Menjadi Pendengar yang Baik Berpengaruh pada Kariermu, Lho!

Diperbarui 01 Feb 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Bukan rahasia lagi bahwa menjadi pendengar yang baik jauh lebih sulit dari menjadi pembicara yang istimewa.

    Keadaan semakin parah karena kemunculan teknologi.

    Dengan adanya teknologi, semakin sedikit orang yang ingin mendengarkan percakapan langsung.

    Pada kenyataannya, manusia memiliki kelebihan secara biologis: kemampuan mendengar mereka tiga kali lebih cepat ketimbang berbicara.

    Itu berarti manusia memiliki kapasitas berlebih di otak untuk mendengarkan suatu hal, entah itu yang disengaja atau pun tidak.

    Menjadi pendengar yang baik sebenarnya memberikan banyak keuntungan.

    Dalam buku berjudul How to Win Friends and Influence People, Dale Carnegie mengatakan bahwa mampu mendengarkan dengan baik itu perlu.

    Dengan bersikap demikian, kamu memiliki kesempatan untuk sukses jauh lebih besar.

    Ingin sukses di tempat kerja karena hal tersebut? Tenang. Kami memiliki beberapa hal yang bisa membantumu lewat beberapa tips di bawah.

    Baca Juga: Cara Komunikasi yang Efektif di Dunia Kerja

    1. Fokus pada setiap pembicaraan

    menjadi pendengar yang baik

    © Pexels.com

    Fokus menjadi hal utama agar kamu dapat menjadi pendengar yang baik.

    Kamu perlu membuat orang lain merasa kehadirannya dibutuhkan.

    Dorong setiap kegiatan yang membutuhkan banyak ide.

    Di sana, hadirlah dan tunjukkan bahwa kamu bisa fokus sekaligus menjadi orang yang solutif.

    Untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar fokus, lakukan beberapa hal berikut.

    Letakkan ponsel, berhenti mengirim pesan, dan tutup buku catatan.

    Jika duduk di belakang meja, di mana mungkin tergoda untuk melakukan banyak tugas, tutup laptopmu terlebih dahulu dan pindahkan kertas ke samping.

    Ini memberi tahu orang lain bahwa kamu siap untuk mendengarkan.

    2. Tunjukkan postur dan ekspresi terbaik

    Menurut beberapa ahli, mendengarkan bisa dilakukan tanpa memperlihatkan ekspresi wajah, contohnya seperti mengangguk atau tersenyum.

    Mereka tidak menyinggung bahwa menjadi pendengar yang baik adalah orang yang diam.

    Mereka mengatakan bahwa ekspresi wajah untuk mendengarkan dengan baik tampak seperti mengatakan, “Saya mendengarkan.”

    Seringkali, ketika mendengarkan seseorang, ada kecenderungan alami untuk bereaksi secara fisik terhadap apa yang ia katakan.

    Bisa jadi kamu mengerutkan alis atau tersenyum di sana-sini.

    Meskipun kamu mungkin berpikir itu menunjukkan minat pada percakapan, semua aktivitas ini sebenarnya mengganggu orang tersebut.

    3. Tunggu lawan bicara diam untuk berbicara

    © Pexels.com

    Gangguan saat berbicara datang dalam berbagai bentuk.

    Kamu dapat menyela percakapan orang lain untuk menyetujui atau mendorong pembicara dan menantangnya secara lisan untuk menyatakan ketidaksetujuan.

    Kamu juga bisa mencoba untuk menunjukkan empati dengan melemparkan sesekali, “Oh, aku paham betul bagaimana perasaanmu.”

    Ditunjukkan baik atau tidak, gangguan membuat komunikasi yang efektif menjadi tidak mungkin.

    Sebagai gantinya, untuk menjadi pendengar yang baik, selalu berusaha bicara saat lawan bicara sudah menyampaikan argumen.

    Selain itu, usahakan untuk selalu memberikan waktu bicara kepada orang lain tanpa gangguan.

    Baca Juga: 5 Penghambat Komunikasi di Kantor yang Bisa Kurangi Kualitas Kerja

    4. Ringkas apa yang dikatakan

    Setiap individu memiliki cara untuk menyampaikan pendapat yang berbeda.

    Ada yang cenderung untuk selalu berusaha, ada yang cenderung memotong pendapatnya dalam sesi yang berbeda.

    Selalu pikirkan itu apabila kamu berusaha untuk menjadi pendengar yang baik. Untuk mempermudahnya, selalu buat ringkasan atas apa yang dikatakan.

    Membuat ringkasan dapat memperbaiki pemahaman setiap pendengar.

    Tak hanya itu, dengan membuat ringkasan, pendengar juga dapat menambahkan perspektif baru atau setidaknya mengetahui apa pokok dari ucapan pembicara.

    Inilah yang penting dalam komunikasi, di mana pendengar dan pembicara saling memahami.

    5. Ulangi pembicaraan dan berikan kepastian

    menjadi pendengar yang baik

    © Pexels.com

    Untuk menjadi pendengar yang baik, kamu perlu membuat sesi validasi.

    Sesi ini bisa dilakukan setelah mendengarkan semua yang diucapkan oleh lawan bicara.

    Setelahnya, kamu dapat menanyakan beberapa hal untuk memastikan bahwa apa kamu mendengar semua pembicaraan dengan benar.

    Beberapa contoh untuk menjadi pendengar yang baik adalah seperti: “Jadi yang saya katakan adalah …, apakah itu benar?”, atau “Apakah saya ketinggalan atau salah menafsirkan sesuatu?”.

    Dengan bersikap demikian, kamutidak hanya akan membuat percakapan menjadi jernih, tetapi juga menunjukkan kepada pembicara bahwa kamu benar-benar menyimaknya.

    6. Jujur tentang keterbatasanmu

    Jika terburu-buru atau merasa sangat lelah dan stres, beri tahu orang yang mengajak bicara.

    Jika kamu sudah lama mendengarkan dan pikiran, istirahat mungkin diperlukan.

    Pendengar yang baik tak melulu mendengarkan, tapi juga mengatakan semua yang apa dirasakan dengan jujur.

    Untuk menjadi pendengar yang baik, kamu perlu jujur dan melanjutkan percakapan di lain waktu.

    Percayalah bahwa lawan bicara akan tahu apabila kamu mencoba memalsukan perhatian.

    Pendengar yang baik pasti akan memberikan waktu secara utuh untuk lawan bicaranya.

    Baca Juga: Cara Memulai Percakapan di Acara Kantor

    Menjadi pendengar yang baik sangat penting di dunia kerja.

    Dengan bersikap demikian, kamu kelak akan mendapatkan manfaat yang tak sedikit.

    Selain menjadi pendengar yang baik, masih banyak hal lainnya yang dapat membantumu tingkatkan karier.

    Glints sudah siapkan kumpulan artikelnya, lho. Yuk, temukan selengkapnya di sini!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait