Pernah Kena PHK, Bilang atau Tidak, ya, ke Rekruter?

Diperbarui 04 Apr 2024 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Pernah kena PHK bukanlah hal yang menyenangkan. Akan lebih sulit lagi untuk mengakuinya kepada rekruter saat interview pekerjaan baru.

    Nah, apabila kamu menghadapi kondisi demikian, bingung harus jujur atau tidak, apa yang sebaiknya dilakukan?

    Glints punya jawabannya untuk kamu.

    Pernah Kena PHK, Sampaikan atau Tidak?

    © Freepik.com

    Pernah kena PHK ternyata bisa menjadi nilai lebih yang kamu miliki, seperti rekruter jadi tahu bagaimana cara kamu menghadapi hal tersebut.

    Oleh karenanya, bersumber dari Chron, sebaiknya jujur saja kalau telah mengalami PHK, jika ditanya kenapa meninggalkan pekerjaan sebelumnya.

    Karena, meski kamu tidak jujur, cepat atau lambat, rekruter akan tahu tentang kabar kamu di-PHK.

    Rasa curiga dan khawatir bisa saja muncul karena seseorang yang tidak jujur terhadap alasan pemecatannya.

    Lalu dianggap kamu kena PHK karena melakukan tindakan yang kurang baik. Lebih lanjut, dengan berbohong maka akan memengaruhi reputasimu di kantor.

    Kamu bisa saja kehilangan kesempatan diterima karena hal tersebut. 

    Sampaikan penyebab kamu kena PHK

    Tentu akan berbeda hasilnya jika kamu telah jujur dari awal alasan kamu meninggalkan perusahaan sebelumnya. 

    Bukan hanya karena masalah performa, beberapa situasi memang memaksa perusahaan untuk melakukan PHK.

    Contohnya, ada perubahan bisnis, restrukturisasi perusahaan yang disebabkan pandemi COVID-19.

    Oleh karenanya, menyampaikan bahwa pernah kena PHK karena alasan tersebut bukanlah menjadi masalah.

    Meski begitu, jika alasanmu terkena PHK adalah karena performa, maka kamu tetap perlu menyampaikannya.

    Dengan ini, maka rekruter akan melihat itikad baik darimu untuk memperbaiki kesalahan.

    Baca Juga: Katakan Ini Saat Ditanya “Apa Ada Pertanyaan?” di Akhir Interview

    Cara Menyampaikan kepada Rekruter

    pertanyaan interview orang yang sulit diajak kerja sama

    © Freepik.com

    1. Sampaikan dengan singkat

    Bersumber dari QZ, kamu cukup menyampaikan dengan singkat bahwa kamu mengalami mengalami PHK ketika ditanya mengenai alasan berhenti dari perusahaan lama.

    Tak perlu bertele-tele jika memang belum ditanyakan hal lainnya. Jika jawabanmu penuh alasan dan penjelasan tak penting, justru akan membuatmu terkesan defensif. 

    2. Sampaikan nilai lebih yang kamu lakukan selama bekerja

    Setelah memberitahu alasan bahwa kamu pernah kena PHK, maka kamu dapat menyampaikan nilai lebih yang kamu lakukan selama bekerja jika terdapat pertanyaan lebih lanjut.

    Hal ini dapat menjadi bukti bahwa kamu memiliki kinerja yang baik dan menunjukkan alasanmu di-PHK adalah karena perubahan kebijakan perusahaan.

    3. Sampaikan apa kegiatanmu setelah PHK

    Selanjutnya menurut The Balance, kamu dapat menyampaikan berbagai hal yang kamu lakukan untuk mengisi keseharian.

    Jika kamu di-PHK karena masalah performa, hal ini justru menjadi nilai lebih sebagai bukti bahwa kamu berkomitmen untuk lebih baik.

    4. Hindari menjelek-jelekan perusahaan sebelumnya

    Salah satu hal yang cukup sering dilakukan setelah kena PHK adalah menyebarkan hal buruk tentang peusahaan sebelumnya.

    Padahal, hal ini dapat menjadi catatan tersendiri bagi rekruter.

    Kamu dapat dianggap tidak dapat menerima keadaan dan berpotensi menjelek-jelekan perusahaan baru jika hal tersebut terulang.

    Baca Juga: Ingin Sukses Wawancara? Kenali Dulu 5 Tipe Interviewer Berikut Ini

    Nah, itulah beberapa hal yang perlu kamu ketahui jika kamu pernah kena PHK dan galau untuk menyampaikanna pada rekruter.

    Kalau kamu mengalami nasib serupa dan mencari kesempatan baru, kamu bisa melamar berbagai lowongan yang tersedia di marketplace lowongan kerja Glints.

    Di sana, terdapat beragam pekerjaan yang sudah menunggu kamu, lho. Yuk, cek lowongannya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait