Full stack developer adalah profesional yang bertugas membangun dan mengelola website perusahaan, mulai dari sisi front-end hingga back-end. Karena tugasnya yang kompleks, gaji full stack developer pun dapat dikatakan cukup tinggi.
Lalu, apa sebenarnya tugas seorang full stack developer? Keterampilan apa yang dibutuhkan untuk menjadi posisi ini?
Langsung saja, simak pembahasa Glints mengenai apa itu full stack developer, tugas, skill yang dibutuhkan, hingga kisaran gajinya, dalam artikel di bawah ini!
Apa Itu Full Stack Developer?
Tugas Full Stack Developer
Karena bekerja selayaknya dua peran, full stack developer memiliki tanggung jawab pekerjaan yang lebih banyak.
Berikut tugas-tugas yang umumnya dilakukan oleh orang di posisi ini.
1. Membangun aplikasi atau situs
Tanggung jawab utama posisi ini adalah merancang dan membuat aplikasi atau situs secara keseluruhan.
Biasanya, kerja mereka dimulai dari desain kasar atau prototipe yang dibuat oleh UX Designer dan UI Designer.
Setelah desain dibuat, mereka akan mulai merancang penampilan aplikasi atau situs.
Apabila penampilan dirasa sudah memenuhi apa yang diinginkan, mereka akan melanjutkannya dengan membangun mesin atau server side.
2. Memastikan aplikasi atau situs bekerja dengan optimal
Selain melakukan perancangan dan membangun aplikasi atau situs secara keseluruhan, orang yang duduk di posisi ini juga harus memastikan apa yang dibuatnya berjalan optimal.
Mereka tidak bisa beralasan tidak mampu membuat aplikasi atau situs hanya karena dibangun oleh satu orang.
Membangun aplikasi atau situs tidak hanya sekadar memastikan agar saat digunakan tidak lambat.
Secara khusus, mereka juga harus memastikan agar aplikasi atau situs yang dibangun mampu bekerja sesuai apa yang diinstruksikan oleh pengguna.
Selain itu, produk yang dihasilkan juga harus tampil responsif saat digunakan di medium yang berbeda.
3. Terlibat dalam rencana pembuatan
Jangan ada anggapan bahwa full stack developer hanya bekerja apabila ada permintaan terkait pembuatan aplikasi atau situs saja.
Di beberapa perusahaan, posisi ini juga dilibatkan dalam perencanaan karena mereka tahu seberapa besar bobot pembuatan sebuah aplikasi atau situs.
Dengan terlibat dalam rencana pembuatan, mereka akan memberikan saran bagi tim produk atau desain untuk mempertimbangkan banyak hal.
Beberapa di antaranya adalah soal fitur yang tidak penting karena akan mengganggu performa hingga penarikan data yang berjumlah besar.
4. Merancang dan membangun API
Karena bertanggung jawab atas server side, profesi ini pun dituntut untuk mengetahui dasar-dasar API atau application programming interface.
Banyak di antara mereka yang bahkan dituntut untuk dapat merancang dan membangun API.
API adalah solusi perangkat lunak untuk interaksi tanpa antara beberapa aplikasi. Mereka dibuat dengan tujuan membantu developer berinteraksi dengan aplikasi mereka dengan cara yang lebih efisien.
Skill Full Stack Developer

© Pexels
Pekerjaan ini terbilang berat dibandingkan developer lain.
Banyaknya tuntutan terhadap mereka membuat orang yang akan duduk di posisi ini wajib memahami dan mengerti banyak hal. Hal itu termasuk dengan yang berkaitan dengan teknis atau yang lain.
Berikut beberapa tugas dasar dari full stack developer yang dirangkum dari Skill Crush:
1. Menguasai bahasa pemrograman
Seseorang yang ingin bekerja di posisi ini perlu menguasai beberapa teknologi yang kerap jadi fokus posisi front end seperti, HTML5, CSS3, dan JavaScript.
Oleh beberapa perusahaan, ketiganya bahkan menjadi syarat wajib.
HTML dan CSS adalah salah satu ilmu dasar yang penting untuk dimiliki oleh orang yang akan duduk di bidang ini.
Pasalnya, dua ilmu tersebut adalah dasar untuk dapat menciptakan penampilan sebuah aplikasi atau situs.
Begitu pula dengan JavaScript yang merupakan bahasa terpopuler di internet dan tidak hanya digunakan pada front end tetapi juga back end.
Tak heran, bahasa pemrograman ini jadi penting bagi orang yang ingin duduk di posisi ini.
2. Memahami peran back end
Tidak hanya tampilan depan saja yang harus dipahami.
Untuk menjadi seorang full stack developer, dibutuhkan kemampuan dan keahlian di bidang back end, terutama bahasa pemrograman yang akan sering digunakan.
Terdapat beberapa jenis bahasa pemrograman yang biasa digunakan untuk back end, seperti PHP, Python, Ruby, dan lain-lain.
PHP adalah bahas skrip yang umumnya digunakan dalam pengembangan web dari sisi server.
Ada lagi Python yang merupakan bahasa pemrograman yang juga populer dan menjadi syarat utama dari beberapa perusahaan.
Python diwajibkan karena menggunakan sintaks yang sederhana dan dapat digunakan untuk banyak fungsi.
3. Pengetahuan tentang database
Setiap aplikasi atau situs membutuhkan database untuk melakukan penyimpanan data.
Seorang full stack developer diharuskan untuk memiliki setidaknya satu atau dua kemampuan mengelola database.
Saat ini, beberapa perangkat lunak yang lazim digunakan adalah:
- SQL
- MongoDB
- Redis
- Oracle
- SQLServer
MongoDB biasa digunakan, meski terkadang beberapa perusahaan lebih memilih SQL karena dapat digunakan untuk skala besar.
Cara Menjadi Full Stack Developer
Jika tertarik menjadi full stack developer, berikut cara yang bisa kamu ikuti agar dapat memulai karier sebagai posisi ini.
Punya latar belakang pendidikan yang relevan
Agar dapat memulai karier sebagai posisi ini, memiliki gelar pendidikan minimal S1 di bidang Teknik Informatika, Ilmu Komputer, atau bidang terkait bisa menjadi awal yang penting bagimu.
Latar belakang yang relevan akan meyakinkan perusahaan bahwa kamu memiliki pemahaman yang kuat mengenai konsep-konsep pemrograman yang diperlukan.
Nah, meskipun gelar S2 Teknik Informatika atau Ilmu Komputer tidak diwajibkan, tetapi memiliki gelar lanjutan akan meningkatkan daya saing kamu di mata perekrut.
Menguasai lebih dari satu bahasa pemrograman
Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang full stack developer adalah kemampuan untuk menguasai lebih dari satu bahasa pemrograman.
Untuk sisi back-end, perusahaan sering mencari kandidat yang menguasai bahasa pemrograman seperti C#, Python, dan Java.
Sedangkan untuk front-end, keterampilan dalam menggunakan HTML, CSS, dan JavaScript sangat penting.
Menguasai bahasa pemrograman yang digunakan di kedua sisi ini akan membuat kamu lebih fleksibel dan berharga bagi perusahaan.
Pengalaman kerja
Selain pendidikan yang relevan, perusahaan umumnya mencari kandidat dengan pengalaman kerja di bidang pemrograman.
Namun jika kamu masih berkuliah atau belum memiliki pengalaman kerja, mengikuti bootcamp pemrograman atau magang bisa menjadi langkah awal dalam mengumpulkan pengalaman di industri ini.
Banyak bootcamp dan program magang, seperti Kampus Merdeka, membantumu mengasah skill praktis dan memberi kesempatan untuk bekerja langsung dengan teknologi yang digunakan di dunia nyata.
Poin plusnya, program ini juga memiliki koneksi dengan perusahaan yang membuka lowongan untuk lulusan mereka.
Dengan mengikuti program ini, peluangmu untuk memasuki dunia kerja sebagai full stack developer pun semakin lebar.
Gaji Full Stack Developer
Jika tertarik menjadi seorang full stack developer, kamu perlu tahu besaran gaji yang diperoleh profesi ini.
Hal ini agar kamu bisa memiliki gambaran berapa penghasilanmu serta menjadi bekal ketika ditanya ekspektasi gaji.
Berdasarkan riset yang Glints lakukan, rata-rata gaji full stack developer di tingkat entry level adalah Rp2.000.000 – Rp6.000.000 per bulan.
Namun besaran gaji ini bisa jadi lebih besar atau lebih kecil, tergantung pada lokasi perusahaan, UMR daerah, dan pengalaman yang kamu miliki.
Demikian informasi seputar full stack developer yang harus kamu pahami.
Tertarik memulai karier sebagai full stack developer? Yuk, cari lowongannya di aplikasi Glints!
Di aplikas Glints, kamu bisa menggunakan fitur-fitur menarik untuk menemukan loker full stack developer yang paling cocok, misalnya fitur untuk menyaring:
- lowongan kerja full time, part time, freelance, hingga magang
- lowongan kerja untuk yang berpengalaman kurang dari 1 tahun atau belum punya pengalaman kerja sama sekali
Tunggu apa lagi? Segera instal dan temukan lowongan terbarunya sekarang!
DOWNLOAD APP GLINTS