Discoverability: Prinsip yang Buat Rancangan Desainmu Mudah untuk Digunakan

Diperbarui 16 Sep 2023 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Dalam UX design, discoverability adalah salah satu aspek terpenting yang wajib diketahui desainer.

    Prinsip ini perlu diterapkan dalam setiap desain yang dirancang UX designer untuk aplikasi maupun situs web.

    Pasalnya, tanpa aspek discoverability, desain akan membuat audiens kesulitan untuk mengakses aplikasi secara menyeluruh.

    Nah, memangnya, apa yang dimaksud dengan discoverability? Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menerapkannya dalam rancangan desain? 

    Tenang, Glints sudah rangkum serba-serbinya khusus untuk kamu. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

    Baca Juga: Pentingnya Prinsip Gestalt untuk Desain UX yang Menarik dan Fungsional

    Apa Itu Discoverability?

    discoverability adalah

    © Unsplash.com

    Dalam konteks design, discoverability adalah tingkat kemudahan bagi pengguna untuk menemukan semua elemen dan fitur dalam rancangan desain baru.

    Prinsip ini merupakan salah satu pertimbangan penting ketika desainer merancang desain UI dan UX untuk hardware, software, hingga situs web.

    Pasalnya, kemudahan pengguna untuk mengakses dan mengeksplor desain adalah tujuan yang mendasar dalam dunia UX, seperti diungkapkan Tech Target.

    Selain itu, elemen discoverability yang baik juga sangat penting untuk diterapkan dalam sistem seperti aplikasi atau situs web.

    Sebab, kemampuan pengguna untuk menemukan sesuatu yang mereka butuhkan akan memengaruhi durasi mereka untuk menyelesaikan tugas dalam sistem tersebut.

    Discoverability sendiri merupakan salah satu komponen dari learnability, tolok ukur mengenai seberapa mudah pengguna dapat menemukan, mengakses dan memanfaatkan komponen dari sebuah sistem. 

    Di sisi lain, learnability dianggap sebagai elemen dalam usability, yang merupakan penilaian potensi produk untuk mencapai kebutuhan pengguna.

    Dalam beberapa konteks lain, discoverability memiliki makna yang cukup berbeda.

    Sebagai contoh, dalam komunikasi seluler, ia mengacu pada kapasitas perangkat untuk dideteksi oleh perangkat lain.

    Sementara, dalam lingkup compliance, discoverability adalah kemampuan data untuk bisa ditemukan dan disimpan sehingga dapat diakses oleh pihak berwenang.

    Cara Menerapkan Prinsip Discoverability dalam Desain

    discoverability adalah

    © Pexels.com

    Seperti yang sudah Glints paparkan, discoverability adalah sebuah prinsip yang perannya krusial bagi kesuksesan desain.

    Pasalnya, ia akan mendikte kemudahan pengguna dalam menemukan dan menggunakan fitur dalam desain yang dirancang.

    Meskipun demikian, menempatkan elemen ini dalam rancangan desain bukanlah perkara yang mudah.

    Sebab, pengguna hanya ingin memanfaatkan aplikasi. Mereka pada umumnya tak ingin mencari fitur baru.

    Maka dari itu, fitur-fitur dan komponen baru dalam desain yang tidak memiliki unsur discoverability akan sulit untuk ditemukan, seperti disebutkan Zivtech.

    Nah, agar upaya perancanganmu bisa berjalan lancar, berikut Glints jelaskan beberapa cara untuk menempatkan discoverability dalam desain. Dicatat, ya!

    1. Desain UI yang familiar

    Menurut laman XD Adobe, salah satu cara paling jitu untuk tingkatkan discoverability desain adalah dengan merancang UI yang familiar.

    Dewasa ini, banyak desainer yang ingin bereksperimen dan membuat rancangan desain dengan tampilan unik.

    Hasilnya, pengguna merasa bingung dan justru tak bisa menemukan fitur-fitur utama dalam aplikasi.

    Maka dari itu, memanfaatkan desain interface yang sudah ada dan terbukti berkualitas menjadi opsi yang lebih baik.

    Bila memang ingin bereksperimen, manfaatkan template desain tersebut dan perbaiki kekurangan yang ia miliki.

    Baca Juga: 4 Mindset Sederhana yang Wajib Dimiliki Para UX Designer

    2. Prioritaskan konten dan fitur utama

    Cara berikutnya untuk menerapkan discoverability dalam desain adalah dengan memprioritaskan konten dan fitur utama aplikasi.

    Hal ini bisa dilakukan dengan cara menempatkan fitur dalam elemen desain yang simpel dan mudah dilihat.

    Sebagai contoh, kamu bisa tempatkan opsi “Pembelian” pada tombol yang memiliki tone gelap dan dituliskan dengan font berwarna cerah.

    Dengan cara seperti ini, audiens dapat melihat konten serta fitur-fitur utama dengan lebih mudah.

    3. Kurangi visual clutter

    Melansir laman Interaction Design, mengurangi visual clutter adalah cara yang baik untuk tingkatkan discoverability dalam desain.

    Visual clutter umumnya merupakan elemen fungsional dan dekoratif yang justru bisa mencegah pengguna untuk berinteraksi dengan produk. 

    Elemen ini tidak hanya memperlambat pengguna, tetapi, juga membuat mereka lebih sulit untuk menemukan fitur-fitur penting.

    Maka dari itu, kamu bisa mulai mengurangi visual clutter dalam desain.

    Contoh-contohnya biasa hadir dalam bentuk elemen tambahan dengan warna yang terlalu cerah atau konten yang digabungkan secara sembarangan.

    4. Sediakan feedback visual

    Cara terakhir untuk tingkatkan discoverability dalam desain adalah dengan menyediakan visual feedback.

    Visual feedback mengacu pada respons yang akan diperoleh pengguna setelah mereka melakukan interaksi dalam desain.

    Misalnya, saat mereka mengarahkan mouse ke link di situs web, pengguna akan melihat respons visua di mana link tersebut berubah warna. 

    Perubahan visual kecil ini penting karena ia mampu meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan dan menghilangkan rasa ketidakpastian.

    Manfaat Discoverability dalam Desain

    discoverability adalah

    © Freepik.com

    Setelah membaca definisi dan cara menerapkannya, jelas bahwa discoverability adalah prinsip yang penting dalam dunia UX design.

    Sebab, ia akan memudahkan pengguna untuk mengeksplor dan menggunakan desain dalam aplikasi.

    Meskipun demikian, bukan itu saja manfaat yang akan diraih bila menggunakan prinsip discoverability.

    Berikut adalah sejumlah manfaat lain yang ditawarkan oleh prinsip tersebut, sesuai pemaparan UX Planet.

    • Membuat desain tampak lebih interaktif.
    • Pengguna dapat menemukan konten dan fitur dengan lebih mudah.
    • Customer engagement meningkat secara drastis.
    • Cara jitu untuk gaet minat investor dan stakeholder.

    Baca Juga: Perkuat Identitas Brand Perusahaan dengan Membangun Design Language

    Itulah penjelasan Glints mengenai discoverability dan perannya dalam rancangan desain UX.

    Intinya, discoverability adalah prinsip yang mendikte kemudahan pengguna untuk menemukan fitur dan konten dalam desain.

    Ia bisa dikatakan sebagai salah satu elemen terpenting dalam desain. Maka dari itu, sebelum terjun ke dunia UX, pelajari prinsip tersebut sebaik mungkin, ya

    Nah, selain pemaparan di atas, kamu bisa simak berbagai informasi serupa pada kanal UX Design di Glints Blog.

    Di dalamnya, Glints sudah persiapkan banyak artikel ringkas seputar istilah dan tips desain UX hanya untuk kamu.

    Menarik bukan? Tunggu apa lagi? Yuk, baca kumpulan artikelnya sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait