10 Perilaku Konsumen Bulan Ramadan yang Harus Diperhatikan Marketer
Isi Artikel
Perilaku konsumen atau consumer behavior umumnya mengalami perubahan drastis di bulan Ramadan.
Berbagai brand dan marketer tentu akan mempersiapkan diri semaksimal mungkin guna memenuhi kebutuhan dari customer saat bulan Ramadan.
Persiapan ini meliputi konten-konten tematik, strategi marketing di bulan Ramadan, dan sebagainya.
Namun, sebelum melangkah ke sana, kamu harus memahami terlebih dahulu perilaku customer saat bulan Ramadan.
Nah, seperti apa perilaku pelanggan di bulan Ramadan? Tenang saja, Glints akan memberikan gambarannya dalam artikel ini.
1. Mengonsumsi konten yang bervariasi di waktu yang berbeda
Perilaku konsumen yang umumnya muncul di bulan Ramadan adalah mengonsumsi variasi konten dalam waktu yang berbeda-beda.
Waktu yang berbeda-beda dalam hal ini mengacu pada awal bulan Ramadan, menjelang Lebaran, dan beberapa hari setelah Lebaran.
Dilansir dari Bisnis, Video Analytic and Creation Engine (Video ACE) milik digital agency ADA memperlihatkan adanya perubahan konsumsi konten dalam bentuk video pada tiga waktu yang berbeda tersebut.
Selama bulan Ramadan, customer lebih cenderung mengonsumsi konten yang menyajikan resep kue kering.
Lalu, memasuki Lebaran, customer cenderung mengonsumsi konten yang berkaitan dengan kebersamaan dan kekeluargaan.
Sementara itu, beberapa hari setelah Lebaran, customer lebih sering mengonsumsi konten yang berkaitan dengan arus mudik.
Melihat fenomena itu, seorang marketer harus memanfaatkan momen tersebut untuk mendulang traffic yang besar selama bulan Ramadan dan setelahnya.
Kamu harus mempersiapkan konten-konten yang relevan terkait tiga waktu tersebut sehingga dapat mengembangkan bisnismu.
2. Peningkatan traffic e-commerce di jam-jam tertentu
Selama bulan Ramadan, salah satu perilaku konsumen yang sering ditemukan di Indonesia adalah berbelanja online via smartphone.
Ada yang berbelanja pakaian baru, elektronik, maupun makanan.
Uniknya, traffic e-commerce ini mengalami peningkatan di jam-jam tertentu.
Dilansir dari Think with Google, pada pukul 3-6 pagi selama bulan Ramadan, traffic e-commerce menjadi 152% lebih tinggi dari biasanya.
Hal ini menunjukkan bahwa perilaku customer Indonesia selama bulan Ramadan adalah membuka laman e-commerce sembari sahur.
Kemudian, traffic memuncak ketika memasuki jam makan siang dan menjelang berbuka puasa (ngabuburit). Peningkatan ini terjadi sebesar 12% dari traffic sebelumnya.
3. Memilih makan di rumah
Perilaku konsumen atau consumer behavior lain yang selalu muncul di bulan Ramadan adalah memilih makan di rumah.
Bulan Ramadan selalu identik dengan kegiatan buka bersama dengan teman sebagai ajang reuni. Buka bersama seolah sudah menjadi tradisi umat muslim setiap tahunnya.
Akan tetapi, data ADA yang dirangkum Bisnis justru memperlihatkan bahwa masyarakat cenderung memilih untuk berbuka puasa di rumah.
Di waktu yang sama, antusiasme masyarakat terhadap kegiatan memasak juga meningkat hingga Lebaran.
Fenomena ini tentu dapat dimanfaatkan untuk konsisten membuat konten terkait resep memasak dan bahan-bahan yang diperlukan.
4. Lebih sering membuka handphone
Rajin membuka smartphone merupakan salah satu perilaku konsumen paling umum di bulan Ramadan.
Seperti dilansir dari Tech in Asia, orang Indonesia yang online selama bulan Ramadan mengalami peningkatan karena memiliki keperluan tertentu.
Beberapa di antaranya yaitu membeli tiket mudik, mencari hiburan selama ngabuburit, dan sebagainya.
Melihat fenomena ini, kamu harus pintar dalam membangun strategi konten bulan Ramadan.
Misalnya, buatlah konten yang berisi jadwal puasa, menu buka atau sahur, dan sebagainya.
Konten yang relevan dengan bulan Ramadan punya potensi besar untuk dilihat banyak orang. Sebab, mereka lebih sering membuka handphone.
5. Menjadi lebih dermawan
Perilaku konsumen berikutnya yang sering terlihat di bulan Ramadan adalah menjadi lebih dermawan.
Pada dasarnya, bulan Ramadan merupakan kesempatan bagi orang-orang muslim untuk menjadi dermawan dan sering berbagi.
Hasilnya, menurut riset Think With Google, keyword yang mengandung kata zakat dan sedekah cenderung mengalami peningkatan.
Nah, brand dapat memanfaatkan hal ini dengan promo pembelian yang menarik.
Sebagai contoh, setelah pembelian kelima, 20% hasil penjualan akan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.
6. Waktu istirahat yang lebih banyak
Di bulan Ramadan, perilaku konsumen umumnya sering mengalami perubahan karena memiliki waktu istirahat yang lebih banyak.
Hal ini disebabkan oleh perubahan pola makan serta waktu luang yang lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya.
Tak hanya itu, banyaknya hari libur serta jam kerja yang lebih fleksibel di bulan Ramadan juga menjadi penyebab user behavior ini.
Melihat hal tersebut, perusahaan dan content creator bisa menciptakan konten dalam durasi yang lebih panjang untuk menemani waktu luang konsumen.
Bentuk-bentuk konten yang bisa diciptakan termasuk podcast, video, atau artikel blog.
7. Sering mencari promo
Perilaku konsumen yang sering muncul di bulan Ramadan adalah lebih sering dan giat mencari promo.
Bahkan, kegiatan satu ini lebih sering dilakukan di bulan puasa daripada event atau bulan-bulan lain, seperti Harbolnas.
Ketertarikan pada promo ini tak hanya berlaku secara online. Konsumen juga ternyata mencari promo offline untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minyak dan beras.
Mengingat minat konsumen yang tinggi terhadap promo, perusahaan bisa menerapkan hal ini sebagai strategi pemasaran.
Sebagai contoh, konsumen bisa mendapatkan bonus atau potongan harga setelah melakukan pembelian kedua.
8. Memperhatikan keluarga
Sarat dengan tema kebersamaan, memperhatikan keluarga menjadi perilaku konsumen atau consumer behavior, terbesar di bulan Ramadan.
Hal ini berlaku karena pelanggan akan memiliki banyak waktu bersama orang-orang yang dicintai.
Terutama bagi mereka yang merantau, kesempatan libur Lebaran akan dimanfaatkan untuk mudik dan bertemu dengan keluarga.
Selain itu, terdapat banyak tradisi selama bulan Ramadan dan Lebaran yang berkaitan erat dengan tema kekeluargaan, seperti buka bersama, mudik, sungkem, dan halalbihalal.
Melihat hal ini, perusahaan bisa memanfaatkan promo atau meluncurkan produk dengan tema keluarga.
Mereka juga bisa manfaatkan konten yang akan membangun koneksi emosional, umumnya menggunakan topik-topik kebersamaan.
9. Menjadi lebih spiritual
Consumer behavior yang tak kalah populer di bulan Ramadan adalah menjadi lebih spiritual.
Hal ini tentunya dipengaruhi oleh berbagai kewajiban dan acara yang sering muncul di bulan puasa.
Nah, hal ini dapat dimanfaatkan perusahaan dalam konten-konten yang mereka sebarkan.
Contohnya, perusahaan bisa gunakan keyword keagamaan yang sering digunakan pelanggan, seperti “konten Ramadan”, “doa-doa Ramadan”, dan “donasi di Ramadan”.
10. Menanti waktu Lebaran
Perilaku konsumen terakhir yang sering terlihat di bulan Ramadan adalah menanti waktu lebaran.
Hari lebaran dapat dikatakan sebagai hari yang membawa kebersamaan untuk banyak anggota keluarga.
Hasilnya, kebanyakan konsumen di Indonesia ingin segera merayakan hari Lebaran bersama keluarga dan orang-orang yang dicintai.
Guna memanfaatkan hal ini, perusahaan dapat menempatkan berbagai elemen Lebaran dalam campaign pemasaran mereka.
Badan usaha juga bisa gunakan promo khusus Lebaran agar pelanggan menjadi lebih antusias.
Itulah sepuluh perilaku konsumen yang akan muncul selama bulan Ramadan.
Pelajari dengan baik, ya. Jadi, kamu bisa memanfaatkan momen ini untuk meningkatkan traffic.
Nah, selain pemaparan di atas, Glints masih punya banyak informasi dan tips seputar puasa untukmu.
Semuanya dapat kamu baca secara gratis, lho! Langsung klik tombol di bawah ini dan simak artikel yang sesuai dengan kebutuhanmu.