10 Kebiasaan Buruk saat Investasi Saham yang Perlu Dihindari

Diperbarui 15 Des 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Meski telah melakukan investasi saham dalam waktu cukup lama, ternyata ada berbagai kebiasaan buruk yang seringkali dilakukan tanpa sadar.

    Kebiasaan-kebiasaan ini akan berdampak negatif pada portofolio sahammu. Jika kamu tidak segera menyadari dan memperbaikinya, bisa saja kamu malah mengalami kerugian investasi.

    Apa saja kebiasaan-kebiasaan yang memberi pengaruh negatif pada investasi sahammu? Yuk, cari tahu selengkapnya!

    Baca Juga: Ingin Berinvestasi secara Syariah? Kenali Saham Syariah Beserta Prospeknya

    1. Tidak memiliki perencanaan finansial yang baik

    Kebiasaan buruk saat investasi saham menurut Insider dimulai dari perencanaan finansial yang buruk.

    Padahal, perencanaan finansial merupakan langkah awal yang harus dilakukan sebelum memulai investasi.

    Itulah sebabnya, banyak ahli investasi menyarankan untuk membenahi rencana keuangan terlebih dahulu sebelum mulai terjun ke dunia investasi.

    Setidaknya, pastikan dana untuk investasimu tidak mengganggu dana darurat dan tabunganmu yang lain.

    2. Terlalu mengandalkan emosi saat berinvestasi

    Kebiasaan buruk lainnya yang sering terjadi saat investasi saham adalah terlalu mengandalkan emosi.

    Jerry Chafkin, kepala investasi AssetMark di California, Amerika Serikat, mengatakan kepada US News bahwa perilaku investor hampir sama dengan seorang pengemudi yang tidak sabar saat terjebak dalam kemacetan.

    Pepatah “rumput tetangga lebih hijau” juga berlaku pada investasi.

    Ketika investor melihat kelas aset tertentu mengungguli portofolio mereka secara keseluruhan, mereka sering kali ingin menyimpang dari rencana mereka.

    Chafkin memperingatkan agar tidak membiarkan emosi, seperti ketakutan, keserakahan, atau terlalu percaya diri untuk mengambil alih kemudi.

    Terutama, jika kamu menerima berita jangka pendek mengenai saham yang kamu investasikan.

    3. Herd behaviour

    Herd behaviour merupakan kebiasaan buruk lain yang perlu kamu hindari saat melakukan investasi saham.

    Disebut juga sebagai herd instinct, kebiasaan ini menurut Investopedia mengacu pada fenomena di mana investor mengikuti apa yang menurut anggapannya dilakukan oleh investor lain, dibandingkan mempercayai analisisnya sendiri.

    Dengan kata lain, herd behaviour adalah perilaku mengambil keputusan investasi dengan membeli saham yang sedang banyak dibeli orang lain.

    Meskipun, saham tersebut belum diketahui reputasinya.

    Untuk menghindari perilaku seperti ini, kamu perlu berhati-hati dan memastikan kondisi saham yang akan dibeli sebelum memutuskan untuk berinvestasi.

    4. Menggunakan dana pinjaman

    Seperti yang disebutkan sebelumnya, perencanaan finansial yang buruk dapat mempengaruhi berbagai kebiasaan lain saat melakukan investasi saham.

    Ini termasuk menggunakan dana pinjaman untuk berinvestasi.

    Banyak orang yang beranggapan bahwa berinvestasi saham adalah cara yang cepat untuk mendapatkan untung yang besar.

    Sehingga, tak jarang banyak investor yang menggunakan dana pinjaman untuk berinvestasi.

    Tentu saja, ini adalah cara yang salah untuk berinvestasi. Dana pinjaman tidak seharusnya digunakan untuk investasi.

    Itulah sebabnya perencanaan finansial yang baik sangat penting sebelum kamu memutuskan berinvestasi.

    5. Membeli pada harga yang tinggi, menjual pada harga yang rendah

    © Freepik.com

    Buying high and selling low adalah kebiasaan buruk lain yang perlu kamu hindari saat investasi saham. Terutama, jika pasar saham sedang mengalami goncangan.

    Ketika pasar jatuh, beberapa investor melihatnya sebagai isyarat untuk menjual saham mereka.

    Akibatnya, beberapa mungkin malah mengalami kerugian.Sebaliknya, ketika pasar terangkat lagi, mereka justru membeli lebih banyak saham.

    Umumnya, membeli dan mempertahankan investasi bisa menjadi taktik yang lebih baik, memberi aset waktu untuk pulih dan mengatasi badai.

    Alih-alih membeli tinggi dan menjual rendah, kamu harus memiliki mindset untuk membeli saham di harga yang rendah dan menjualnya di harga yang tinggi.

    Baca Juga: Hindari Keputusan Investasi yang Salah, Lakukan Analisis dengan Moving Average

    6. Tidak mau melakukan diversifikasi saham

    Hal lain yang menjadi kebiasaan buruk saat berinvestasi saham adalah tidak mau melakukan diversifikasi.

    Perlu diketahui dengan melakukan diversifikasi saham pada portofoliomu akan meminimalisir risiko kerugian.

    Misalkan, salah satu performa sahammu sedang anjlok karena perusahaannya sedang mengalami kasus.

    Jika kamu melakukan diversifikasi, kerugianmu tidak akan terlalu besar karena performa saham lainnya bisa jadi meningkat.

    Sehingga, selalu sebarkan investasi sahammu di berbagai sektor industri, ya.

    7. Tidak punya rencana jangka panjang

    Tidak memiliki rencana jangka panjang juga dapat menjadi kebiasaan buruk saat investasi saham.

    Adanya rencana dapat mencegahmu melakukan pembelian saham secara impulsif dan membuat keputusan yang tidak bijak.

    Apabila tak memiliki rencana jangka panjang, kamu sulit untuk fokus melakukan investasi dan mudah terombang-ambing.

    Tentu, hal tersebut justru membuat investasimu membawa kerugian, bukan keuntungan.

    8. Tidak memiliki literasi finansial yang baik

    Kamu pun perlu memiliki literasi finansial yang baik jika tidak ingin mengalami kerugian saat berinvestasi saham.

    Hal ini karena performa saham sangat berkaitan dengan reputasi perusahaannya, menurut Harvard Business Review.

    Sehingga, kamu perlu tetap up-to-date dengan berita dan tren finansial yang sedang terjadi.

    Dengan begitu, kamu bisa mencapai kesuksesan saat melakukan investasi saham.

    9. Terlalu bergantung pada performa sebelumnya

    Canstar mengatakan salah satu kebiasaan buruk saat investasi saham adalah terlalu bergantung pada performa sebelumnya.

    Memang, kamu akan lebih mudah tertarik membeli suatu saham ketika mengetahui nilainya terus meningkat dari waktu ke waktu.

    Meski begitu, perlu kamu ketahui bahwa performa di masa lalu bukan menjadi indikator yang bisa diandalkan untuk mengetahui performa saham di masa depan.

    Sehingga, penting bagimu untuk meriset sebuah perusahaan secara menyeluruh sebelum membeli sahamnya.

    10. Mengecek performa saham terlalu sering

    Kebiasaan buruk lain yang perlu kamu hindari saat melakukan investasi saham adalah mengecek performanya terlalu sering.

    Perlu kamu ketahui bahwa harga saham bisa naik dan turun dengan cepat.

    Sehingga, jika terlalu sering mengecek performa sahammu, kamu akan rentan membuat keputusan secara emosional ketika mengetahui harganya sedang naik atau turun.

    Apabila kamu selalu bereaksi terhadap pergerakan harga di pasar, hal tersebut akan membuatmu merasa stres saat berinvestasi.

    Kamu pun akan rentan membuat keputusan yang tidak bijak, yang berisiko membuatmu mengalami kerugian.

    Baca Juga: Hati-hati Sebelum Membeli Saham, Pahami Dulu Kondisi Overbought

    Berinvestasi saham memiliki berbagai risiko tersendiri. Untuk itu, kamu perlu mempersiapkan diri sebelum mulai berinvestasi.

    Kamu juga harus banyak mengikuti berita mengenai saham dan berdiskusi dengan sesama investor supaya bisa mendapatkan ilmu-ilmunya.

    Untuk mendapatkan ilmu seputar investasi atau keuangan, kamu bisa baca kumpulan artikel yang sudah Glints siapkan untuk kamu. Tertarik?

    Yuk, klik di sini sekarang untuk baca kumpulan artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait