Ini Cara Ukur Performa Iklan Online dengan Hitung Cost Per Impression

Diperbarui 20 Jan 2021 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Cost per impression (CPI) atau juga dikenal dengan cost per thousand impression maupun cost per mille (CPM) adalah biaya pengiklanan yang wajib diketahui setiap marketer.

    Untuk dapat menganalisis apakah sebuah kampanye sukses dijalankan, perhitungan perlu dilakukan.

    Salah satunya adalah dengan mempertimbangkan biaya per impression ini.

    Yuk, simak penjelasan tentang CPI dari Glints di artikel ini, mulai dari definisi, pentingnya, kelebihan dan kekurangannya, serta cara menghitungnya.

    Baca Juga: Tips Mengelola Budget Marketing yang Efektif

    Apa Itu Cost Per Impression?

    cost per impression

    © Freepik.com

    Cost adalah biaya, dan impression berarti jumlah berapa kali sebuah iklan dilihat pengguna.

    Cost per impression adalah istilah dalam internet marketing yang berarti biaya yang harus dibayarkan marketer atau perusahaan setiap kali iklannya ditampilkan pada seseorang.

    CPI digunakan untuk menentukan biaya dan return of investment (ROI) sebuah kampanye online yang dilakukan sebagai strategi marketing perusahaan.

    Biasanya, CPI digunakan untuk membandingkan ROI pemasangan iklan online dengan media cetak tradisional seperti brosur, flyer, leaflet, dan lain-lain.

    Seorang digital advertiser atau marketer akan membayar biaya per seribu impression (cost per one thousand impression/CPM) sebelum iklannya ditampilkan.

    Misalnya, CPI yang harus dibayarkan adalah 1 juta setiap 1000 impression.

    Iklan berdasarkan CPI tidak perlu diklik.

    Cukup dengan ditampilkan dan dilihat saja, hal itu sudah termasuk ke dalam hitungan impression.

    Mengapa CPI Diperlukan?

    biaya setiap impresi

    © Freepik.com

    Cost per impression adalah ukuran penting bagi para marketer untuk mengetahui seberapa efektif iklan yang dipasang di internet.

    Dengan menghitung CPI, marketer bisa mengetahui return on investment sebuah kampanye online.

    Selain itu, pemasar juga bisa menghitung biaya-biaya lainnya berdasarkan perhitungan CPI, seperti cost per click, cost per lead, dan lain-lain.

    CPI biasanya dipilih untuk kampanye yang berfokus pada peningkatan brand awareness dan dinilai lebih cocok dibanding menghitung cost per click, cost per purchase, maupun click-through rate.

    Baca Juga: Belajar Internet Marketing dan 5 Tips Memulainya

    Kelebihan dan Kekurangan Cost Per Impression

    cost per impression

    © Freepik.com

    CPI adalah pilihan yang tepat jika sebuah kampanye iklan memiliki kemungkinan besar diklik oleh orang.

    Menurut Fresh Mail, proyeksi klik yang akurat bisa menghemat biaya dibanding menggunakan cost per click.

    Keunggulan CPI lainnya adalah cara ini merupakan opsi yang bagus untuk membangun brand recognition dengan biaya yang murah.

    Jika traffic-nya rendah, CPI bukanlah alternatif yang tepat.

    Jadi, sebaiknya cost per impression digunakan hanya jika kamu yakin bahwa iklan ini akan memiliki click-through rate yang tinggi.

    Kamu pun dapat menggunakan CPI jika ingin meluncurkan sebuah produk atau jasa baru dan mencoba membangun brand recognition dengan biaya yang terjangkau.

    Menurut Click Cease, click per impression membuat iklanmu tampil di tempat-tempat yang lebih baik. 

    Namun, salah satu permasalahannya adalah situs penipuan. Situs ini membuat perhitungan CPI-mu menjadi tidak akurat.

    Ia akan me-load iklanmu ribuan kali tanpa sebenarnya dilihat orang.

    Kalau kamu menggunakan video sebagai media iklan, ini bisa sangat merugikan karena biayanya besar.

    Hal ini pun dapat memengaruhi kampanye pay per click atau PPC.

    Cara Menghitung CPI

    biaya setiap impresi

    © Freepik.com

    Untuk menghitung berapa yang harus dibayarkan untuk kampanye iklan dengan CPI, kamu harus menghitung total pengeluaran kampanye dengan biaya per impression atau biaya per seribu impression dengan jumlah impression yang didapat.

    Dengan begitu, akan didapatkan biaya untuk setiap impression yang dihasilkan.

    Contohnya, jika kamu mengeluarkan uang satu juta rupiah untuk kampanye iklan dengan CPI dan mendapatkan seribu impression, nilai CPI-nya adalah seribu rupiah per impression.

    Setelah mengetahui biaya per impression yang dihasilkan, kamu bisa menghitung berapa yang terkonversi menjadi pengunjung situsmu untuk mendapatkan nilai cost per click yang juga bermanfaat untuk mengetahui performa kampanye.

    Jika 1% orang mengklik iklan, yaitu 10 orang, rumus cost per click akan menjadi:

    Total pengeluaran / total klik

    Jadi, dengan contoh kasus yang diberikan, total cost per click-nya adalah seratus ribu rupiah.

    Baca Juga: 5 Prinsip yang Harus Diketahui saat Membuat Iklan Online

    Nah, demikianlah pembahasan tentang cost per impression yang sudah Glints rangkum untukmu.

    Menghitungnya tidak sulit, bukan? Jadi, jangan lupa untuk mempertimbangkan biaya iklan online ini agar bisnismu semakin melejit.

    Tidak hanya cost per impression, ada banyak pertimbangan dan cara lainnya untuk memajukan bisnismu.

    Semuanya dapat kamu pelajari dengan membaca artikel-artikel Glints.

    Agar tidak ketinggalan, yuk, berlangganan newsletter blog Glints!

    Selain itu, kamu pun bisa mengikuti kelas-kelas Glints ExpertClass yang dibawakan oleh praktisi di bidang marketing.

    Tunggu apa lagi? Daftarkan dirimu segera, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait