Pemuda Menjawab Tantangan Zaman: Interview dengan Steve Sutanto, Co-Founder Glints

Diperbarui 11 Jan 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Peran pemuda sebagai agen perubahan dan calon pemimpin bangsa tidak dapat dipandang sebelah mata. Pasalnya, pemuda memiliki kemampuan serta kesempatan yang cukup luas.

    Oleh karenanya, generasi muda haruslah bisa menjawab berbagai tantangan zaman dengan segala kemampuan dan kesempatan yang dimiliki.

    Apa saja peran yang dapat penerus generasi ini lakukan? Bagaimana mereka dapat menjawab tantangan zaman yang penuh ketidakpastian?

    Untuk menjawab berbagai pertanyaan tersebut, Glints berkesempatan untuk mewawancari salah satu Steve Sutanto, selaku co-founder dan country manager dari Glints Indonesia. 

    Ia juga adalah salah satu sosok yang berhasil masuk jajaran Forbes 30 Under 30

    Langsung saja simak penjelasannya berikut ini!

    Baca Juga: Simak Kisah 5 Tokoh Muda Indonesia yang Bisa Menginspirasimu

    Apa yang muncul di pikiran Anda saat mendengar kata “pemuda”?

    “Menurut saya, ketika mendengar kata pemuda yang muncul di benak saya ada beberapa hal. Di antaranya adalah impact makers, smart, dream maker, agile, dan kreatif.

    Kita bisa lihat saat ini milenial atau pemuda Indonesia sudah tidak terlalu self centered. Mereka memiliki keinginan untuk dapat membuat sesuatu yang berbeda, sesuatu yang jauh lebih besar dari dirinya sendiri.

    Cukup banyak startup yang didirikan berdasarkan mimpi para pemuda untuk dapat berdampak bagi sekitarnya.

    Saya juga melihat banyak pemuda di luar sana yang sangat pintar dan kreatif, sehingga ketika mendengar kata pemuda, hal-hal tersebut yang muncul di benak saya.”

    Ada stigma yang menganggap bahwa pemuda itu ceroboh, gegabah, dan tak profesional. Ada pendapat tentang hal ini?

    “Munculnya stigma ini tak bisa disalahkan ya. Bahkan dua founders Glints lainnya adalah mahasiswa drop out. Ada yang dari Ivy League College, ada juga yang dari Berkeley Amerika Serikat. 

    Di awal kemunculan Glints saja, media Singapura sempat menyatakan bahwa ini adalah mimpi buruk Asia. 

    Tapi saya percaya bahwa orang-orang yang berbeda inilah justru yang dapat menjadi agen perubahan ke depannya.

    Saya pernah mendengar suatu kutipan yang menyatakan bahwa ia yang berbeda adalah ia yang akan membawa perubahan.

    Seseorang bisa saja ceroboh dan gegabah, tapi yang terpenting adalah bagaimana pengaruh yang diberikan untuk sekitarnya. Kalau outcome-nya positif, maka itu bukanlah masalah.

    Ini berarti, peran pemuda Indonesia tidak ditentukan dari seberapa sembrono-nya dia, tapi seperti apa outcome yang diberikan.”

    Bagaimana cara pemuda Indonesia menghadapi tantangan ke depan?

    “Untuk menjawab itu saya rasa kita bisa flashback ke tujuan awal didirikannya Glints, yaitu untuk menyadari potensi-potensi yang dimiliki pemuda.

    Salah satu caranya yaitu dengan pick one of your expertise and what you believe in.

    Seperti saya yang memahami dan meyakini bidang entreperneurship, yang saya jalankan dapat memberikan impact kepada banyak orang.

    Yang kedua adalah “stop wishing start doing”. Banyak banget pemuda yang ingin ini dan itu, tapi tidak melakukan apa-apa.

    Memang, sih, memulai itu sulit, makanya perlu dimulai sedikit demi sedikit. 

    Kalau sudah berhasil di suatu hal kecil, maka akan membuka pintu keberhasilan lainnya. Ini lebih baik daripada tidak memulai sama sekali.

    Tapi kamu juga harus menyadari bahwa ada harga yang harus kamu bayarkan untuk mengejar mimpimu.

    Seperti banyak yang demi mengejar mimpinya, mereka harus rela kehilangan waktu untuk kerja paruh waktu, belajar lebih keras, dan sebagainya.”

    Baca Juga: 7 Kutipan Sumpah Pemuda, Bisa Buatmu Semangat Kembangkan Diri dan Karier

    © biz.kompas.com

    Untuk bisa melakukan itu semua, apa saja yang harus dimiliki pemuda Indonesia?

    “Saya rasa untuk bisa melakukannya, pemuda Indonesia harus memiliki goal terlebih dahulu. Untuk membekali perjalanan mencapai tujuan tersebut, kita bisa berkaca pada value yang dimiliki Glints, yaitu RIIBCOH. 

    RIIBCOH sendiri terdiri dari relentlessly resourceful, impact, integrity, beginners mindset, customer obsessed, dan high standard

    Saya tidak akan menjelaskan keseluruhannya, tapi bisa saya contohkan dengan memiliki value relentlessly resourceful, maka ini dapat membuat para pemuda, khususnya karyawan Glints dapat menghadapi tantangan-tantangan dengan lebih sigap.

    Kita tahu mau ke mana, dan ketika terjadi tantangan dalam prosesnya, kita dapat mencari berbagai cara agar tetap sampai di tujuan tersebut. 

    Contoh lain dengan adanya value impact, kita dapat maksimal melakukan hal-hal yang kita kerjakan agar dapat berdampak bagi sekitar. 

    Dengan tiap-tiap karyawan Glints menerapkan value ini, maka bisa menjadi contoh bagaimana peran pemuda untuk dapat berdampak di masyarakat.“

    Hal apa saja yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk menjaga berbagai value tersebut?

    “Menurut saya sih yang paling utama adalah punya tujuan dulu dari apa yang ingin kamu lakukan. Ketika kemudian masalah datang, kamu dapat merenungkan apa alasanmu dulu melakukan hal tersebut.

    Saya sendiri melakukan journaling agar tetap tahu apa tujuan akhir dari yang saya lakukan. Dengan begitu saya bisa lebih merencanakan apa yang saya lakukan”.

    Baca Juga: 8 Tokoh Inspiratif Indonesia yang Mendominasi Dunia Startup

    Nah, itulah beberapa ringkasan wawancara Glints dengan Steve Sutanto mengenai peran pemuda dan bagaimana menghadapi tantangan ke depan.

    Jika kamu tertarik dengan informasi sejenis, kamu dapat berlangganan newsletter Glints, lho.

    Melalui newsletter, kamu akan mendapatkan berbagai informasi menarik lainnya khususnya seputar perkembangan karier dan kehidupan kantor.

    Informasi tersebut akan kamu terima langsung di inbox-mu secara gratis.

    Tunggu apa lagi? Daftarkan dirimu sekarang!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.7 / 5. Jumlah vote: 3

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait