Bad Debt: Pengertian, Bedanya dengan Good Debt, dan Contohnya

Diperbarui 23 Okt 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Bad debt adalah istilah yang digunakan untuk mengklasifikasi beberapa jenis utang.

    Dari namanya saja, kamu mungkin sudah bisa menebak bahwa bad debt merupakan jenis utang yang kurang baik.

    Namun, apakah yang dimaksud dengan utang yang kurang baik dan seperti apa contohnya?

    Jika ada bad debt, mungkinkah ada juga istilah good debt?

    Baca pembahasan Glints berikut ini untuk temukan jawabannya!

    Pengertian Bad Debt

    Dilansir dari Investopedia, bad debt adalah jenis utang yang diambil hanya untuk tujuan konsumsi atau membeli barang dengan depresiasi yang tinggi.

    Jenis utang yang satu ini tentu kurang direkomendasikan karena risikonya yang tinggi dan dapat mengarah pada gaya hidup konsumtif.

    Kebiasaan meminjam utang untuk memuaskan keinginan semata pasti dapat membahayakan keuanganmu nantinya.

    Selain risiko gagal bayar, kamu juga kemungkinan akan mengalami ketergantungan.

    Beberapa contoh utang dapat dengan mudah dikategorikan sebagai bad debt.

    Akan tetapi, beberapa contoh lainnya tidak bisa langsung dihakimi sebagai bad debt karena kondisi finansial pribadi setiap orang pasti berbeda.

    Baca Juga: 7 Strategi Menolak Teman Pinjam Uang agar Hubungan Tetap Erat

    Perbedaan Bad Debt dan Good Debt

    Sesuai namanya, good debt dan bad debt adalah dua hal yang jelas berbeda.

    Kebalikan dari bad debt, good debt adalah jenis utang yang diambil untuk investasi atau menghasilkan uang kembali.

    Sebagian besar tujuan dari good debt adalah memperbaiki kondisi keuangan dan mewujudkan kemudahan hidup yang lebih baik.

    Oleh karena itu, good debt dinilai sebagai utang yang positif dan lebih direkomendasikan dibandingkan bad debt.

    Contoh Bad Debt dan Good Debt

    Supaya lebih jelas lagi, beberapa contoh good debt dan bad debt adalah sebagai berikut.

    Contoh bad debt

    1. Utang kartu kredit

    Dilansir dari The Balance Money, kartu kredit sering kali dimanfaatkan untuk memenuhi keinginan dari pada memenuhi kebutuhan primer.

    Mulai dari baju, tas, handphone baru, hingga paket liburan.

    Kebiasaan ini memang sangat menggoda, karena pemegang kartu kredit pasti akan berpikir bahwa keinginan tersebut dapat mendatangkan manfaat.

    Misalnya saja liburan yang dinilai dapat meningkatkan produktivitas kerja. Meskipun begitu, kegiatan liburan sulit untuk memiliki value yang bisa diubah menjadi investasi.

    2. Utang dengan bunga tinggi

    Contoh bad debt selanjutnya adalah high interest loan atau utang dengan bunga tinggi.

    Meski setiap orang pasti memanfaatkan utang ini untuk berbagai tujuan, bunga yang tinggi ini cukup membebanimu ketika menyicilnya.

    Jadi, jika ada pilihan pinjaman lain dengan bunga yang lebih rendah, sebaiknya hindari pinjaman jenis ini sebisa mungkin.

    3. Pakaian dan barang konsumsi

    Selain kartu kredit, jenis utang apa pun yang digunakan untuk membeli pakaian dan barang konsumsi lainnya termasuk ke dalam bad debt.

    Untuk beberapa kasus, pakaian dan alat elektronik mungkin tergolong sebagai kebutuhan primer. Misalnya untuk menunjang pekerjaan.

    Namun, jika kamu membelinya hanya untuk keperluan lifestile, sudah pasti itu bukan merupakan keputusan keuangan yang bijak.

    Baca Juga: 11 Tips Menghindari Kebiasaan Utang agar Tak Menyesal di Kemudian Hari

    Contoh good debt

    Perhatikan contoh di bawah ini agar kamu memahami mengapa good debt dan bad debt adalah jenis utang yang bertolak belakang.

    1. Modal usaha

    Utang yang diambil untuk mengembangkan sumber pendapatan bisa dikategorikan sebagai good debt.

    Harus diakui bahwa tidak semua usaha pasti akan berhasil. Risiko kegagalan pasti akan selalu ada.

    Namun, peluang keberhasilannya juga cukup besar terutama ketika kamu berhasil merencanakannya dengan baik. Mulai dari riset, pengelolaan sumber daya manusia, hingga strategi marketing-nya.

    2. Cicilan properti

    Rumah atau apartemen mampu membantu hidupmu menjadi lebih mudah dan nyaman. Pada kondisi tertentu, menyicil rumah atau apartemen justru bisa membantumu menghemat pengeluaran untuk jangka panjang.

    Selain itu, properti juga bisa dijadikan sebagai investasi masa depan.

    Jenis utang yang satu ini seharusnya tidak menjadi risiko yang membahayakan di masa depan.

    Hal ini berlaku selama kamu bisa mendapatkan penawaran terbaik untuk besaran bunga dan mampu membayar cicilannya dengan tepat waktu.

    3. Cicilan kendaraan

    Sama seperti properti, membeli kendaraan juga bisa membantu hidupmu agar lebih efisien.

    Apalagi jika digunakan untuk membantu kelancaran bisnis atau pekerjaan sampingan.

    Meski terkadang bunganya juga tinggi, kendaraan pribadi bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperbaiki kondisi keuangan di masa depan.

    Baca Juga: 4 Penyebab Milenial Sering Berutang, Jangan Sampai Terjerumus!

    Demikian pembahasan Glints mengenai bad debt. Intinya, bad debt adalah jenis utang yang berisiko membawamu pada kondisi finansial yang lebih buruk di masa depan.

    Mau tahu lebih banyak insight mengenai keuangan pribadi? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints blog!

    Kamu dapat temukan tips penting terkait pelunasan utang, pencatatan pengeluaran, hingga memilih produk investasi yang tepat untukmu.

    Semua artikelnya dapat kamu akses secara gratis.

    Tunggu apa lagi? Yuk, baca kumpulan artikelnya di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait