Ketahui Macromanagement, Gaya Manajemen Kepemimpinan yang Lebih Disukai oleh Karyawan

Diperbarui 13 Jan 2021 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Berbeda dengan micromanagement, macromanagement merupakan gaya kepemimpinan yang dapat meningkatkan produktivitas para pekerja.

    Dengan atasan yang enggan campur tangan serta ruang untuk bekerja secara mandiri, umumnya karyawan lebih menghargai atasan yang menjunjung sistem manajemen satu ini.

    Nah, kira-kira apa yang dimaksud dengan macromanagement? Seperti apa sih ciri-ciri seorang macromanager? Yuk, baca selengkapnya dalam rangkuman Glints berikut ini.

    Baca Juga: Pengertian Manajemen dan Penerapannya dalam Perusahaan

    Apa Itu Macromanagement?

    Macromanagement

    © Pexels.com

    Disadur dari Incmacromanagement adalah sebuah gaya manajemen kepemimpinan di mana atasan lebih berfokus pada ide pokok tugas dan bukan pada detail cara kerja bawahannya.

    Umumnya, seorang macromanager akan memberikan instruksi mengenai tugas-tugas yang lebih kecil sekaligus berusaha untuk mengantisipasi risiko yang lebih besar.

    Selain itu, mereka juga tidak akan ragu untuk menginstruksikan pemimpin lain mengenai langkah-langkah yang bisa diambil agar tim mereka dapat bekerja dengan lebih efektif.

    Macromanagement pada umumnya akan membiasakan budaya berpikir kreatif dan kritis. Pemantapan teknik problem solving juga menjadi fokus utama sebelum memulai segala pekerjaan. 

    Enggan menanam fokus berlebih pada detail pekerjaan bawahannya, seorang macromanager justru akan mementingkan visi di balik semua pekerjaan yang akan dilakukan.

    Sebaliknya, micromanager akan memberikan perhatian lebih terhadap rincian pekerjaan dan jumlah tugas yang akan dilimpahkan pada bawahannya.

    Hal ini menyebabkan tingkat angka ketidakpuasan karyawan serta employee turnover rate yang tinggi.

    Mengapa demikian? Pasalnya, karyawan umumnya sudah lebih matang dan akan merasa terganggu jika seluruh pekerjaan mereka harus diganggu oleh atasan.

    Nah, berbeda dengan micromanagement, macromanagement akan menjadi sebuah metode yang efektif jika diterapkan pada perusahaan besar

    Bahkan, menurut Christina Bielaszka-Duvernay dalam wawancaranya bersama Experthub, macromanagement adalah metode kepemimpinan baru yang akan menggantikan micromanagement.

    Hal ini tentunya dipengaruhi oleh prinsip macromanaging yang dirasa lebih efektif, serta memiliki dampak yang lebih baik terhadap produktivitas serta psikis para karyawan.

    Meskipun pendekatan seorang macromanager nampak lebih bebas dan longgar, bukan berarti atasan melepas tanggung jawab terhadap karyawannya, lho.

    Justru sebaliknya, gaya kepemimpinan satu ini bisa menyatukan sebuah tim karena adanya kesepakatan untuk menomorsatukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

    Kelebihan Macromanagement

    macromanagement

    © Freepik.com

    Membahas seluk-beluk metode manajemen membutuhkan perbandingan. 

    Tidak selamanya metode yang dianggap baik akan efektif jika digunakan pada semua situasi. Maka dari itu, penting untuk menelisik kelebihan juga kekurangan macromanagement.

    Pertama, Glints akan paparkan terlebih dahulu mengenai keunggulan metode macromanage.

    1. Efektif untuk pemegang jabatan tinggi

    Dilansir dari Investopedia, macromanagement akan sangat bermanfaat bagi atasan yang berada di pucuk struktur kepemimpinan dalam sebuah organisasi.

    Metode ini cocok untuk pemuncak hierarki karena fokus mereka akan terbagi dengan baik dengan prinsip kerja macromanaging.

    Contohnya seperti ini, pekerjaan seorang eksekutif akan lebih rapi bila ia mampu untuk memerintahkan staf tanpa harus berfokus pada rincian terkecil dalam proses pelaksanaan tugas.

    Justru, agar pekerjaan karyawan lebih efisien, atasan harus mengalihkan fokus utama pada cara-cara menerapkan visi untuk tiap perintah yang mereka berikan.

    Dengan menjadikan visi perusahaan sebagai fokus utama, kinerja karyawan akan menjadi lebih baik karena adanya sebuah tujuan yang harus ia capai.

    2. Lebih dihargai oleh bawahan

    Tidak hanya berguna untuk para pemimpin dan organisator, metode macromanagement juga lebih dihargai oleh para bawahan.

    Menurut Corporate Finance Institute, penerapan metode berpikir kritis, serta teknik problem solving yang rutin akan mendorong karyawan untuk bekerja secara mandiri dan tanggap ketika ada masalah baru.

    Selain itu, kualitas kerja karyawan juga akan meningkat karena tidak adanya gangguan dari atasan selama mereka sedang melaksanakan tugas.

    Tekanan dan tuntutan yang tidak berat dapat memotivasi karyawan untuk bekerja santai namun dengan hasil yang diharapkan.

    Penanaman tujuan baik perusahaan yang sudah dilakukan sejak awal bergabung membuat karyawan bersemangat dalam tiap tugas.

    Baca Juga: Beginilah Gambaran 5 Gaya Kepemimpinan Milenial di Perusahaan

    Kekurangan Macromanagement

    macromanagement

    © Freepik.com

    Seperti halnya metode manajemen yang lain, macromanagement tidak luput dari kekurangan. Berikut adalah penjelasannya.

    1. Bisa membingungkan karyawan

    Menurut Innovation Management, bekerja dengan seorang macromanager dapat terasa membingungkan. Hal ini timbul karena pengawasan dari atasan yang terasa longgar.

    Bahkan, macromanaging seakan memberikan jarak terhadap bos dan bawahannya. Minimnya informasi terkait detail pekerjaan serta isu dalam tim, membuat atasan terlihat jauh dan tak akrab bersama bawahannya.

    Karena permasalahan tersebut, macromanager tak jarang membutuhkan waktu yang lama guna meredakan sebuah masalah dalam tim.

    2. Membatasi hubungan atasan dengan karyawan

    Selain itu, macromanaging bisa menjadi sebuah pembatas yang memisahkan hubungan atasan dengan bawahannya. 

    Minimnya perhatian dan keterlibatan langsung terhadap aktivitas karyawan bisa membuat macromanager tampak tidak paham bahkan kurang peka terhadap pekerjaan serta kebutuhan bawahannya.

    Masalah ini akan mempengaruhi efektivitas pekerjaan tim. Kinerja karyawan akan terhambat dan divisi terancam tidak memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya.

    Cara Menjadi Macromanager yang Baik

    macromanagement

    © Unsplash.com

    Setelah mengetahui kelebihan serta kekurangannya, pertanyaannya kini adalah bagaimana cara seorang atasan memaksimalkan metode macromanagement?

    Bagaimana caranya agar permasalahan-permasalahan yang sudah Glints paparkan sebelumnya tidak terjadi ketika perusahaan sepakat untuk menerapkan gaya manajemen macromanage?

    Yuk, simak penjelasan berikut mengenai cara menjadi seorang macromanager yang baik.

    1. Selaraskan pekerjaan dengan tujuan utama perusahaan

    Menurut Forbes, seorang macromanager sebaiknya terus mengingatkan bawahannya agar bekerja sesuai dengan visi perusahaan.

    Dengan melakukan hal ini, semangat dan gairah karyawan untuk bekerja akan terpicu jika terus memberdayakan misi tempat kerja mereka.

    2. Beri karyawan ruang untuk bekerja mandiri

    Dengan menerapkan macromanagement, sebaiknya seorang atasan membiarkan karyawannya untuk menentukan cara kerja mereka secara mandiri.

    Hal ini secara tidak langsung mendorong bawahan untuk bekerja dengan lebih kreatif, serta lebih apresiatif terhadap hasil kerjanya sendiri.

    Bila kinerja karyawan justru tidak berkembang, metode ini mendorong karyawan untuk lebih sigap terhadap kekurangan yang ia miliki.

    Peran macromanager dalam isu seperti ini juga cukup mudah. Mereka cukup memberikan kritik dan saran membangun untuk membantu bawahannya.

    3. Tentukan waktu terbaik untuk melakukan intervensi

    Tips terakhir untuk menjadi macromanager yang baik adalah untuk terus memastikan bahwa karyawan sadar akan pencapaian mereka. 

    Macromanager yang baik tidak akan segan untuk menunjukkan kepuasan terhadap kinerja timnya. Tidak ada salahnya untuk menampilkan perasaan bangga dan suportif dalam tiap kesempatan yang ada.

    Lalu, agar metode macromanagement dapat berjalan dengan lancar, atasan harus tahu waktu terbaik untuk melakukan intervensi pada kinerja karyawannya.

    Ketika telah melakukan intervensi, atasan juga harus memberikan ide solutif agar karyawan dapat menuntaskan pekerjaan mereka.

    Baca Juga: 5 Cara Mudah Meningkatkan Leadership Skill yang Bisa Kamu Coba

    Itulah serba-serbi macromanagement yang perlu kamu ketahui.

    Yang perlu diingat adalah bahwa macromanagement merupakan gaya kepemimpinan demokratis di mana karyawan berhak untuk bekerja tanpa campur tangan berlebih dari atasan.

    Kontrol secukupnya serta bantuan atasan yang memadai, umumnya karyawan akan sangat menghargai cara kerja yang ditawarkan metode macromanage.

    Meskipun gaya manajemen ini memiliki beberapa kekurangan, tetap ada beberapa inisiatif yang bisa dilakukan atasan agar macromanaging bisa berjalan dengan lancar.

    Nah, jika masih tertarik untuk informasi dan tips lainnya seputar dunia karier, kamu bisa berlangganan dengan newsletter blog Glints.

    Setelah berlangganan nanti, berita paling update mengenai budaya kerja serta tips pengembangan diri akan langsung dikirim ke inbox emailmu.

    Jangan sampai tertinggal! Daftar di Glints sekarang, yuk!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait