6 Cara Mengetahui Kamu Kerja Keras atau Kerja Berlebihan
Isi Artikel
Sejak belajar di Sekolah Dasar, istilah ‘banting tulang’ atau bekerja keras sudah sering didengarkan anak-anak. Bukan cuma dari ujaran sehari-hari orang yang lebih tua, kadang cerita atau dongeng juga menggunakan istilah tadi untuk menggambarkan kebiasaan kerja keras. Padahal, tidak selamanya bekerja itu harus sampai kehabisan tenaga atau tanpa kenal waktu. Masalahnya konstruksi yang dibangun buat menggambarkan kerja yang berhasil adalah harus kerja keras.
Buat kamu sendiri, definisi kerja keras yang dilakukan selama ini seperti apa? Karena kamu harus bisa membedakan keadaan di mana porsi usahamu termasuk kerja keras atau sudah kerja yang berlebihan. Supaya kamu bisa dapat gambaran bedanya kerja keras dan kerja belebihan, ada beberapa cara untuk mengetahuinya. Kali ini saya akan bahas 6 di antara banyak cara untuk mengidentifkasi kamu sudah termasuk kerja berlebihan atau masih dalam batas kerja keras.
1. Kesempatan baru yang berdatangan
Secara natural, kerja keras kamu akan membawa pada tawaran baru yang biasanya juga lebih baik. Promosi jabatan, field trip, dan training di luar kota/negeri adalah beberapa bentuk kesempatan yang hanya bisa datang dari kegigihan kerja keras seseorang. Kadang kesempatan juga datang dalam wujud tantangan kerja yang semakin tinggi seiring promosi yang diberikan pimpinan. Mungkin kamu akan bingung karena hal itu justru membuat kamu harus bekerja lebih konsisten dan cerdas, tapi begitulah proses menuju sukses.
Tanda lain kalau kamu bekerja keras dengan bijak bukan menyiksa badan dan mental berlebihan adalah, datangnya tawaran baru dari perusahaan lain. Nama baik dan hasil kerja kerasmu dilihat oleh banyak orang, sampai rekomendasi untuk mengajak kamu bergabung di perusahaan lain bisa muncul tanpa kamu duga. Tapi kalau kamu kerja berlebihan tanpa ada arah atau tujuan yang jelas, belum tentu kesempatan atau tawaran demikian akan datang pada kamu.
2. Makin banyak kritik
Semakin tinggi pohon, semakin kencang pula anginnya. Ungkapan lama ini masih terbukti terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Kritik yang kamu dapat adalah salah satu penanda kalau kamu semakin sukses dengan segala kerja keras yang dilakukan. Setiap orang yang memberi kritik punya kekesalan atau protes yang sebenarnya lebih banyak ditujukan pada diri sendiri, namun karena ada orang lain yang hasil kerja kerasnya sudah berbuah hasil maka ada kesempatan untuk melemparkan kritik tersebut ke kamu yang sudah sukses.
Tapi tidak semua kritik perlu didengar atau dipikirkan terlalu lama. Jauh lebih penting untuk kamu terus memberikan performa terbaik karena klien dan partner bisnismu menanti hasil terbaik lainnya.
You will never reach your destination if you stop and throw stone at every dogs that bark. – Winston Churchill
3. Keuangan yang meningkat
Kondisi keuanganmu seharusnya mengalami perubahan seiring kerja keras yang kamu lakukan selama ini. Meskipun belum signifikan, tapi peningkatan itu sewajarnya ada. Performa yang baik sepanjang tahun tentu memungkinkan kamu mendapat nilai evaluasi yang meningkat juga, hal ini akan berdampak pada kenaikan gaji saat appraisal. Begitu pun kalau kamu mencapai target individu atau tim, bonus dari perusahaan akan mengalir ke rekeningmu. Berbeda dengan kerja berlebihan yang sia-sia, uang tidak akan jadi imbalan yang kamu rasa sebanding dengan usahamu karena terlalu banyak hal yang dikorbankan demi pekerjaan.
4. Apa kabar dengan hubungan kamu dengan orang terdekat?
Saya sempat berada di fase lupa rumah karena terlalu sibuk dan dipenuhi dengan berbagai deadline. Alhasil 3 bulan saya habiskan di Jakarta untuk bekerja tanpa sempat pulang ke rumah di Bandung yang cuma butuh 3 jam perjalanan saja. Sekarang saya mulai sadar, cara kerja yang terlalu berlebihan akan mengancam hubungan dengan orang-orang terdekat. Berapa kali dalam seminggu kamu menyempatkan diri untuk menelfon atau makan malam dengan orang tua di rumah? Kapan terakhir kali bisa janjian hang out akhir pekan dengan teman-teman?
Kerja keras yang cerdas tidak seharusnya mengganggu hubungan kamu dengan orang-orang di lingkungan terdekat. Sukses sekalipun tidak akan lengkap kalau kamu hidup sendiri tapi bersosialisasi dengan orang di sekitar. Oleh karena itu, punya timeline kerja yang jelas akan membantu kamu menemukan waktu luang untuk sekedar makan malam bersama teman dekat di tengah kerja keras mengejar target bulanan.
5. Dampak pada kesehatan
Kerja keras identik dengan lembur, tapi kalau sampai jam tidur tidak cukup, dan selalu terlambat untuk mengkonsumsi makan ini adalah pertanda kamu sudah bekerja secara berlebihan. Bayangkan kalau kamu hanya tidur 3 jam dan harus kembali menerobos kemacetan untuk hadir di meeting kemudian mempresentasikan hasil kerja keras (atau berlebihan) selama ini. Wajah yang sudah lusuh karena kurang istirahat tidak akan membuat kamu lebih nyaman dan percaya diri untuk ada di depan partner dan tim kerja.
Belum lagi dampak serius pada kesehatan kalau kamu sampai lupa minum air putih padahal harus duduk berjam-jam di depan meja. Jika kamu sampai jatuh sakit dan harus meninggalkan pekerjaan dalam waktu lama, semua usaha yang sudah dilakukan akan sia-sia karena kamu sendiri tidak bisa menikmati hasilnya. Kehidupan kerja yang seimbang jauh lebih penting dibanding bekerja siang malam tanpa berhenti. Jadi, bagaimana kesehatanmu saat ini?
6. Pekerjaan yang tidak pernah “komplit”
Ada saja orang yang merasa butuh waktu lebih dari 24 jam sehari dan 5 hari kerja seminggu untuk menyelesaikan pekerjaannya. Rasanya tidak ingin pulang ke rumah sebelum semua pekerjaan terselesaikan. Padahal, sepanjang kamu masih bekerja tentu tugas dari pimpinan akan terus mengalir tanpa henti. Orang yang bisa mengatur pola kerja kerasnya tidak akan memaksakan diri untuk menguasai semua pekerjaan. Pekerjaan utamanya adalah bagian yang paling layak diperjuangkan, baru bisa membantu pekerjaan orang lain yang masih berhubungan dengan timnya.
Bukan berarti tidak mau membantu rekan, tapi kebiasaan untuk mengurusi pekerjaan orang lain adalah salah satu faktor yang membuat kamu tidak pernah merasa komplit dan berhasil menyelesaikan pekerjaan. Situasi seperti ini membuat kamu bekerja berlebihan, bukan kerja keras yang fokus dan didukung sifat giat bekerja. Kemampuan kamu untuk memanfaatkan 8-9 jam kerja sehari akan mendukung kerja keras yang dilakukan sehingga berbuah hasil yang terlihat.
Kamu juga dapat menemukan tips-tips lain untuk meningkatkan kemampuan kamu dalam mengembangkan karier dan usaha di Blog Glints. Signup di Glints.id dan temukan berbagai kesempatan bekerja seperti internship, part-time, full-time.