Benarkah Bear Market adalah Situasi yang Menyeramkan bagi Pegiat Investasi?

Tayang 07 Des 2020 - Dibaca 11 mnt

Isi Artikel

    Bagi para pegiat dunia investasi, bear market adalah sebuah istilah menyeramkan yang tidak ingin mereka temukan.

    Mengapa demikian? Pasalnya, bear market menggambarkan kondisi saham dalam pasar yang sedang turun drastis.

    Meskipun jarang terjadi, para investor dan stakeholder perlu menyiasati strategi guna menghadapi situasi seperti ini.

    Nah, kali ini, Glints akan merangkum serba-serbi bear market, mulai dari definisi hingga cara menghadapinya. Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.

    Baca Juga: Resmi Memasuki Resesi, 4 Pilihan Investasi ini Masih Menguntungkan, lho!

    Apa Itu Bear Market

    bear market adalah

    © Freepik.com

    Disadur dari laman Investopedia, bear market adalah sebuah situasi di mana pasar mengalami penurunan harga secara berkepanjangan.

    Biasanya, kondisi ini akan diumumkan bila harga sekuritas turun 20% dari angka tertingginya.

    Bear market biasa dikaitkan dengan penurunan saham dalam pasar atau indeks secara keseluruhan, seperti yang terjadi pada S&P 500 beberapa tahun silam.

    Akan tetapi, sekuritas dan komoditas individual juga dapat dianggap sebagai bagian dari bear market bila mereka mengalami penurunan sebesar 20% atau lebih dalam jangka waktu yang lama.

    Dengan hadirnya bear market, umumnya, resesi ekonomi akan menyusul sebagai dampak turunnya harga saham di pasar. 

    Hal merugikan seperti ini terjadi karena adanya sentimen negatif dari para investor serta rasa pesimis akan keadaan pasar yang telah menyebar.

    Perasaan ini umumnya timbul karena perkembangan ekonomi yang lamban atau bahkan stagnan.

    Ciri-ciri ekonomi lamban adalah tingkat employment yang rendah, angka disposable income yang menurun, kualitas produktivitas yang stagnan, serta profit bisnis yang menyusut.

    Sebagai tambahan, intervensi pemerintah pada pasar juga bisa menghambat perkembangan ekonomi.

    Kondisi bear market bisa bertahan selama beberapa minggu atau bahkan setahun.

    Namun, secular bear market dapat berlangsung selama sepuluh hingga dua puluh tahun. Kondisi secular bear market dicirikan dengan angka ROI yang di bawah rata-rata.

    Bear Vs. Bull Market

    bear market adalah

    © Freepik.com

    Bila bear market adalah sebuah kondisi merugikan di mana pasar mengalami penurunan harga saham, maka, bull market menggambarkan situasi yang berlawanan.

    Melansir Fool, bull market merupakan sebuah kondisi di mana pasar mengalami peningkatan stabil dalam harga saham.

    Umumnya, bull market didampingi oleh beberapa faktor, seperti tingkat kepercayaan diri customer yang tinggi, angka pengangguran yang kecil, serta adanya perkembangan ekonomi.

    Bila melihat beberapa teori investasi, bull market didefinisikan sebagai situasi saat harga saham meningkat sebesar 20% setelah mengalami penurunan selama bear market berlangsung.

    Definisi ini tidak paten seperti halnya bear market. Menurut beberapa pakar, bull market adalah sebuah hal yang perlu diantisipasi selama masa-masa terendah bear market.

    Sebagai contoh, S&P 500 mencapai titik terendah bear market pada bulan Maret 2009. 

    Nah, setelah itu, para pakar dengan segera menciptakan estimasi bahwa bull market telah dimulai, dan akan bertahan hingga awal 2020.

    Cara Berinvestasi selama Bear Market

    bear market adalah

    © Freepik.com

    Meskipun bear market adalah sebuah situasi yang merugikan, bukan berarti para investor tidak bisa berinvestasi selama kondisi tersebut berlangsung.

    Bila memang diperlukan, ada beberapa hal yang bisa disiasati investor agar bisa investasi mereka bisa sukses selama kondisi bear market.

    Kira-kira, apa saja, sih, yang bisa dilakukan investor ketika ingin berkegiatan di dalam bear market? Berikut adalah penjelasannya:

    Baca Juga: 5 Hal yang Bisa Kamu Lakukan Ketika Investasi Reksa Dana Turun

    1. Tetap tenang

    Menurut Business Insider, yang perlu dilakukan investor selama berkegiatan di bear market adalah untuk tetap tenang.

    Dalam masa-masa seperti ini, investor biasanya akan tergiur untuk menjual seluruh aset mereka dengan murah.

    Nah, jangan lakukan hal tersebut. Bila investor memang ingin mencairkan aset, mereka sebaiknya menjual 10% bagian saham mereka secara satu per satu.

    Jangan sampai saham terjual hanya karena rasa panik dan perencanaan yang tidak matang.

    2. Periksa nilai saham yang masih dijual

    Selama bear market berlangsung, strategi yang sebenarnya ampuh bagi para investor adalah untuk membeli saham dari perusahaan-perusahaan besar.

    Dalam kondisi seperti ini, biasanya, perusahaan besar akan memasuki masa depresi dan menjual saham mereka dengan harga yang rendah.

    Nah, belilah saham dari perusahaan-perusahaan seperti ini. Kelak, saat masa-masa bull market hadir, investor akan merasakan dampak baiknya saat harga saham kembali melonjak tinggi.

    3. Diversifikasi portofolio investasi

    Menurut laman Nerd Wallet, yang perlu dilakukan investor selama masa bear market adalah untuk memiliki diversifikasi portofolio investasi.

    Strategi ini bisa digunakan kapan pun, akan tetapi, dapat menjadi lebih efektif selama bear market berlangsung.

    Dengan diversifikasi portofolio, investor dapat mengurangi risiko merugikan dari beberapa saham yang tidak mengalami penurunan harga.

    Baca Juga: 5 Tips yang Harus Kamu Ketahui dalam Diversifikasi Portofolio Investasi

    Itu dia penjelasan singkat Glints terkait serba-serbi bear market yang perlu kamu ketahui.

    Intinya, bear market adalah sebuah kondisi di mana harga saham dalam pasar mengalami penurunan drastis.

    Kendati demikian, bukan berarti investor tidak bisa berkegiatan dalam kondisi ini. Bila mereka mampu menerapkan strategi yang baik, dijamin investor akan terhindar dari kerugian yang berarti.

    Nah, bagaimana denganmu? Apakah kamu akan berinvestasi selama pasar bertahan dalam kondisi bear market?

    Sebenarnya, masih ada beberapa informasi lainnya seputar investasi dan bisnis yang perlu kamu simak.

    Jika penasaran, kamu bisa segera berlangganan dengan newsletter blog Glints. Setelah berlangganan, berita dan tips mengenai business dan career development akan langsung dikirim ke inbox email kamu.

    Menarik bukan? Jadi, jangan sampai ketinggalan. Yuk, sign up di Glints sekarang. Gratis, lho!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 1 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait