Lebih Produktif dengan Pencahayaan Terbaik untuk Ruang Kerja di Rumah

Diperbarui 15 Mar 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Di tengah pandemi COVID-19, kamu menghabiskan banyak waktu di rumah, bahkan untuk bekerja. Pemilihan pencahayaan yang tepat untuk ruang kerja di rumah ternyata berdampak baik, lho.

    Mulai dari menjaga fokus saat WFH, meningkatkan produktivitas, dan menjaga kesehatan fisik serta mental.

    Jika memang benar begitu, pencahayaan seperti apa yang paling optimal? Apakah ada lampu tertentu yang bisa meningkatkan produktivitas?

    Tidak perlu bingung, karena Glints sudah menyiapkan penjelasan mengenai jenis-jenis pencahayaan terbaik yang bisa kamu pilih untuk ruang kerja di rumah. 

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Pencahayaan Terbaik untuk Ruang Kerja

    1. Lampu LED

    pencahayaan ruang kerja di rumah

    © Freepik.com

    Jenis pencahayaan pertama yang bisa kamu gunakan untuk ruang kerja adalah lampu LED. 

    Menurut Energy Star, LED merupakan singkatan dari light emitting diode. Sinar yang diproduksi oleh lampu ini dipercaya 90% lebih efektif dari bohlam biasa. 

    Baik itu lampu ruangan, lampu meja, atau lampu dinding, kamu bisa menggunakan bohlam jenis LED untuk menjadi pusat penerangan.

    Dilansir dari Forbes, disarankan untuk menggunakan lampu dengan tone yang cold, bukan warm.

    Tak hanya itu, tingkat keterangan lampu di pagi hari juga disarankan lebih tinggi, guna meningkatkan produktivitas kerja.

    Kalau takut lampu ruang kerja terlalu terang, tenang saja.

    Sekarang ini sudah banyak lampu LED yang bisa diatur tingkat keterangannya.

    Bahkan, tidak sedikit juga lampu smart LED yang memungkinkan kamu untuk mengatur temperatur warna (cold atau warm) dan juga tingkat keterangan langsung dari gadget-mu.

    Maka dari itu, lampu LED adalah salah satu pilihan terbaik untuk pencahayaan ruang kerja di rumahmu.

    Baca Juga: Warna Cat Ruang Kerja yang Cocok untuk WFH

    2. Lampu halogen

    © Freepik.com

    Jenis pencahayaan kedua untuk ruang kerja di rumahmu adalah lampu halogen.

    Tingkat kecerahan dari lampu halogen bisa dibilang cukup tinggi, kurang lebih sama dengan lampu LED.

    Meskipun begitu, lampu halogen memang cenderung menjadi lebih panas jika digunakan dalam kurun waktu yang cukup lama.

    Dilansir dari Lightology, hal ini dikarenakan lampu halogen juga menggunakan daya yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan LED.

    Maka dari itu, lampu halogen sebaiknya dipasang menggunakan penutup lampu seperti kaca, kawat dan material lainnya.

    Dengan tingkat kecerahan yang tinggi, bekerja di rumah pun lebih mudah karena kamu jadi lebih melek dari biasanya.

    Baca Juga: Masih WFH? Ini 4 Tips untuk Mengatur Meja Kerjamu

    3. Cahaya alami

    © Freepik.com

    Jenis pencahayaan yang terakhir adalah cahaya alami, yang bisa dengan mudah kamu masukkan ke dalam ruang kerja di rumah.

    Kamu hanya perlu mengoptimalkan pembukaan jendela dan memosisikan meja kerja di tempat yang tepat.

    Meskipun jenis-jenis lampu di atas cukup terang untuk digunakan bekerja, beberapa ahli mengatakan bahwa pencahayaan terbaik untuk bekerja adalah cahaya alami dari matahari.

    Sebuah riset dari National Sleep Foundation yang dipublikasikan di Sleep Health Journal menunjukkan bahwa pekerja yang terkena cahaya alami di siang hari lebih mudah mendapatkan tidur yang berkualitas.

    Seperti yang sudah diketahui, tidur yang berkualitas dan cukup dapat memengaruhi performa kerja keesokan harinya. 

    Alasan utamanya adalah karena sinar matahari dapat membantu tubuh mengatur jam tidur biologisnya.

    Baca Juga: Mudah Menyelesaikan Pekerjaan Rumah saat WFH dengan 7 Tips Berikut

    Itu dia jenis-jenis pencahayaan yang bisa kamu pilih untuk menerangi ruang kerja di rumah selama WFH ini.

    Ingin mendapatkan tips lain yang bisa membuat WFH-mu tetap nyaman dan produktif? Kamu bisa berlangganan newsletter blog dari Glints.

    Hanya perlu mendaftarkan email saja, kamu sudah bisa mendapatkan tips-tips menarik langsung di kotak masukmu!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait