Apa yang Rekruter Lihat dari Media Sosial Kandidat? Cek di Sini!  

Diperbarui 17 Mei 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Media sosial  sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian setiap orang. Setiap hal yang dipikirkan dan dialami seseorang di dunia nyata, seakan kurang lengkap apabila tidak turut dibagikan kepada semua orang melalui media sosial.

    Faktanya, semua akun media sosial yang kamu miliki sangat mungkin untuk dipantau atau di-stalk untuk tujuan rekrutmen. Apa sebenarnya yang dicari oleh perusahaan rekruter dari melihat akun-akun media sosial para kandidat karyawannya?

    Curriculum vitae memang bisa menunjukkan kualifikasi seseorang, tapi media sosial akan membantu para rekruter untuk mengidentifikasi jenis kepribadian seseorang terutama dalam hal bersikap di dunia maya.

    Selain itu, dari post yang diunggah kandidat di media sosial pribadinya, perusahaan rekruter bisa melihat apakah ada tanda-tanda ia memiliki perilaku buruk, seperti foto-foto kontroversial, bahasa yang tidak sopan, penggunaan obat-obatan terlarang, dan lain-lain. Kali ini saya akan membahas beberapa hal yang mungkin diamati oleh rekruter di media sosial yang dimiliki kandidat. Berikut ulasan lengkapnya.

    Baca Juga: 7 Kesalahan di Media Sosial yang Membuatmu Kurang Profesional

    Hal yang Diamati Rekruter di Media Sosial

    Hal yang Diamati Rekruter di Media Sosial

    © Freepik.com

    1. Facebook

    Facebook adalah salah satu media sosial yang banyak digunakan di Indonesia. Sejak pertama kali dibuka aksesnya untuk publik dunia di tahun 2006, media sosial ini sudah digunakan 88 juta orang di Indonesia. Untuk mengetahui seorang kandidat lebih jauh, perusahaan perekrut biasanya melihat section About Me’ dan ‘Photos’.

    Bagian ‘About Me’ di media sosial Facebook adalah section di mana perusahaan perekrut melihat bagaimana kamu mendeskripsikan dirimu sendiri. Selain itu, perusahaan perekrut juga akan mencocokkan apakah deskripsi dirimu di Facebook sama dengan yang kamu tuliskan di cover letter dan curriculum vitae.

    Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara ketiganya, perusahaan mungkin akan mengurangi poinmu bahkan sebelum kamu diwawancara. Perbedaan tersebut menunjukkan ada sisi dirimu yang disembunyikan dari perusahaan dan mereka akan menilai itu sebagai suatu usaha untuk berbohong.

    Selain deskripsi diri, foto-foto yang terdapat pada profil akun Facebook-mu juga akan dilihat oleh hiring manager perusahaan yang kamu lamar. Foto diri yang ada di profilmu akan memberi kesan tersendiri pada perekrut apakah kamu merepresentasikan dirimu secara profesional. Tidak hanya isi dari foto itu sendiri, perekrut juga akan menilai bagaimana kamu mendeskripsikan foto tersebut. Oleh karena itu hindarilah kata-kata yang provokatif dalam deskripsi foto-fotomu di Facebook.

    2. Twitter

    Selain Facebook, media sosial kedua yang dilihat oleh para perekrut adalah Twitter. Twitter adalah media sosial di mana orang-orang bisa membagikan informasi kepada para followers berupa pesan-pesan singkat yang masing-masingnya dibatasi sepanjang 280 karakter.

    Hal pertama yang dilihat perusahaan dari akun Twitter-mu adalah siapa saja akun yang kamu ikuti. Perusahaan perekrut ingin melihat apakah kamu memiliki mutual connecttion dengan mereka, dan apakah kamu memiliki koneksi dengan pihak-pihak lain di industri yang digelutinya.

    Mengikuti akun-akun yang memiliki bidang industri yang sama dengan perusahaan yang kamu lamar adalah ide yang bagus. Kamu akan mendapat banyak informasi mengenai lowongan-lowongan kerja, pengumuman-pengumuman dari perusahaan, produk-produk terbaru, dan masih banyak lagi.

    Selain akun following-mu, tentu saja tweet yang kamu bagikan juga akan dipantau oleh perusahaan perekrut. Mereka akan menilai apakah kamu suka membagikan informasi-informasi yang berguna atau hanya menggunakan Twitter untuk mengomentari sesuatu yang tidak penting dan bertengkar dengan pengguna lainnya.

    Jika kamu sedang melamar pekerjaan, cek kembali tweet-tweet lamamu dan pertimbangkan untuk menghapus setiap tweet yang menurutmu tidak penting dan tidak merepresentasikan dirimu yang profesional sebagai seorang kandidat karyawan.

    Baca Juga: 7 Tips Menjaga Profesionalisme di Media Sosial

    3. Instagram

    Media sosial ketiga yang sering digunakan oleh netizen di Indonesia adalah Instagram. Melalui Instagram penggunanya bisa membagikan foto dan video singkat kepada para follower mereka. Karena media sosial ini berbasis visual, Instagram memang sangat sering digunakan oleh para fotografer atau pekerja seni dan desain sebagai katalog karyanya.

    Jika kamu bergelut di bidang seni dan desain, tidak ada salahnya untuk merapikan kembali feed Instagram-mu agar menarik untuk dilihat perusahaan perekrut atau calon klienmu. Untuk kamu yang menggeluti bidang lainnya, perusahaan perekrut biasanya akan melihat foto-foto pribadimu dan menilai bagaimana kamu merepresentasikan dirimu. Kamu juga sebaiknya menghapus foto dan video yang berisi hal-hal yang tidak pantas dan kontroversial untuk menghindari penilaian buruk dari perusahaan perekrut.

    Selain foto dan video yang kamu unggah, perusahaan perekrut juga akan melihat siapa saja yang mengikutimu di media sosial Instagram. Mereka ingin mengetahui orang-orang seperti apa yang tertarik pada akunmu.

    Caramu menanggapi follower di media sosial ini juga akan dinilai, seperti apa yang kamu katakan pada mereka dan bagaimana kamu membalas komentar-komentar mereka. Hal ini bisa memberi insight awal tentang pola komunikasimu dan hubungan pribadimu dengan orang lain. Dari situ perusahaan bisa menilai seberapa cocok kepribadianmu dengan budaya yang mereka miliki.

    Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini sangat memudahkan umat manusia dalam mengakses dan membagikan informasi secara bebas dan tanpa batas, salah satunya melalui media sosial.

    Kebebasan menggunakan media sosial tersebut bisa jadi pedang bermata dua bagi para penggunanya. Jika kita mampu menggunakannya dengan baik kita akan mendapat manfaat yang nyata.

    Namun sebaliknya, asal-asalan dalam penggunaan media sosial bisa mengakibatkan beragam masalah seperti kesalahpahaman dan juga citra yang buruk di mata publik, termasuk perusahaan yang sedang kita lamar.

    Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dalam memilah apa yang kita bagikan dan tampilkan agar tidak terjadi prasangka buruk atau asumsi-asumsi yang berujung pada kesalahpahaman.

    Baca Juga: Bangun Personal Branding di Media Sosial dengan 7 Cara ini!

    Tertarik mencari tahu tips-tips seputar rekrutmen kerja seperti ini? Masih merasa kurang percaya diri memasuki dunia kerja? Di Blog Glints, kamu bisa mendapatkan tips dan trik serta informasi lengkap seputar karier di dunia profesional.

    Temukan berbagai lowongan kerja sesuai bidang yang kamu minati, mulai dari  magang, full-time, part-time, hingga project-based. Ayo sign up sekarang!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 4.4 / 5. Jumlah vote: 7

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait