4 Perbedaan Utama Interpreter dan Translator
Banyak orang yang belum mengetahui perbedaan interpreter dan translator. Sebagian mungkin beranggapan kedua profesi ini sama. Padahal, kedua profesi ini ternyata sangat berbeda, lho.
Untungnya, Glints sudah menyiapkan penjelasan mengenai perbedaan ini.
Jika kamu merupakan lulusan atau sedang kuliah jurusan sastra dan ingin bekerja di bidang penerjemahan, simak penjelasan berikut ini untuk mengetahui perbedaannya!
Isi Artikel
Perbedaan Interpreter dan Translator
Interpreter dan translator pada dasarnya memiliki pekerjaan yang sama, yaitu menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain.
Dilansir dari The Balance Careers, baik itu interpreter ataupun translator harus memiliki sertifikasi yang jelas dan juga beberapa skill mendasar.
Skill yang dimaksud antara lain adalah mendengarkan secara aktif, skill komunikasi dan membaca, menulis, dan juga kebudayaan.
Lalu, di mana letak perbedaan antara interpreter dan translator?
1. Tugas dan tanggung jawab
Apakah kamu pernah membaca buku yang ditulis oleh penulis kesukaan kamu, J.K Rowling misalnya, namun dalam bahasa Indonesia?
Jika iya, maka buku tersebut adalah hasil terjemahan dari seorang translator.
Tugas seorang translator adalah menerjemahkan satu bahasa ke bahasa lain (dari bahasa sumber ke bahasa sasaran) secara tertulis.
Berbeda dengan translator, seorang interpreter diwajibkan untuk langsung menerjemahkan secara verbal di tempat, tanpa bantuan alat seperti kamus atau apapun. Pekerjaan ini harus dilakukan secara real-time.
2. Gaya penerjemahan
Dalam kegiatan penerjemahan, terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil terjemahan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran.
Beberapa di antaranya adalah tata bahasa dan kebudayaan dari kedua bahasa, diksi yang dipilih, dan juga kesepadanan kata.
Seorang translator tidak dapat menerjemahkan satu kata secara harfiah saja, tetapi harus melihat konteksnya juga.
Sedangkan untuk interpreter, profesi ini mengharuskan kamu untuk menerjemahkan dan menyampaikan inti dari sebuah pesan, tanpa perlu terperinci hingga tata bahasanya.
3. Tingkat kerumitan
Penting bagi translator untuk benar-benar memahami konteks yang dibicarakan dalam sebuah teks dan berusaha mencari terjemahan yang sepadan.
Hal ini cukup rumit, apalagi jika kamu harus menerjemahkan sebuah teks sastra.
Sebagai contoh, terdapat pepatah dalam bahasa Inggris yang berbunyi “the grass is always greener on the other side of the fence”.
Ketika menerjemahkan, kalimat ini tidak menjadi “rumput selalu lebih hijau di sisi lain pagar”.
Terjemahan yang sepadan adalah pepatah yang berbunyi “rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri”.
Namun, untuk hal yang satu ini, tidak terlalu berbeda dengan interpreter.
Walaupun menerjemahkan secara real-time, penguasaan topik juga jadi salah satu aspek paling penting yang harus dimiliki seorang interpreter.
Katakanlah ada seseorang yang dipekerjakan untuk menjadi interpreter di sebuah meeting bisnis.
Ketika menerjemahkan, ia harus benar-benar menguasai jargon atau terminologi dalam bisnis. Hal ini berlaku untuk bidang lainnya juga.
4. Sumberdaya yang digunakan
Sumber daya yang dimanfaatkan oleh translator antara lain adalah kamus, tesaurus untuk mencari sinonim kata, ensiklopedia untuk memahami topik-topik tertentu, dan masih banyak lagi.
Jika translator dapat menggunakan kamus dan menggunakan berbagai macam sumber daya untuk menerjemahkan, beda halnya dengan interpreter.
Interpreter tidak menggunakan sumber daya seperti translator karena tidak perlu menerjemahkan secara rinci dan dilakukan secara real-time. Meskipun begitu, tingkat kesulitan profesi interpreter cukup tinggi.
Interpreter biasanya dibutuhkan untuk menjadi ‘jembatan’ bagi dua pihak dengan bahasa ibu yang berbeda.
Salah satu contoh besar yang dapat digunakan adalah PBB (Persatuan Bangsa-Bangsa).
Dilansir dari Clear Word Translations, di dalam PBB terdapat enam bahasa resmi, yaitu Inggris, Prancis, Spanyol, Mandarin, Rusia, dan Arab.
Untuk perwakilan negara yang tidak menggunakan keenam bahasa resmi, pihak PBB mengizinkan adanya interpreter yang dapat menerjemahkan ke dan dari bahasa tersebut.
Persyaratan untuk menjadi interpreter di PBB antara lain adalah memiliki pemahaman akan isu-isu politik, HAM, ekonomi, dan masih banyak lagi.
Nah, itu dia perbedaan interpreter dan translator yang perlu kamu ketahui.
Perlu diingat bahwa kedua profesi ini memerlukan pelatihan khusus atau setidaknya sertifikat yang menunjukkan bahwa kamu ahli dalam satu bahasa asing atau lebih.
Jika sedang mencari pekerjaan sebagai penerjemah lainnya, kamu bisa mengunjungi Glints. Ada banyak lowongan yang sedang menantimu, lho!
Tunggu apa lagi? Segera cari dan dapatkan pekerjaan impianmu!