Tips Memulai Karier sebagai Reporter

Diperbarui 04 Agu 2021 - Dibaca 14 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah kamu menonton berita di televisi dan berpikir bagaimana, ya, cara menjadi seorang reporter?

    Setiap harinya, para reporter selalu berusaha membawakan berita dari lapangan untuk pemirsa di rumah dalam situasi apa pun.

    Meski tergolong sebuah pekerjaan yang cukup menantang dan berisiko, peminat profesi ini ternyata tak pernah surut.

    Nah, dalam artikel ini, saya akan memaparkan tentang serba-serbi profesi reporter dan tips-tips bagi kalian yang ingin berkarier di bidang jurnalistik.

    Baca Juga: Suka Dunia Jurnalistik? Meniti Karier Sebagai Reporter, Yuk!

    Apa Itu Reporter?

    cara menjadi reporter

    © Pexels.com

    Menurut KBBI, reporter diartikan sebagai seseorang yang pekerjaannya melaporkan berita, laporan, dan sebagainya.

    Sementara, berdasarkan Cambridge Dictionary, terminologi reporter diartikan sebagai seseorang yang bertugas untuk mencari informasi mengenai berita dan mendeskripsikannya untuk koran, majalah, radio, atau televisi.

    Seringnya, kita mendengar reporter di dunia TV berita sebagai seseorang yang bertugas melakukan peliputan berita (news gathering) di lapangan dan kemudian melaporkannya kepada publik melalui live report di TV, padahal pengertian reporter jauh lebih luas dari itu.

    Seorang reporter bisa juga memberitakan sebuah peristiwa dalam bentuk tulisan untuk media cetak atau situs berita di media online, maupun secara lisan, bila laporannya disampaikan melalui media elektronik seperti radio.

    Singkatnya, reporter adalah wartawan. Namun, wartawan belum tentu bertugas sebagai reporter.

    Seorang wartawan bisa jadi sudah duduk di ruang redaksi sebagai editor, redaktur, produser, korlip (koordinator liputan), ataupun dalam struktur organisasi di perusahaan media masing-masing.

    Dikutip dari FEB UI, nilai berita merupakan patokan seorang reporter untuk menilai apakah suatu peristiwa layak untuk diberitakan atau tidak.

    Reporter diibaratkan seperti spons yang menyerap kejadian yang ia dengar, lihat, dan rasakan di lokasi peristiwa dan melaporkannya  melalui media masing-masing. Jika medianya TV, tentu akan berbentuk visual dan narasi.

    Penting bagi seorang reporter untuk mampu menyampaikan data, berita, dan juga rasa sehingga bisa mengajak penonton di rumah turut merasakan keadaan yang sebenarnya dari sebuah peristiwa.

    Perbedaan Reporter, Wartawan, dan Jurnalis

    cara menjadi reporter

    © Freepik.com

    Sejauh yang saya pahami, secara terminologi bahasa, wartawan dan jurnalis sebetulnya memiliki arti yang sama. Hanya saja, jurnalis merupakan kata serapan dari bahasa Inggris journalist dengan arti yang sama.

    Selain itu, reporter cenderung didefinisikan sebagai orang yang melaporkan langsung dan turun ke lapangan guna meliput suatu peristiwa dan mengirimkannya ke kantor berita untuk diolah oleh redaksi.

    Seperti yang saya katakan sebelumnya, reporter adalah wartawan. Namun, wartawan belum tentu bertugas sebagai reporter. Banyak istilah jabatan atau tugas yang diemban dalam profesi kewartawanan, seperti reporter, editor, redaktur, pemred (pemimpin redaksi), produser, dan lain sebagainya, tapi semuanya tetap merupakan bagian dari profesi wartawan.

    Jenjang Karier Reporter

    jenjang karier reporter

    © Freepik.com

    Di Kompas TV sendiri, sejauh yang bisa saya pahami, biasanya reporter di divisi News Gathering (peliputan berita) bisa mengemban tugas lain, atau biasa dipahami sebagai “naik tingkat” ke beberapa jabatan yaitu korlip, korda atau korlip daerah, produser, dan presenter.

    Untuk presenter, biasanya seorang reporter Kompas TV yang sudah “naik tingkat” menjadi presenter tetap akan mengemban tugas menjadi seorang reporter.

    Jadi, tugasnya dua, seperti yang saya lakukan sekarang. Dalam lima hari kerja, ada waktunya saya bekerja membawakan berita di studio sebagai presenter, ada juga kalanya saya ke lapangan untuk meliput.

    Nah, cara kerja korlip dan korda agak sedikit berbeda dibanding ketika menjadi reporter.

    Bila seorang reporter sudah duduk di kursi korlip atau korda, maka sudah tidak ada lagi menerima penugasan liputan ke lapangan.

    Akan tetapi, ada beberapa orang yang mengemban tugas sebagai korlip atau korda dan presenter sekaligus. 

    Korlip memiliki banyak tugas, di antaranya mengatur jadwal dan spot peliputan tim (reporter) di lapangan serta memperbarui informasi update hasil peliputan untuk nantinya digunakan di ruang redaksi oleh produser. 

    Korda pun memiliki tugas yang serupa tapi lebih khusus, yaitu mengkoordinasi tim di daerah-daerah.

    Biasanya ketika meliput atau turun ke lapangan, reporter dapat dianalogikan sedang belanja bahan makanan, yaitu berita.

    Nah, produser bertugas “memasak” bahan makanan yaitu berita  yang sudah reporter “belanjakan” atau kumpulkan.

    Di redaksi berita TV, ada visual dan naskah berita yang nantinya diolah oleh produser dengan bantuan rekan-rekan redaksi lain seperti editor, ahli bahasa, dan lain-lain.

    Persiapan untuk Menjadi Reporter

    cara menjadi reporter

    © Freepik.com

    1. Jurusan

    Langkah awal sebagai cara untuk menjadi reporter tentu biasanya harus menempuh pendidikan tinggi terlebih dahulu.

    Latar belakang jurusan kuliah tidak terlalu masalah jika kamu berminat menjadi reporter. Namun, memang banyak ilmu dalam profesi ini yang ada di jurusan jurnalistik dan komunikasi.

    Rosianna Silalahi dan Aiman Witjaksono merupakan contoh wartawan senior yang sukses meskipun tak memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik. Jadi, jangan berkecil hati jika kamu bukan lulusan jurnalistik atau komunikasi.

    2. Media yang dituju

    Sebagai seorang calon reporter, kamu bebas melamar ke media mana pun yang kamu sukai.

    Sekarang ini, banyak media untuk memulai karier sebagai reporter. Kamu bisa berkarier di media elektronik maupun cetak. Bahkan, radio pun bisa menjadi salah satu pilihanmu, yang penting sesuai dengan minatmu.

    3. Portofolio dan CV

    Tidak ada hal khusus yang wajib kamu sertakan di CV maupun cara yang berbeda dari profesi lain untuk menjadi seorang reporter.

    Akan tetapi, apabila kamu pernah punya pengalaman menulis, hal itu bisa disertakan sebagai portofolio.

    Selain itu, pengalaman organisasi yang berkaitan dengan media, karya video, dan pengalaman lain yang terkait pun baik untuk dicantumkan untuk memberi nilai tambah saat melamar pekerjaan sebagai reporter.

    4. Skill

    Jika kamu tidak memiliki skill khusus yang terkait dengan bidang jurnalistik, jangan khawatir.

    Ketika memulai karier sebagai reporter, kamu akan dilatih dan diperkaya dengan teori-teori jurnalistik dan media.

    Salah satu skill utama yang bisa diasah sedini mungkin adalah komunikasi, karena keterampilan ini adalah modal utama untuk wawancara dan menyampaikan berita.

    Seorang reporter harus tahu bagaimana caranya menyampaikan berita yang rumit sekalipun dengan efektif agar mudah dipahami semua orang.

    Skill lain yang harus dimiliki seorang reporter adalah kemampuan riset.

    Kemahiran seorang reporter dalam riset berperan penting agar ia dapat membawakan berita yang aktual dan faktual.

    5. Teknologi

    Seorang reporter disarankan menguasai teknologi apa pun yang dapat digunakannya untuk memaksimalkan proses pencarian dan riset berita.

    Jika tidak cakap dalam mengoptimalkan teknologi, kamu akan tertinggal dengan reporter lainnya yang mampu memaksimalkan penggunaan teknologi. 

    Karena sejatinya saat ini semua lini juga tengah beradaptasi dengan teknologi, dan bila dapat memanfaatkan teknologi dengan tepat, maka pekerjaan kita sebagai seorang jurnalis juga akan lebih efisien.

    Baca Juga: 5 Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja Reporter yang Wajib Diketahui

    Risiko Profesi Reporter

    risiko reporter

    © Pixabay.com

    Risiko yang harus dihadapi seorang reporter adalah tidak teraturnya jam kerja.

    Walau memiliki shift kerja yang jelas, terkadang kamu akan mendapat liputan mendadak jika memang terjadi sebuah peristiwa penting yang harus segera diliput.

    Kasarnya, seorang reporter harus selalu siap siaga kapan pun liputan memanggil. Siap diterbangkan ke mana pun, kapan pun, dan dalam kondisi apa pun.

    Selain itu, di waktu tertentu ada yang namanya breaking news dan bukan tidak mungkin reporter akan bekerja sangat dekat dengan situasi berbahaya, seperti di lokasi bencana alam.

    Tak jarang orang heran, “Yang lain menjauh, kenapa reporter malah mendekat, sih?”.

    Namun, perlu diingat bahwa nyawa merupakan hal utama yang harus dijaga, karena dikatakan oleh senior-senior saya bahwa tidak ada berita yang nilainya lebih tinggi dari sebuah nyawa.

    Dalam breaking news itu juga, kita harus siap dengan tekanan tinggi, karena semua tensi meningkat saat breaking news.

    Setiap detik bisa berharga dan risikonya kita harus siap mental menangani banyak hal dalam satu waktu bersamaan, tapi tetap dilakukan dengan cepat dan tepat.

    Tips untuk Menjadi Reporter yang Baik

    tips reporter yang baik

    © Freepik.com

    1. Ingat etika jurnalistik

    Cara untuk menjadi reporter yang baik tidak didasarkan oleh apa yang dilakukan, akan tetapi hasil karya jurnalistik yang dihasilkan.

    Selama ia menjalankan tugasnya sesuai dengan kaidah-kaidah kode etik jurnalistik, maka besar keyakinan saya bahwa orang tersebut akan bisa menjadi reporter yang baik.

    Di media berita televisi, salah satu kaidah yang patut dipegang teguh adalah P3SPS, yaitu Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran.

    Seorang reporter yang baik harus mampu membuat karya jurnalistik yang sesuai dengan kaidah kode etik jurnalistik sekaligus membawa manfaat tidak hanya pada dirinya tetapi juga pada masyarakat luas. Selain itu, berita yang disampaikan harus sesuai fakta dan data dengan meminimalkan masuknya opini pribadi dalam laporan.

    2. Empati

    Seorang reporter juga harus mampu mencerminkan apa yang dirasakan masyarakat dan memiliki empati dalam proses peliputan berita.

    Jangan sampai mengesampingkan perasaan orang lain seperti narasumber, demi mendapatkan berita yang menarik. Reporter harus tahu apa pertanyaan yang layak dan kapan waktu yang pantas untuk menanyakannya pada orang yang tepat.

    3. Terus belajar

    Selain kode etik dan empati, cara untuk menjadi reporter yang baik adalah dengan terus belajar.

    Kunci utama profesi ini adalah keingintahuan yang besar; penting bagi seorang reporter untuk banyak tahu dan mau tahu banyak selama kariernya.

    4. Memiliki ciri khas

    Ciri khas akan membedakan karya jurnalistik kita dengan reporter lain.

    Hal ini tidak menjamin kesuksesan, tapi bisa menjadi nilai tambah ketika kita mampu memaksimalkan poin yang satu ini dalam diri masing-masing. Penerapannya tentu harus tetap selaras dengan kode etik jurnalistik.

    Baca Juga: Catat Berbagai Teknik dan Skill yang Dibutuhkan dalam Reportase

    Demikian penjelasan saya seputar cara menjadi seorang reporter. Saya juga sudah pernah menjelaskan topik ini di Glints ExpertClass berjudul “How to Kickstart Your Career as a Journalist” pada Kamis, 30 Juli 2020 lalu.

    Kamu ketinggalan kelasnya? Tak perlu khawatir, karena masih ada trik-trik mengawali karier lainnya di kelas online Glints ExpertClass. Di sana, kamu bisa belajar dari banyak praktisi andal.

    Jangan sampai ketinggalan, ya. Klik link ini dan temukan kelas-kelasnya.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait