5 Tips untuk Membuat Micro Content yang Efektif di Media Sosial

Tayang 26 Jun 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Dewasa ini, pegiat content marketing sedang berlomba untuk membuat micro content yang dapat menggaet perhatian audiens.

    Konsep konten mikro yang dianggap jitu untuk menyaring minat user membuat aspek pemasaran tersebut menjadi prioritas.

    Sayangnya, cara perusahaan memanfaatkan micro content dirasa belum maksimal, dalam arti penempatan dan bentuknya masih belum cukup baik.

    Lalu, bagaimana sih sebenarnya cara menciptakan konten mikro yang efektif untuk keperluan marketing? Yuk, simak penjelasannya yang telah Glints rangkum di artikel berikut ini.

    Baca Juga: Menyusun Strategi Social Media Marketing yang Tepat dan Efektif

    5 Tips Membuat Micro Content yang Ampuh

    1. Micro content harus singkat

    membuat micro content

    © Unsplash.com

    Menyadur Semrush, ketika membuat micro content, marketer perlu ingat bahwa semakin singkat isinya maka semakin baik fungsinya untuk keperluan pemasaran.

    Mungkin, pemasar tidak akan menemukan masalah untuk tips ini ketika mereka sedang memuat micro content di Twitter karena jumlah karakter huruf yang dibatasi.

    Namun, permasalahan ini umum ditemukan pada micro content yang telah diciptakan pada Facebook atau Linkedin.

    Postingan yang lebih panjang cenderung sulit untuk menangkap perhatian audiens karena konten seakan tidak melibatkan aktivitas mereka.

    Sekarang ini, audiens enggan membaca konten yang terlalu panjang dan jika informasi yang diberikan sudah lengkap, audiens merasa bahwa interaksi dari mereka tak lagi dibutuhkan.

    Oleh karena itu, konten mikro harus ringkas dan langsung menggambarkan isi konten utama yang akan dipublikasikan.

    Selain itu, permasalahan yang kerap ditemukan adalah penggunaan hashtag yang dirasa terlalu berlebihan. 

    Idealnya, marketer harus mencoba untuk mengurangi jumlah tagar agar tidak lebih dari dua. Intinya, yang diinginkan audiens adalah isi post, bukan tagar perusahaan yang secara gamblang ditujukan untuk keperluan marketing.

    2. Konten jenaka lebih disukai

    membuat micro content

    © Freepik.com

    Setelah mengetahui bahwa pengguna media sosial wajib membuat micro content yang singkat, konten berbentuk image atau video dirasa lebih efektif untuk menarik minat audiens.

    Akan tetapi, menurut Agorapulse, jenis video atau gambar yang jenaka cenderung lebih digemari oleh para user.

    Nah, maka dari itu, bentuk micro content yang satu ini sedang hangat-hangatnya dipergunakan oleh perusahaan juga publik untuk promosi konten di media sosial.

    Contohnya adalah GIF atau video singkat berbau meme yang menjadi prioritas marketer ketika sedang membuat micro content di Twitter atau IG Story.

    Baca Juga: Ini Dia 5 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Meningkatkan Strategi Content Marketing

    3. Listicles

    membuat micro content

    © Pexels.com

    Jika marketer ingin membuat artikel, melansir Brafton, baiknya tulisan yang mereka muat berbentuk listicles.

    Selain itu, listicles yang dibuat juga tidak perlu panjang-panjang, yang penting pesan dalam artikel dapat dikemas dengan baik.

    Marketer sebaiknya dapat menjelaskan poin yang lebih beragam daripada kompetitor agar perusahaan bisa maju satu langkah di hadapan pesaing.

    Dengan listicles, promosi yang akan dibentuk dalam media sosial pun jadi lebih ringkas dan mudah karena poin dari konten lebih runut dari artikel panjang.

    4. Sesuaikan format micro content untuk smartphone

    membuat micro content

    © Unsplash.com

    Ketika membuat micro content di media sosial, terkadang marketer lupa bahwa kebanyakan audiens kini menikmati konten dari layar smartphone mereka.

    Maka dari itu, menurut Linchpinseo, setelah micro content rampung, baiknya penanggung jawab menyesuaikan format konten untuk layar handphone.

    Meski dirasa tidak terlalu penting, pengaruh format sebenarnya cukup besar untuk pengalaman pengguna.

    5. Infografis

    membuat micro content

    © Freepik.com

    Tips terakhir untuk membuat micro content yang baik adalah untuk mengubah gambar dan video biasa menjadi infografis.

    Infografis dewasa ini sudah mudah untuk dicerna oleh para audiens, khususnya dengan tren data visualization yang sedang booming.

    Yang pasti, infografis perlu dibuat seringkas mungkin tanpa penempatan warna yang terlalu mencolok.

    Baca Juga: Mengenal Hashtag, Salah Satu Cara Dapatkan Konsumen Baru di Media Sosial

    Demikian pemaparan Glints mengenai tips membuat micro content yang efektif di media sosial.

    Intinya, marketer harus selalu ingat dengan kebutuhan customer mereka. Di sisi lain, mereka juga harus selalu mengikuti tren agar konten bisa laris di media sosial.

    Nah, agar makin jago sebagai pemasar konten, kamu bisa ikut Glints ExpertClass. Di sana, ada ragam pilihan kelas yang bisa membantumu mengembangkan diri dan skill.

    Kelas-kelasnya dipandu oleh profesional berpengalaman, sehingga kamu bisa dapat banyak ilmu penting untuk kariermu.

    Menarik, kan? Yuk, cek kelasnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait