3 Hal Penting dalam Portofolio Software Developer yang Buat Rekruter Terkesan
Isi Artikel
Persaingan menjadi software developer yang semakin ketat membuat para pencari kerja wajib memiliki portofolio yang menarik.
Pasalnya, dengan portofolio kamu bisa menunjukkan apa saja skill serta pencapaian yang dimiliki agar lebih dilirik oleh rekruter.
Karena itu, portofolio disebut juga sebagai senjata utamamu untuk mendapat panggilan interview.
Lalu, bagaimana jika kamu belum punya pengalaman kerja dan ingin membuat portofolio yang menarik?
Tak perlu bingung, kali ini Glints akan memberikan informasinya kepadamu.
Apa Saja yang Perlu Dipersiapkan?
Slider Revolution menjelaskan, membuat portofolio bagi software developer yang baru akan memulai karier bukanlah hal yang mudah.
Apalagi saat ini pesaingnya juga sangat banyak sehingga portofolio kerja yang dipersiapkan haruslah lebih menarik dari pesaing lainnya.
Berikut ini beberapa hal terpenting yang perlu dipersiapkan dalam membuat portofolio kerja, antara lain:
1. Skill yang dimiliki
Hal pertama yang dilihat rekruter dari portofolio kerja kandidat adalah skill yang dimilikinya.
Itulah mengapa, kamu tidak boleh lupa untuk menyertakan skill yang dimiliki pada portofolio. Misalnya:
- Familiar dengan beberapa bahasa pemrograman seperti JavaScript, Ruby, atau Python.
- Mengerti dasar-dasar database.
- Paham dengan enkripsi dan kriptografi untuk menjaga keamanan data pengguna.
2. Contoh project
Tak hanya menonjolkan skill, portofolio kerja bisa diisi dengan project-project yang pernah dikerjakan.
Jadi, rekruter bisa lebih yakin jika kamu memang kandidat yang tepat untuk dipekerjakan.
Menurut Skillcrush, sebaiknya cantumkan setidaknya satu atau dua project yang pernah kamu lakukan.
Pastikan project tersebut relevan dengan jenis skill yang dicari oleh rekruter.
Jangan lupa juga untuk memberikan keterangan yang jelas mengenai project yang kamu buat agar rekruter paham dengan hasil kerja kerasmu.
Nah, jangan khawatir jika kamu masih belum ada bayangan bagaimana membangun portofolio software developer yang menarik.
Karena Glints punya contoh-contoh portofolio dan cara memamerkan hasil kerja yang bisa kamu jadikan referensi dengan klik gambar di bawah ini.
3. Deskripsi diri singkat
Deskripsi diri atau about me juga menjadi bagian yang tidak boleh dilupakan saat membuat portofolio.
Rekruter pasti ingin tahu seperti apa kandidat yang sedang diwawancarainya.
Karena itu, cantumkan deskripsi diri singkat yang paling menggambarkan dirimu.
Misalnya, ceritakan mengenai pengalaman kerja dan apa tujuan karier yang ingin kamu capai.
Selain itu, kamu juga bisa mencantumkan profil media sosial profesionalmu seperti LinkedIn hingga GitHub.
Situs untuk Membuat Portofolio
Bagi seseorang yang ingin berkarier di industri teknologi dapat memanfaatkan beberapa situs untuk menyiapkan portofolio.
Merangkum Springboard, berikut ini beberapa situs yang bisa kamu gunakan:
1. GitHub Pages
Buatmu yang ingin berkarier di bidang teknologi, sebaiknya persiapkan profil GitHub untuk mencari koneksi.
Selain itu, di GitHub Pages juga bisa membuat halaman website sendiri untuk dijadikan portofolio.
Beberapa kelebihan dari menggunakan GitHub Pages untuk portofolio, antara lain:
- Gratis.
- Bisa custom domain dan telah didukung dengan HTTPS.
- Blogging dengan Jekyll sehingga tak perlu memikirkan soal database.
2. Bootstrap
Jika kamu menggunakan framework CSS, sebaiknya coba gunakan Bootstrap untuk membangun portofolio kerjamu.
Meski kamu belum pernah menggunakannya, membuat halaman portofolio di Bootstrap cukup cepat dan mudah.
Keuntungan lainnya adalah Bootstrap menyediakan berbagai macam template yang bisa kamu pilih dan dimodifikasi untuk kebutuhan portofoliomu.
Demikianlah penjelasan Glints mengenai cara membuat portofolio kerja buat kamu yang ingin berkarier di industri teknologi.
Semoga informasi di atas dapat membantumu dalam menyiapkan portofolio yang menarik agar bisa mencuri hati rekruter.
Selamat mencoba, ya!