Ini Dampaknya Kalau Kamu Sering Mengeluh di Kantor

Diperbarui 29 Mar 2022 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Mengeluh adalah hal yang wajar. Sifat itu adalah sifat alamiah manusia. Tapi, terus-menerus mengeluh pun tidak baik, apalagi jika keluhan itu isinya adalah tentang pekerjaan.

    Dalam sebuah tulisan di Forbes, diceritakan bahwa ada seseorang yang baru saja menerima pekerjaan. Pekerjaan itu terhitung baik, tapi ia selalu mengeluh karena ia menganggap bahwa perusahaan tempat ia bekerja terlalu otoriter dan terlalu keras. Ia pun memutuskan untuk curhat, dan Sarah, teman kerjanya, menjadi tempat curhatnya.

    Awalnya, hubungannya dengan Sarah berjalan lancar. Sampai suatu ketika, saat ia mengeluh kepada Sarah soal pekerjaan dan perusahaannya, Sarah mengatakan ini, “Oh, Tuhan, kamu kok ngeluh terus. sih? Jujur deh, itu bikin gue jadi ga semangat kerja, tahu”. Ucapan itu bagaikan tamparan keras di wajah orang tersebut, dan menyadarkannya akan sesuatu.

    Ya, orang itu akhirnya sadar bahwa terus mengeluh itu tidak baik. Memang, dalam situasi kerja di zaman milenial ini, rasa marah dan kesal akan pekerjaan yang dijalani selalu ada. Sebuah studi yang dilakukan Gallup menunjukkan bahwa hanya 13% saja, dari total seluruh pekerja di dunia, yang merasa senang bekerja di perusahaannya sekarang. Ruang untuk kecewa kepada perusahaan selalu ada.

    Namun, jika kamu terus-menerus mengeluh tentang pekerjaan dan perusahaan tempatmu bekerja, berhati-hatilah. Sebab, ada beberapa hal yang mungkin terjadi jika kamu terus mengeluh. Berikut adalah beberapa di antaranya:

    Dampak Sering Mengeluh di Kantor

    Dampak Sering Mengeluh di Kantor

    © Freepik.com

    1. Kamu akan dianggap tidak produktif

    Bagaimana mungkin kamu bisa produktif bekerja kalau pekerjaanmu sehari-hari terus mengeluh? Jika kamu terus menampilkan kesedihan kamu saat bekerja, orang akan menganggap bahwa kamu hanya punya energi dan waktu untuk mengeluh, tanpa memikirkan tanggung jawab yang harus kamu lakukan selaku karyawan sebuah perusahaan.

    Karena, sebenarnya waktu yang kamu habiskan saat kamu mengeluh, mungkin cukup untuk memikirkan banyak hal. Misalnya, solusi terhadap masalah yang terjadi di perusahaan, atau solusi terhadap masalah kerja yang sedang kamu alami. Beralihlah ke hal-hal yang sifatnya lebih substantif, daripada terus mengeluh perihal sesuatu yang sebenarnya tidak penting.

    2. Jadi bahan omongan orang lain

    Saat kamu dengan berani mengeluh soal perusahaan, maka orang akan berpikir dan berasumsi: apakah kamu juga mengeluh soal mereka? Kamu akan dianggap sosok yang tidak punya empati dan terlalu kritis. Kamu akan dianggap sebagai sosok yang sulit untuk didekati oleh orang.

    Jangan tampilkan persona diri kamu yang seperti itu. Kuncinya ya, jangan banyak mengeluh, karena saat kamu melakukan itu, akan muncul kesan bahwa hanya kamu saja yang sempurna, sedangkan orang lain banyak cacatnya. Tidak enak, bukan?

    3. Sulit dipercaya orang

    Jika kamu terus mengeluh, dan sudah kadung dikenal sebagai si pengeluh, maka kamu akan jadi orang yang tidak dipercaya. Dalam sebuah rapat, bisa jadi pendapatmu soal masalah di perusahaan tidak akan didengar, karena kredibilitasmu sudah tercoreng sebagai si pengeluh.

    Saat kamu berpendapat, maka orang akan berpikir bahwa, “Ah, jangan dengarkan pendapatnya. Mungkin saja pendapatnya itu tidak bagus, negatif, dan cuma dari satu sisi saja,”. Padahal, mungkin, idemu itu bagus untuk perusahaan. Tampilkan persona yang bagus, maka idemu akan didengar. Kuncinya, ya, jangan banyak mengeluh.

    4. Dianggap sulit menerima perubahan

    Perubahan dalam perusahaan akan selalu terjadi, bergantung pada target dari perusahaan itu sendiri. Perubahan ini, tentunya, harus dijalankan oleh semua karyawan, tanpa kecuali. Nah, jika kamu dikenal sebagai seorang yang pengeluh, maka akan ada efek lain yang kamu terima.

    Jika kamu dianggap sebagai sosok pengeluh, maka orang akan menganggap kamu tidak bisa menerima perubahan. Lalu, kelak jika kamu mengeluhkan soal perubahan ini, maka hal itu akan semakin menegaskan pandangan mereka. Maka, janganlah mengeluh, dan terima perubahan yang ada di perusahaan kamu. Adaptasi cepat harus dilakukan, kecuali jika kamu memang suka mengeluh dan keras kepala.

    5. Dianggap sebagai sosok yang tidak bertanggung jawab

    Sosok yang pengeluh, lazimnya, akan menyalahkan orang lain atas kesalahan yang mereka buat. Hal ini tentu tidak baik, karena jika memang kamu berbuat salah, seharusnya kamu jantan dan mengakui kesalahan tersebut. Dalam pekerjaan, hal serupa juga berlaku.

    Semakin tinggi posisi yang kamu dapat di sebuah perusahaan, maka akan semakin besar tanggung jawab yang kamu emban. Jika kamu gemar mengeluh, maka kamu akan dianggap sosok yang tidak bertanggung jawab. Tentunya hal itu akan membuat kamu susah naik posisi di perusahaan, karena orang sudah kadung mengganggap kamu lepas tangan dari masalah.

    6. Susah mendapatkan teman

    Seringnya, ketika kamu mengeluh, pesan tersirat yang ingin disampaikan adalah kamu mencoba mencari dukungan. Kamu ingin orang-orang mendukung pendapatmu. Ayolah, itu buruk bagi kesehatan orang lain yang mendengarkan pendapatmu itu.

    Lebih parahnya lagi, orang-orang akan berpikir dua kali sebelum mereka mau bicara denganmu. Dampaknya, dalam setiap proyek kerja, maka kamu akan dijauhi karena kamu dianggap tidak bisa berpikir jernih. Karena kamu adalah si tukang mengeluh, yang selalu memaksakan pendapat.

    Itu adalah dampak-dampak yang bisa kamu dapat jika kamu kebanyakan mengeluh di kantor. Mengeluh, sebenarnya bisa jadi sebuah perekat tersendiri di kantor, terutama jika kamu dan rekan kerjamu memiliki masalah yang sama. Dengan sama-sama mengeluh, maka kalian akan semakin dekat.

    Tapi, tak selamanya mengeluh itu baik, loh, karena tanpa sadar kamu sudah memaparkan hal negatif pada orang-orang. Lalu, tentunya, yang harus kamu ingat adalah bukan hanya kamu saja yang punya masalah. Orang lain, rekan kerja kamu, mungkin memiliki masalah lebih besar, namun mereka pandai menutupinya.

    Bagaimana? Ingin menjadi pekerja yang banyak mengeluh atau pekerja keras? Jangan lupa sign up ke Glints agar kamu bisa memulai karir sebagai karyawan yang cerdas!

    • Forbes
    • Gallup

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait