Mengetahui Kebohongan yang Tertulis di CV

Diperbarui 19 Apr 2024 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Sebagai usaha untuk menarik perhatian para perekrut, tidak jarang para pencari kerja melebih-lebihkan informasi yang tertera di CV, bahkan hingga mencapai tahap kebohongan.

    Uniknya, kejadian ini ternyata cukup sering ditemukan. Menurut survei oleh Undercover Recruiter, sebanyak 53,3% CV dan lamaran kerja memuat kebohongan kandidat.

    Di sisi lain, sebanyak 51% perekrut mengaku akan langsung mendiskualifikasi kandidat dari proses rekrutmen setelah menemukan bukti kebohongan pada CV.

    Kemudian hanya ada 7% perekrut yang mengaku akan tetap memproses lamaran dengan kebohongan jika mereka menyukai kandidat tersebut.

    Baca Juga: 8 Kesalahan yang Paling Sering Dilakukan saat Membuat CV Bahasa Inggris

    Kebohongan yang Sering Dicantumkan di CV

    Mengetahui Kebohongan yang Tertulis di CV

    sumber: BackgroundChecks.org

    Infografik dari BackgroundCheck.org mencantumkan beberapa aspek kebohongan yang sering dimasukkan dalam CV kandidat.

    Menempati urutan pertama ada skill, dengan persentase sebanyak 57%. Ini berarti lebih dari setengah kandidat kemungkinan berbohong mengenai kemampuan yang dimiliki.

    Selanjutnya ada tanggung jawab pekerjaan (55%) dan waktu bekerja (42%). Kandidat mungkin melebih-lebihkan waktu bekerja mereka untuk menutupi beberapa hal, seperti agar tidak dicap sebagai kutu loncat ataupun menutupi jeda menganggur.

    Untuk mengecek hal ini, para perekrut bisa melakukan background check dengan menghubungi kontak referensi dari perusahaan terdahulu.

    Sebanyak 34% dan 33% kandidat berbohong mengenai jabatan dan gelar akademik yang dimilikinya. Selanjutnya, bahkan ada 26% kandidat yang berbohong mengenai perusahaan tempatnya bekerja.

    Hal terakhir yang tidak luput dari kebohongan yaitu penghargaan (18%).\

    Baca Juga: Harus Mulai dari Mana untuk Memperbaiki CV?

    Cara Mengetahui Kebohongan di CV Bagi Rekruter 

    1. Cek dengan logika

    Pada tahap screening CV, pertama-tama perekrut bisa menganalisa sendiri kecocokan kualifikasi, latar pendidikan, hingga jabatan dan pencapaian kandidat. Misalnya, jika kandidat memiliki gelar akademik di bidang A dan bekerja di bidang B, perekrut bisa mencocokkan kemungkinan adanya kesesuaian dengan skill atau pencapaian kandidat. Jika salah satu aspek CV terlihat janggal dan terlalu bagus dari kualifikasi secara keseluruhan, perekrut patut mencurigai adanya informasi yang dilebih-lebihkan.

    2. Kejanggalan pada periode bekerja

    Periode bekerja menjadi salah satu informasi yang bisa dengan mudah dimanipulasi oleh kandidat. Sayangnya, bagian ini justru cukup mudah untuk dicek kebenarannya oleh perekrut. Dave Druzynski, Chief People Officer di Auto/Mate Dealership Systems mengatakan bahwa kandidat terkadang terlalu fokus mengubah periode bekerja terakhirnya sampai lupa menyesuaikan periode bekerja di perusahaan sebelumnya, sehingga waktunya menjadi tidak sinkron dan tumpang tindih. Cara lain yang bisa dilakukan untuk mengklarifikasi periode bekerja yaitu dengan mencocokan data di CV dengan profil kandidat di media sosial, CV, atau portofolio yang diunggah secara online.

    3. Wawancara via telepon

    Sebelum buru-buru memanggil kandidat untuk wawancara langsung, perekrut bisa melakukan penyaringan terlebih dahulu dengan wawancara via telepon. Jika menemukan informasi yang janggal atau ingin kamu konfirmasi, catat dan tanyakan pada kandidat melalui telepon. Cek tanda-tanda kebohongan lain seperti intonasi dan ketidakyakinan dari suara kandidat. Setelah perekrut bisa menarik kesimpulan, baru tentukan langkah selanjutnya untuk memproses atau mendiskualifikasi lamaran kandidat tersebut.

    4. Kesesuaian deskripsi pekerjaan dengan skill yang dicantumkan

    Survei lain dari OfficeTeam menemukan bahwa pengalaman (76%) dan deskripsi pekerjaan (55%) sebagai aspek yang paling sering menjadi ladang kebohongan kandidat. Untuk mendeteksi hal ini, perekrut perlu mengecek deskripsi yang dicantumkan secara cermat. Cek apakah deskripsi pekerjaan konsisten dengan jabatan yang ditulis. Deskripsi yang ambigu bisa menjadi tanda bahwa kandidat melebih-lebihkan kualifikasinya sendiri.

    5. Cocokkan CV dengan informasi di LinkedIn

    Trik simpel yang bisa dilakukan perkerut untuk mendeteksi kebohongan adalah dengan mencocokan data di CV dengan profil LinkedIn kandidat. LinkedIn berperan sebagai “online CV” kandidat di mana mereka bisa memamerkan pengalaman dan skill. Lebih dari itu, LinkedIn juga memiliki fitur endorsement dan testimoni yang bisa dicek untuk mengetahui pendapat rekan kerja seputar performa kandidat di perusahaan sebelumnya.

    6. Background check dengan perusahaan terdahulu

    Langkah terakhir ini bisa dicoba ketika prekrut sudah melewati tahap wawancara langsung dan masih belum bisa mengklarifikasi kebenaran informasi di CV. Hubungi perusahaan tempat kandidat bekerja, universitas, atau kontak referensi yang dicantumkan di CV, dan tanyakan langsung mengenai kualifikasi dan pencapaian kandidat. Tapi sebelum melakukan langkah, ada baiknya prekerut meminta izin dan memberitahu kandidat bahwa kamu ingin meminta referensi dari perusahaan terdahulu.

    Kamu sebagai kandidat, jangan lagi mengulang kebiasaan berbohong pada CV, ya! Karena jika ketahuan, hal ini justru akan menjadi bumerang bagi dirimu sendiri. Bukannya dipandang tinggi, lamaranmu justru malah akan merusak reputasi dan langsung didiskualifikasi.

    Baca Juga: 10 Kesalahan Membuat CV yang Sering Ditemukan Perekrut

    Lebih baik kamu perbaiki CV-mu agar lebih menarik perekrut. Kabar baiknya, Glints menyediakan berbagai template CV gratis yang bisa kamu download dan edit, lho!

    Poles CV kamu dan dapatkan pekerjaan impianmu dengan template CV gratis dari Glints di sini.

    Tidak perlu putus asa jika belum mendapatkan pekerjaan yang kamu inginkan. Yuk, sign up di Glints sekarang dan temukan ratusan lowongan menarik! Ingat, isi profil dan CV-mu dengan jujur ya, Job Seekers!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 2 / 5. Jumlah vote: 2

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait