karier mereka.

    Wahyu juga berpesan kepada kamu yang sedang menjajal karier baru atau fresh graduate untuk fokus pada belajar dan mengembangkan diri.

    Saat belajar suatu hal baru atau membuat portofolio, lakukan saja dulu. Jangan terlalu memikirkan kegagalan atau apa yang bisa didapatkan.” – Wahyu T. Aziz.

    Kesuksesan dan dampak positif yang Wahyu berikan ke orang-orang di desanya tak akan terjadi tanpa tekadnya untuk melakukan perubahan.

    Yuk, kenalan lebih jauh sama Wahyu dengan mengikuti akun Instagram @wahyutaqdirulaziz dan @ablecode_.

    Kamu juga, lho, bisa melakukan hal-hal tersebut bersama Glints, lho. Bagaimana caranya?

    Mudah, kok! Cukup mulai dengan cek ragam lowongan kerja di Glints, lalu lamar pekerjaan yang sesuai minatmu.

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 15

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait