Memahami Penalaran Induktif, Skill yang Memudahkanmu Buat Keputusan

Tayang 27 Okt 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Dalam membuat sebuah keputusan, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu. Nah, supaya proses menimbang-nimbang bisa berjalan dengan lancar,

    Penalaran induktif adalah salah satu metode untuk mengambil keputusan yang dibutuhkan oleh setiap pekerja.

    Lalu, apa maksudnya? Seperti apa contohnya ketika di tempat kerja dan apa saja yang kamu butuhkan agar bisa menggunakannya?

    Di artikel ini, Glints sudah merangkumnya untuk kamu. Yuk, simak artikelnya!

    Apa Itu Penalaran Induktif

    penalaran induktif

    © Pexels.com

    Penalaran induktif atau inductive reasoning adalah pendekatan untuk berpikir logis dengan membuat pernyataan umum dari hal-hal spesifik yang terjadi sebelumnya.

    Tentunya, kemampuan ini terkait erat dengan kemampuan berpikir kritis.

    Orang-orang dengan kemampuan ini dapat mencari dan menganalisis pola yang ada untuk mengembangkan strategi serta keputusan tepat ke depannya.

    Sebagai contoh, apabila penjualan suatu produk selalu meningkat di akhir tahun selama 5 tahun, maka meningkatkan produksi menjelang akhir tahun adalah langkah yang bisa kamu ambil.

    Menurut Indeed, melakukan inductive reasoning dapat membuatmu bekerja dengan kesempatan yang luas.

    Hal ini karena, pernyataan atau asumsi yang dibuat berdasarkan dari data atau bukti yang ada hampir tak terbatas, tergantung interpretasi dan kreativitasmu.

    Kemampuan ini pun memungkinkan kamu untuk memiliki berbagai macam solusi untuk sebuah masalah.

    Jika digabungkan dengan kemampuan riset, kamu dapat menganalisis berbagai hipotesis sebelum membuat sebuah kesimpulan.

    Baca Juga: Supaya Tak Masuk Telinga Kiri, Keluar Telinga Kanan, Kuasai Skill Informational Listening

    Tipe Penalaran Induktif

    Ada beberapa tipe yang umum digunakan ketika melakukan penalaran induktif:

    1. Generalisasi induktif

    penalaran induktif

    © Pexels.com

    Dalam tipe inductive reasoning ini, kamu melihat sebuah bukti dari berbagai situasi yang pernah terjadi dan mirip dengan situasi yang dihadapi sekarang.

    Kemudian, dari kumpulan bukti-bukti tersebut kamu bisa menarik kesimpulan untuk kemudian membuat sebuah keputusan.

    Sebagai contoh, selama 6 tahun, perusahaan tempatmu bekerja selalu mencapai tingkat penjualan tertinggi di bulan Juli.

    Berdasarkan informasi tersebut, kamu pun bisa menyarankan untuk meningkatkan produksi sebelum memasuki bulan Juli nanti.

    2. Induksi statistik

    penalaran induktif

    © Pexels.com

    Di tipe ini, kamu menggunakan data dan statistik untuk menarik sebuah kesimpulan.

    Meskipun statistik memudahkan dalam membuat sebuah prediksi, kamu harus selalu meng-update data tersebut karena ada kemungkinan bukti yang baru selalu muncul.

    Contoh dari tipe penalaran induktif ini adalah sebagai berikut;

    85% penjualan bulan lalu berasal dari e-commerce. HIJ adalah situs e-commerce dengan angka penjualan terbesar di antara lainnya. Berarti penjualan besar paling sering terjadi di HIJ.

    Baca Juga: Bantu Kamu Memahami Perasaan Orang Lain, Ketahui Apa Itu Empathic Listening

    Skill yang Dibutuhkan

    Menurut The Balance Careers, ada beberapa skill yang diperlukan untuk memudahkan kamu melakukan penalaran induktif.

    1. Perhatian terhadap detail

    © Pexels.com

    Kamu tidak akan bisa menarik kesimpulan tanpa memperhatikan detail-detail yang ada.

    Jika kamu ingin meningkatkan kemampuan ini, cobalah untuk memperhatikan lingkungan sekitarmu.

    Dengan lebih memperhatikan lingkungan sekitar, kamu bisa menganalisis suatu hal dengan lebih mudah.

    Sehingga, memudahkan kamu dalam mengambil keputusan berdasarkan detail-detail yang kamu dapatkan dari sekitar.

    2. Memahami pola

    © Pexels.com

    Seseorang berkemampuan penalaran induktif yang baik dapat mengetahui pola dari sebuah situasi dengan cepat.

    Mereka mengetahui bahwa sesuatu dapat terjadi karena ada beberapa hal atau event yang telah terjadi sebelumnya dan memengaruhi apakah suatu hal terjadi atau tidak.

    3. Membuat prediksi

    © Pexels.com

    Setelah mengetahui pola terhadap suatu hal, kemampuan memberikan prediksi berdasarkan informasi yang dimiliki adalah skill selanjutnya.

    Dengan kemampuan membuat prediksi, kamu bisa mengetahui apa saja yang akan dan tidak akan tercapai di waktu tertentu.

    Sehingga, kamu bisa mencari solusi agar bisa meminimalisir dampak dari hal-hal yang tidak diinginkan.

    Salah satu contoh dari kemampuan membuat prediksi adalah membuat proyeksi finansial.

    4. Kemampuan mengingat yang kuat

    © Pexels.com

    Kemampuan penalaran induktif terkait erat dengan kemampuan mengingat dan mengaitkan berbagai hal-hal yang telah terjadi sebelumnya.

    Oleh karena itu, untuk meningkatkan kemampuan mengingat kamu, mulailah untuk mencatat setiap hal yang terjadi ketika melakukan observasi dan pemeriksaan data.

    5. Menggunakan kecerdasan emosional

    © Pexels.com

    Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mencari tahu alasan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu hal.

    Orang-orang dengan kecerdasan emosional tinggi otomatis memiliki tingkat empati yang tinggi sehingga dapat mengetahui alasan seseorang dalam melakukan sesuatu.

    Hal ini tentunya sangat penting terlebih untuk memahami audiens atau target pasar dari produk lebih baik lagi dan menjaga hubungan antara perusahaan dengan mereka.

    Baca Juga: Kuasai Cara Menemukan Nilai dan Pesan Utama Tulisan dengan Critical Reading

    Nah, itulah beberapa hal seputar penalaran induktif yang perlu kamu ketahui. Semoga kamu bisa mengaplikasikannya di tempat kerja, ya.

    Jika kamu ingin mengetahui lebih banyak seputar skill yang dibutuhkan para pekerja, kamu bisa membaca informasinya di Glints Blog.

    Yuk, temukan dan baca ragam artikel Glints dengan klik di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 8

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait