Menyingkap Performa Kerja Buruk Karyawan

Diperbarui 20 Mar 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Setiap tahun, perusahaan biasanya melakukan review performa kerja para karyawan. Penilaian pun sebenarnya bukan dilakukan selama 1 atau 2 minggu saja, melainkan sepanjang tahun.

    Setiap manajer pasti memiliki ekspektasi terhadap performa kerja karyawan dalam mencapai tujuannya. Sayangnya, terkadang masih ada karyawan yang memiliki performa buruk atau di bawah ekspektasi para manajer.

    Bagaimana cara yang bisa dilakukan HR untuk mendeteksi dan mengatasi karyawan dengan performa kerja yang buruk? Yuk, simak ulasannya berikut!

    Baca Juga: Tingkatkan Performa Kerja di Kantor Hari Ini dengan 10 Tips Berikut

    Penyebab Performa Kerja yang Buruk

    performa kerja

    © Pexels.com

    Performa buruk atau underperformance diartikan sebagai kegagalan untuk memenuhi tugas sesuai dengan standar yang ditentukan.

    Sebelum mengambil tindakan lebih jauh, sebaiknya HR mengetahui dulu alasan dibalik buruknya performa kerja karyawan.

    Ada banyak hal yang bisa menjadi faktor, beberapa di antaranya yaitu:

    • Kualifikasi karyawan yang tidak tepat untuk pekerjaan tersebut
    • Faktor personal yang mempengaruhi performa kerja karyawan
    • Komunikasi yang kurang efektif dalam struktur kerja, misalnya antara manajer dan staf, staf dan klien, atau antar kolega
    • Beban kerja yang terlalu padat
    • Karyawan tidak mendapatkan pelatihan yang cukup

    Cara Menyingkap Performa Kerja yang Buruk

    Performa Kerja Buruk Karyawan

    Sumber: Pexels

    Baca Juga: 6 Cara Mengukur Performa Kerjamu Sendiri

    Dirangkum dari Undercover Recruiter, berikut merupakan beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menilai performa kerja yang buruk:

    1. Target dan tujuan yang tidak pernah tercapai

    Marketing hingga Finance, setiap divisi pasti memiliki target dan tujuan kerja yang sudah ditetapkan.

    Selain tujuan per divisi, ada juga target kerja individu yang harus dipenuhi karyawan, misalnya saja target deadline sesuai workload kerja masing-masing anggota tim.

    Kegagalan dalam memenuhi target ini bisa menjadi lampu merah bagi performa kerja karyawan.

    Perhatikan deadline karyawan dan bagaimana mereka menyelesaikan tugas untuk mengevaluasi efektivitas karyawan dalam bekerja.

    2. Cek aktivitas di media sosial

    Data yang dipublikasikan oleh redeapp menunjukkan informasi menarik seputar interupsi yang terjadi di tempat kerja, yaitu rata-rata karyawan terinterupsi setiap 10.5 menit.

    Waktu tersebut terbilang sangat singkat, bukan?

    Parahnya lagi, karyawan kemudian membutuhkan rata-rata selama 23 menit untuk bisa kembali fokus bekerja.

    Karena itulah, HR bisa melacak dan mengamati aktivitas karyawan di media sosial untuk mengetahui seberapa besar kira-kira pengaruh media sosial terhadap distraksi karyawan di kantor.

    3. Kebebasan dan tanggung jawab

    Kamu mungkin akan bingung mengapa karyawan yang underperform malah diberikan tanggung jawab yang lebih besar.

    Eits, namun jangan buru-buru mengambil kesimpulan negatif dulu, ya! Terkadang, performa kerja karyawan menurun karena mereka merasa tidak dihargai atau tidak merasa penting, sehingga karyawan menjadi malas dan tidak bekerja secara maksimal.

    Untuk mengecek hal ini, coba berikan karyawan tanggung jawab lebih dalam satu project dan amati apakah mereka sebenarnya bisa melakukan performa yang baik atau tetap tidak berubah.

    4. Hasil kerja yang buruk

    Selain menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, lihat juga apakah kualitas pekerjaan karyawan sudah sesuai dengan ekspektasi dan target.

    Hasil kerja yang tidak bagus juga bisa menjadi tanda bahwa performa kerja karyawan buruk.

    Dampingi karyawan yang kesulitan menghasilkan pekerjaan yang bagus dan cek secara berkala mengenai peningkatan performa kerja mereka.

    5. Sering absen

    Ketidakhadiran bisa menjadi tanda bahwa karyawan tidak memiliki motivasi untuk bekerja dan berkarya.

    Perusahaan dengan tingkat absensi karyawan yang terlalu tinggi dikhawatirkan tidak bisa mencapai visi dan misinya tepat waktu.

    Karena itu, kamu sebagai HR bisa mengecek presensi karyawan dan jumlah jam yang dihabiskannya di kantor.

    6. Kesulitan menentukan prioritas

    Tidak jarang satu karyawan memiliki beberapa pekerjaan dan tanggung jawab sekaligus, tentunya dengan deadline yang berbeda pula.

    Jika karyawan ternyata masih kesulitan menyelesaikan pekerjaan yang penting dan tidak bisa memetakan sendiri prioritas kerjanya, bisa jadi dirinya membutuhkan training khusus dari perusahaan.

    7. Sering melakukan kesalahan

    Tanda satu ini merupakan tanda yang cukup jelas untuk menilai performa kerja karyawan yang buruk.

    Wajar apabila karyawan melakukan kesalahan di masa-masa awal bekerja karena dirinya masih beradaptasi dan melakukan penyesuaian.

    Mulailah waspada apabila masih belum ada peningkatan performa seiring berjalannya waktu.

    Cara Menangani Karyawan dengan Performa Kerja yang Buruk

    © Pexels.com

    Pemecatan bukanlah jalan mutlak yang bisa diambil terhadap karyawan dengan performa kerja buruk.

    Jika dipikir, bahkan pemecatan bisa menimbulkan lebih banyak kerugian karena HR perlu mengorbankan waktu, tenaga, dan uang untuk proses rekrutmen tanpa adanya jaminan karyawan baru tersebut akan lebih baik.

    Dilansir dari Talent Lyft, berikut 3 hal yang bisa menjadi alternatif solusi menangani karyawan yang underperform!

    1. Evaluasi tujuan perusahaan dan berikan karyawan motivasi

    Kumpulan-kumpulan tujuan kecil tiap individu pasti terarah ke tujuan besar perusahaan itu sendiri.

    Terlepas dari setiap tujuan yang dimiliki oleh individu, HR bisa membangun motivasi seluruh karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan secara umum.

    Misalnya, dengan mengirimkan email motivasi atau menyelenggarakan acara team building.

    Jadikan hal-hal ini sebagai bagian dari budaya kerja untuk menyatukan karyawan dalam mencapai misi perusahaan.

    2. Waspada terhadap penilaian subjektif dari manajer

    Setiap manusia pasti memiliki perasaan dan pendapat.

    Apabila perasaan terhadap seseorang sudah menjadi negatif, kemungkinan besar hal itu akan menghasilkan pendapat yang negatif pula.

    Sama seperti manusia lain, manajer pun tidak luput dari hal satu ini. Subjektivitas dalam penilaian kerja bisa menjadi masalah atau penyebab performa kerja karyawan menurun.

    Manajer yang “pilih kasih” akan memberikan penilaian positif yang tidak realistis, dan begitu pun sebaliknya.

    Ketika manajer memberikan penilaian negatif dan kritik tak beralasan, karyawan akan merasa demotivasi dan tidak terpacu untuk berkembang.

    Karena itu, pastikan bahwa setiap penilaian performa kerja dilakukan seobjektif mungkin.

    3. Tingkatkan komunikasi

    Saat manajer atau HR menyadari ada karyawan yang performa kerjanya buruk, saat itulah juga mereka harus membicarakan hal ini.

    Bukan berarti karyawan tersebut harus diberikan sanksi.

    Mulailah dengan hal-hal sederhana seperti memberikan feedback ketika karyawan melakukan kesalahan, atau berikan saran dalam sesi diskusi empat mata.

    Baca Juga: Tentukan performa satu hari dalam satu jam kerja!

    Awal tahun biasanya menjadi waktu yang tepat untuk merekrut kandidat terbaik. Jangan lewatkan kesempatan ini dan segera sign up dan pasang lowongan di Glints atau gunakan Glints TalentHunt!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait