Membagi Aplikasi Jadi Layanan Lebih Kecil dengan Microservices

Diperbarui 19 Jan 2021 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Microservices adalah hal yang membuat aplikasi seperti Gojek, Grab, hingga Netflix menjadi sebesar sekarang. 

    Dengan microservices, aplikasi-aplikasi tersebut dapat memiliki beragam fitur namun tetap ringan dan mudah dikembangkan.

    Mengapa bisa begitu? Apa itu microservices sebenarnya?

    Pada artikel ini, Glints akan memberikan penjelasannya untukmu.

    Yuk, simak selengkapnya!

    Baca Juga: Tertarik Desain UI? Yuk Ketahui 8 Aplikasi Ini!

    Pengertian Microservices

    ©Docs.Microsoft.com

    Bersumber dari Guru99, microservices berarti membagi aplikasi menjadi layanan yang lebih kecil dan saling terhubung. 

    Microservices memungkinkan tiap fitur pada aplikasi mengalami pengembangan tersendiri. 

    Pola arsitektur microservices secara signifikan memengaruhi hubungan antara aplikasi dan database

    Di dalam microservices, masing-masing services atau layanan memiliki skema database tersendiri.

    Selain itu, services dapat menggunakan jenis database dan bahasa pemrograman yang paling sesuai dengan keperluan.

    Dengan begitu, tiap-tiap layanan akan lebih optimal.

    Lebih lanjut menurut Microservice.io, adanya microservices memungkinkan aplikasi menjadi lebih padat dan kompleks namun tetap ringan.

    Intinya, microservices adalah metode dengan membagi services ke bagian yang lebih kecil namun tetap berkaitan.

    Selain itu, dalam setiap services yang dibuat bisa menggunakan teknologi yang berbeda pula.

    Baca Juga: Aplikasi-Aplikasi yang Harus Dikenali saat Kerja di Startup

    Karakteristik

    Bersumber dari Smartbear, terdapat 6 karakteristik utama dari microservices

    1. Banyak komponen

    Salah satu tujuan digunakannya microservices adalah agar suatu aplikasi dapat memiliki beberapa fitur yang optimal.

    Tiap fitur tentu saja memiliki komponen tersendiri untuk menjalankan layanannya.

    Oleh karenanya, dalam microservices akan terdapat banyak komponen yang digunakan.

    2. Ditujukan untuk kebutuhan bisnis

    Banyaknya fitur dalam suatu aplikasi berkaitan dengan tujuan bisnis yaitu dapat melayani konsumen semaksimal mungkin.

    Tanpa microservices, suatu aplikasi hanya dapat menjalankan aplikasinya secara optimal untuk satu tujuan besar, misal transaksi untuk produk rumah tangga.

    Berbeda jika ada microservices, hal tersebut bisa dioptimalisasi dengan menambahkan fitur-fitur pelengkap dari transaksi produk rumah tangga. Contoh dari hal itu adalah layanan membersihkan rumah.

    Dengan microservices, fitur baru tersebut dapat berjalan maksimal tanpa mengganggu tujuan utama dari aplikasi.

    3. Proses routing yang simpel

    Tujuan microservices adalah menyederhanakan suatu proses dalam aplikasi.

    Karena terbagi dalam fitur-fitur kecil, jika terjadi suatu permintaan, fitur tersebut tak perlu memproses terlalu lama untuk menyinkronkan dengan fitur lainnya.

    Seperti dijelaskan sebelumnya, hal ini terjadi karena microservices memungkinkan adanya fitur baru tanpa mengganggu fitur utama. 

    4. Dapat berjalan sendiri (decentralized)

    Dengan microservices, setiap fitur yang ada berjalan sendiri tanpa harus melakukan sinkronisasi dengan fitur-fitur lainnya.

    Itulah mengapa tiap fitur dalam aplikasi memiliki tim developer-nya sendiri yang berbeda dengan pengembang dari aplikasi utama.

    5. Mengurangi risiko kegagalan

    Meskipun berjalan sendiri, beragam fitur atau fungsi dalam aplikasi dapat saling mem-backup.

    Hal ini membuat jika terjadi kegagalan dalam suatu fitur, terdapat backup melalui database yang tersedia.

    6. Selalu berubah

    Kemudahan yang diberikan microservices memudahkan suatu aplikasi beradaptasi dengan keadaan.

    Beragam jenis gadget, serta berbagai update yang diberikan tetap membuat suatu aplikasi dapat optimal karena adanya microservices.

    Kelebihan dan Kekurangan

    © Financialexpress.com

    Kelebihan microservices

    Berdasarkan pengertian dan karakteristik yang sudah dijelaskan sebelumnya, dapat diketahui kelebihan dari microservices adalah sebagai berikut:

    • aplikasi lebih aman dan sesuai dengan perkembangan
    • setiap service berdiri sendiri dan lebih mudah dimonitor
    • maintenance yang lebih mudah
    • tidak ada hambatan dalam menggunakan teknologi baru
    • pengembangan dapat dilakukan dari tiap service-nya tanpa mengganggu fitur utama

    Kekurangan microservices

    Selain memiliki banyak kelebihan, tentu microservices juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya adalah:

    • Jika terdapat perubahan entity pada database, entity pada service lainnya juga harus diubah.
    • Sering ditemukan kesulitan untuk menerapkan perubahan services, sehingga diperlukan perancangan yang matang.
    • Perlu automation yang tinggi dalam melakukan deployment.

    Baca Juga: Definisi, Kelebihan, dan Kekurangan Aplikasi Hybrid

    Nah, berdasarkan informasi dari Glints di atas, kamu jadi tahu bahwa microservices adalah hal yang layak dipertimbangkan dalam mengembangkan aplikasi. 

    Jika kamu masih ingin tahu mengenai informasi yang berkaitan dengan IT, kamu bisa berlangganan newsletter Glints.

    Dengan mendaftarkan emailmu, kamu akan memperoleh berbagai informasi menarik yang bermanfaat untuk perkembangan kariermu.

    Yuk, daftar sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait