Kritik Konstruktif: 6 Cara dan 5 Contohnya

Diperbarui 01 Feb 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Membuat kesalahan ketika bekerja adalah hal yang wajar. Namun, jika cara memberitahunya salah, hal ini berpotensi menimbulkan konflik. Nah, salah satu cara memberitahu yang baik adalah kritik konstruktif.

    Dengan memberikan kritik membangun, kamu memberikan kritik yang tidak berpotensi menimbulkan konflik di tempat kerja.

    Tak hanya itu, kamu pun akan membantu orang yang mendapatkan kritik untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

    Sayangnya, memberikan komentar, kritik, dan saran terhadap sesuatu atau seseorang seringkali dianggap mudah atau sepele.

    Padahal, diperlukan pemahaman-pemahaman khusus agar yang kita sampaikan adalah bersifat konstruktif.

    Simak beberapa hal di bawah ini dan juga contohnya agar kamu dapat menyampaikan kritik konstruktif kepada rekan kerjamu!

    Baca Juga: Tips Menghadapi Feedback Negatif dan Tetap Maju

    Cara Memberikan Kritik Konstruktif

    1. Rekan kerjamu juga masih manusia

    kritik membangun

    © Pexels.com

    Ya, yang namanya manusia pasti tidak luput dari kesalahan dan ketidaksempurnaan.

    Sebelum menyampaikan kritik, pahamilah bahwa rekan kerjamu juga masih manusia biasa.

    Dengan memahami hal ini kamu akan memberikan kritik konstruktif yang bermanfaat dan disampaikan dengan baik-baik.

    Pemahaman ini mencegahmu untuk berkata-kata kasar atau sampai mencaci rekan kerjamu.

    2. Kritik konstruktif adalah dua arah

    Kritik Konstruktif

    © Pexels.com

    Kritik konstruktif tidak hanya melibatkan kamu sebagai pengkritik, tetapi juga rekan kerjamu sebagai yang dikritik.

    Tanyakan terlebih dahulu alasan atau motivasi rekan kerjamu berbuat demikian atau memilih suatu pilihan.

    Jika kamu terbuka terhadap alasan atau motivasi dibalik pilihan rekan kerjamu, maka ia juga akan terbuka dengan kritik yang ingin kamu sampaikan.

    Pemahaman ini juga memungkinkan terjadinya diskusi antara kamu dan rekan kerjamu. Melalui diskusi, sebuah kritik membangun akan lebih mudah dipahami rekan kerjamu.

    Bahkan, diskusi dapat menjadi jalan untuk menemukan solusi bersama yang tidak terpikirkan oleh masing-masing individu.

    Baca Juga: Tips Menekan Emosi Negatif di Kantor

    3. Sampaikan tanpa perantara

    constructive criticism

    © Pexels.com

    Kamu boleh saja menyampaikan kritik konstruktif kepada rekan kerjamu, tapi usahakan untuk disampaikan secara langsung ya.

    Pilihlah suasana yang santai atau saat mood sedang baik. Kamu dapat menyampaikannya sambil mengobrol saat makan siang, supaya kritikmu dapat diterima dengan baik oleh rekan kerjamu.

    Penyampaian secara langsung juga membuat rekan kerjamu jadi menghargai dan menghormati kritik yang kamu sampaikan.

    Sehingga, kemungkinan perbaikan di masa yang akan datang sangat mungkin terjadi.

    Selain itu, dengan face to face kamu menghindari adanya kesalahan interpretasi dan miskomunikasi oleh rekan kerjamu karena kalian dapat langsung berdiskusi untuk solusi terbaik.

    4. Setiap orang pernah melakukan kesalahan

    Kritik Konstruktif

    © Pexels.com

    Jangan sampai kritik konstruktifmu malah membuat rekan kerjamu berkecil hati.

    Oleh sebab itu, sampaikan kritik konstruktifmu bersamaan dengan pemahaman bahwa setiap orang melakukan kesalahan, termasuk dirimu.

    Dengan disertai pemahaman seperti itu, rekan kerjamu dapat lebih menerima kritik konstruktif yang kamu berikan.

    Selain itu, kamupun menunjukan bahwa walaupun setiap orang pernah melakukan kesalahan, tetap saja ada kemungkinan hal tersebut dapat perbaiki.

    Bentuk kritik ini dapat pula disertai dengan pengalamanmu berbuat salah dan bagaimana kamu mengatasinya. Sehingga, dapat memberi inspirasi kepada rekan kerjamu.

    5. Perhatikan situasi dan kondisi

    Kritik Konstruktif

    © Pexels.com

    Gunakan instingmu untuk menganalisis situasi dan kondisi untuk memutuskan kapan waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik konstruktif terhadap rekan kerjamu.

    Pemilihan kondisi serta waktu yang tidak tepat malah akan membuat kritik konstruktifmu masuk telinga kiri dan keluar melalui telinga kanan alias tidak benar-benar didengarkan.

    Pemberian kritik di waktu yang tidak tepat juga dapat memperburuk relasi antara dirimu dan rekan kerjamu yang akhirnya dapat berujung permusuhan.

    Kamu dapat menghindari penyampaian kritik di depan orang banyak agar rekan kerjamu tidak merasa malu.

    Selain itu, sampaikan kritik membangun di waktu yang tepat, jangan terlalu lama agar tidak terkesan mengungkit-ngungkit permasalahan yang sudah terjadi.

    6. Bantu dengan aksi

    constructive criticism

    © Pexels.com

    Setelah menyampaikan kritik konstruktif terhadap rekan kerjamu, tidak ada salahnya kalau kamu ikut membantunya dalam menyelesaikan permasalahan yang ia hadapi.

    Hal ini dapat membuktikan bahwa kamu memang benar-benar peduli terhadap rekan kerjamu dan juga perusahaan tempat kalian bekerja.

    Kamu dapat mencarikan pelatihan, seminar, atau workshop yang sesuai untuk rekan kerjamu agar menjadi pegawai yang lebih baik lagi.

    Kamu juga dapat membuat daftar tips dan trik yang dapat rekan kerjamu lakukan untuk mengimbangi kekurangannya.

    Hal ini tentu akan membuatmu semakin dihargai sebagai rekan kerja.

    Relasimu dengan rekan kerja juga dapat semakin dekat karena kalian berusaha menyelesaikan masalah yang ada bersama-sama.

    Contoh Kritik Konstruktif

    constructive criticism

    © Pexels.com

    Apakah kamu masih merasa bingung bagaimana cara memberikan constructive criticism?

    Jangan khawatir, berikut Glints akan berikan contoh kritik konstruktif untukmu seperti menyadur dari Matter dan Fingerprint of Success.

    1. Memberi kritik soal kehadiran

    Ketimbang mengatakan hal seperti ini.

    Kenapa kamu selalu terlambat? Apa kamu tahu kamu tidak menghargai yang lain?

    Akan lebih baik kamu memberi kritik membangun seperti ini.

    Di bulan ini, ada sekitar 6 hari kamu datang terlambat ke kantor. Saya mengerti bahwa mungkin saja terjadi hal yang tidak terduga, tapi jika kamu sering terlambat, hal ini mempengaruhi yang lain. Saya juga khawatir kita sebagai tim tidak bisa mendapat masukan darimu ketika kamu telat datang ke meeting. Bisakah kamu mencoba untuk datang ke kantor sebelum jam 9 supaya kamu bisa ikut meeting?

    2. Memberi kritik soal kualitas kerja

    Daripada berbicara seperti ini.

    Apa kamu tahu hasil pekerjaan kamu banyak error-nya? Yang teliti, dong!

    Kamu bisa memberi kritik konstruktif seperti ini.

    Salah satu hal yang saya sukai ketika bekerja denganmu adalah kualitasnya. Terlebih kamu adalah orang yang sangat detail. Namun, belakangan ini hasil kerjamu terdapat banyak kesalahan sehingga saya pun turut khawatir. Maukah kamu menceritakan apa yang terjadi padamu? Karena saya ingin kamu melakukan pekerjaan secara teliti dan melakukan double-check untuk setiap pekerjaanmu sebelum diberikan pada saya.

    3. Memberi kritik ke rekan kerja yang underperform

    Ketimbang memberi kritik pedas seperti ini.

    Kenapa kerjaanmu jelek banget, sih? Saya heran kenapa kamu bisa mendapatkan pekerjaan ini.

    Alangkah lebih baiknya kamu berbicara seperti ini.

    Saya tahu bahwa akan sangat membingungkan ketika kamu tidak mendapatkan arahan yang jelas ketika bekerja. Tapi, saya tahu, kok, kalau kamu sudah berusaha keras dan itu adalah sesuatu yang baik. Sekarang, yuk, kita lihat proyek-proyekmu yang sebelumnya dan membuat rencana supaya kita bisa bekerja sama untuk bisa mengerjakan proyek baru lebih baik lagi.

    4. Memberi kritik ke rekan kerja yang bukan team player

    Daripada berkata seperti ini.

    Kamu itu harus bisa menjadi team player! Kenapa, sih, kamu tidak bisa akur sama orang lain?

    Cobalah memberi kritik konstruktif seperti ini.

    Saya ingin kamu menghargai satu sama lain dengan menjaga percakapan dengan yang lain tetap berkaitan dengan pekerjaan. Apabila kamu ada masalah dengan anggota tim yang lain, mungkin kamu bisa mendatangi saya atau yang lain ketimbang harus bertengkar di mana semua orang bisa mendengar dan melihatmu.

    5. Memberi kritik ke rekan kerja yang sulit berkomunikasi

    Ketimbang berbicara seperti ini.

    Karena kamu tidak berkomunikasi tentang apapun, hasilnya jadi berantakan gini! Kenapa, sih, kamu susah untuk berkomunikasi sama yang lain?

    Alangkah lebih baiknya kamu berkata seperti ini.

    Ketika ada proyek yang dikerjakan bersama-sama, saya akan sangat mengapresiasi jika kamu memberikan update ke semuanya setidaknya seminggu sekali. Selain itu, tolong beritahu saya juga apa yang kamu butuhkan supaya kita semua bisa tahu apa masalah yang dihadapi dan bisa mencapai tujuan kita sebagai tim.

    Baca Juga: 8 Cara Menghadapi Kolega yang Bersikap Negatif di Kantor

    Itulah beberapa pemahaman yang sebaiknya kamu ketahui sebelum memberikan kritik konstruktif kepada rekan kerjamu.

    Semoga dengan pemahaman-pemahaman diatas, kamu dapat menyampaikan kritik dengan baik ya dan permasalahan yang dihadapi pun mendapatkan solusi terbaik!

    Nah, selain mendapat kritik, kamu juga harus selalu siap menerima feedback dan kritik dari rekan atau atasan.

    Yuk, baca artikel-artikel lain yang membahas seputar cara menghadapi kritik, temukan selengkapnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.8 / 5. Jumlah vote: 6

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait