Portofolio Desain Grafis: Cara Membuat,Platform, & Contohnya

Diperbarui 24 Mar 2024 - Dibaca 16 mnt

Isi Artikel

    Portofolio merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kebutuhan melamar pekerjaan. Jika kamu menggeluti dunia desain grafis, portofolio merupakan hal wajib  kamu susun sebagai bukti hasil karya.

    Ada bermacam-macam cara untuk menyusun portofolio. Lalu, bagaimana cara untuk menyusun contoh portofolio desain grafis secara kreatif dan menarik perhatian?

    Cara Membuat Portofolio Desain Grafis

    Jika kamu sudah belajar desain grafis atau bahkan kuliah di bidang itu, kamu akan menguasai skill penting di dunia desain grafis. Jika sudah begitu, kamu perlu membuat portofolio untuk menjual kemampuanmu.

    Ingin membuat portofolio namun kamu masih bingung bagaimana cara memulainya? Beberapa tips dari Glints bisa menjadi acuan untuk mulai mengumpulkan hasil karyamu untuk dibuat menjadi portofolio. Kamu bisa menyimaknya di bawah ini:

    infografik-portofolio desain grafis yang baik

    1. Pilih karya secara selektif

    Untuk memulainya, kumpulkan dahulu semua hasil proyek yang sudah kamu kerjakan. Mulai dari proyek kecil sampai juga proyek besar.

    Setelah itu, kamu bisa urutkan sesuai dengan hasilnya mulai dari yang biasa saja sampai yang terbaik. Klien biasanya melihat 3-5 karya yang terbaik sebagai titik awal penilaian mereka.

    Klien menyukai desainer yang memiliki berbagai keterampilan, tetapi mereka umumnya lebih suka mempekerjakan seseorang yang benar-benar ahli dalam keterampilan yang dibutuhkan.

    Mereka biasanya mengutamakan itu daripada seseorang yang memiliki pemahaman dasar tentang banyak aspek desain yang berbeda.

    2. Pilih platform yang jelas

    Setelah kamu mengkurasi semua karya, pilihlah platform yang tepat untuk mengupload portofoliomu. Kamu bisa mencari situs atau bahkan membuat domain khusus untuk menampilkan hasil karyamu.

    Selain itu, sudah banyak sekali platform atau cara yang dapat menunjukkan spesialisasimu. Contohnya pembuatan filter di Instagram bisa menciptakan awareness untuk nama pembuat di Instagram.

    Semakin banyak karyamu dipakai, orang lain akan mencari tahumu lebih lanjut.

    3. Kelola proyek sebaik mungkin

    Jangan khawatir jika kamu belum memiliki banyak proyek yang dikerjakan. Kamu bisa memulainya dengan menerima proyek kecil-kecil yang mungkin awalnya merupakan tawaran teman.

    Kerjakan proyek yang diberikan dengan sepenuh hati hingga hasilnya memuaskan. Memuaskan klien serta memuaskan hatimu. Percayalah, proyek kecil yang sudah kamu kerjakan lama-lama akan menjadi banyak

    Kamu bisa mulai untuk menciptakan style atau personal branding dalam desain sehingga klien bisa melihat konsistensi dari karyamu.

    Baca Juga: Cara Membuat Blog Portofolio yang Menarik

    4. Jelaskan proyek secara singkat

    Setelah mengumpulkan banyak karya, kini saatnya menyiapkan portofolio! Kebanyakan klien akan menghabiskan waktu 60 detik saja untuk melihat kumpulan karyamu dan memutuskan untuk menggunakan jasa seorang graphic designer.

    Hal yang harus dilakukan adalah menguraikan masalah awal dan diskusikan bagaimana cara penyelesaiwnnya. Jelaskan peranmu dalam proses desain serta tunjukkan prosesnya dengan deskripsi singkat.

    Selain itu, tampilkan sketsa awal dan jelaskan masalah yang  ditemui saat mengerjakan proyek,  jelaskan bagaimana kamu mengatasi masalah tersebut. Terakhir, tunjukkan desain-desain yang sudah kamu kerjakan tersebut.

    5. Buat first impression yang kuat

    Dengan segala karya yang sudah kamu buat, buatlah klien memiliki gambaran jelas saat pertama kali melihat karyamu. Gambaran jelas ini maksudnya seperti style gambar, fokus, dan juga spesialisasi desainmu.

    Jika kamu membuat portoflio di dalam website, kamu harus menampilkan dengan jelas siapa diri dan kemampuanmu.

    6. Buat situs mudah dibaca

    Catatan penting lagi jika kamu ingin membuat portofolio di website, buatlah semudah mungkin saat dibaca. Klasifikasikan karyamu sesuai dengan jenisnya.

    Buatlah semudah mungkin saat dibaca oleh klien supaya mereka dapat memilah karya yang relevan untuk kebutuhannya.

    7. Buatlah tampilan yang jelas dan unik

    Portofolio yang kamu upload ke dalam website dapat dikatakan adalah gambaran dari siapa dirimu. Kamu dapat membuatnya menjadi unik namun tetap jelas saat dibaca.

    Dilansir dari International Design School, jangan lupa juga untuk memasang kontak seperti email, nomor telepon atau bahkan formulir untuk mempermjdah berhubungan denganmu.

    Memasang kontak akan memberi peluang besar untuk klien menghubungimu pertama kali.

    Platform Portofolio Desain Grafis

    1. Carbonmade

    portofolio desain grafis

    ©vanschneider

    Carbonmade merupakan salah satu website untuk untuk mengupload portofolio desain grafis. Website Carbonmade memiliki user-friendly dan flexible interface sehingga mudah digunakan.

    Carbonmade memiliki 2 opsi; berbayar dan gratis. Sayangnya, untuk free account kamu hanya bisa mengupload secara terbatas, 5 proyek dan 35 foto saja.

    2. Wix

    © Wix

    Wix merupakan web-builder yang biasa digunakan para desainer untuk membangun sendiri tampilan websitenya. Dalam Wix kamu bisa melakukan pengaturan tampilan, navigasi, dan juga nama dari web yang kamu inginkan.

    Dalam Wix terdapat ratusan template yang bisa kamu gunakan untuk membuat tampilan webmu makin menarik. Tinggal drag dan drop, pembuatan website tidak sesulit jika kamu melakukan coding dari nol.

    Website yang kamu buat dalam Wix juga bisa disambungkan ke dalam media sosial yang kamu miliki untuk memudahkan orang lain mencarimu. Secara khusus, salah satu kelebihan dari Wix selain mudah adalah gratis.

    Baca Juga: Tips & Contoh Portofolio Buat Kamu yang Tertarik Industri Kreatif

    3. Dribbble

    ©dribbble

    Dribbble merupakan salah satu web yang berisi komunitas dari graphic designer, illustrator, dan juga web designer untuk saling membagikan screenshoot dari proyek yang mereka kerjakan.

    Proyek yang kamu upload bisa dinilai oleh pengguna lain sebelum menjadi public. Dengan banyaknya engagement di post yang kamu miliki, akan semakin besar kesempatanmu untuk dilirik oleh klien.

    Selain itu, penilaian para user lain bisa menjadi salah satu bahan pembelajaran untuk ke depannya.

    4. Behance

    © fhive

    Dapat dikatakan bahwa Behance merupakan salah satu web terbesar untuk para designer dalam memamerkan hasil karyanya.

    Tidak hanya diminati oleh para desainer, Behance juga sangat diminati oleh orang-orang yang ingin mencari jasa desain.

    Dengan tampilan web yang mudah dibuka dan sederhana, Behance dapat dikatakan menjadi salah satu website contoh portofolio desain grafis favorit.

    Behance tersambung langsung dengan web-builder Prosite yang bisa kamu manfaatkan untuk menciptakan web-mu sendiri.

    Tidak hanya itu, Behance juga terintegrasi dengan tools penting seeperti: drag-and-drop editor, font customizer (TypeKit), Google Analytics dan social media sharing. 

    5. Adobe Portfolio

    © adobe.com

    Kalau kamu sudah memiliki keanggotaan di Creative Cloud, kamu juga bisa membuat portofolio di Adobe Portfolio. Di sini kamu bisa membuat halaman-halaman yang berisi tentang semua hasil desain yang pernah kamu kerjakan.

    Selain itu, Adobe Portfolio juga sudah terintegrasi dengan Behance dan Adobe Lightroom. Jadi, kemungkinan portofoliomu dilihat lebih banyak orang juga jadi makin besar.

    Namun, kamu hanya bisa menggunakannya secara gratis kalau kamu sudah memiliki akun di Creative Cloud, ya.

    6. Crevado

    © crevado.com

    Salah satu platform gratis untuk membuat portofolio desain grafis adalah Crevado. Cara pakainya juga cenderung mudah, karena kamu tinggal drag-and-drop saja untuk meng-upload dan mengatur urutannya di layar.

    Tampilannya juga sudah responsif di segala device, seperti PC, tablet, atau ponsel. Apabila kurang cocok dengan tampilannya, kamu juga bisa mengubahnya sendiri tanpa perlu paham coding.

    Bukan cuma menampilkan portofolio semata. Kamu juga bisa melakukan transaksi di dalam situs ini karena sudah terhubung dengan PayPal.

    Namun, kalau memakai versi gratis, kamu tidak bisa menghapus link Crevado di bagian bawah (footer) halaman situsmu.

    Untuk permulaan, tak ada salahnya mencoba Crevado.

    7. Fabrik

    © fabrik.io

    Kalau membuat website sendiri terasa sulit, selain Behance yang memang sudah populer, Hubspot menyarankan Fabrik. Para desainer bisa membuat halaman portofolio online dengan mudah di sini tanpa harus berurusan dengan coding.

    Kamu hanya cukup mengupload portofolio yang kamu miliki. Selain itu, Fabrik juga mendukung fitur untuk blogging.

    Tema-tema yang dimiliki Fabrik sangat mudah disesuaikan dengan kebutuhanmu. 

    8. Dunked

    © dunked.com

    Salah satu platform yang juga mudah dipakai untuk membuat portofolio desain grafis adalah dari Dunked. 

    Dunked menyediakan berbagai template desain web estetik dan profesional, yang khusus disesuaikan dengan kebutuhan para desainer. 

    Selain itu, hasil desain yang kamu tayangkan di Dunked juga bisa berasal dari situs multimedia lain, seperti Flickr atau YouTube, hanya dengan drag and drop.

    Jadi, kamu tidak perlu repot-repot mengunggahnya setiap kali.

    Platform ini memang didesain khusus untuk desainer dan insan kreatif. Akan tetapi, kalau kamu mau melakukan perubahan yang cukup banyak pada tampilan situs portofolio, kamu mungkin membutuhkan pemahaman soal kode HTML agar bisa mengaturnya lebih leluasa

    9. Karya Karsa

    Kalau dari tadi kita sudah membaca platform berskala internasional, Karya Karsa merupakan website asal Indonesia. Karya Karsa merupakan sebuah website yang bisa kamu gunakan untuk memamerkan hasil karya.

    Karya yang dimaksud bisa berupa komik, video, ilustrasi, dan lain-lain.

    Website lokal ini juga bukan hanya diminati oleh para desainer, tetapi juga oleh orang-orang yang ingin mencari kreator sesuai kebutuhan mereka.

    Saat kalian masuk ke dalam web, kamu akan disambut dengan 2 navigasi; cari kreator dan daftar jadi kreator.

    Tidak hanya dapat memamerkan hasil karya, kamu juga bisa berjualan merchandise eksklusif, membuka kelas, bahkan terima order secara langsung, lho!

    Baca Juga: 9 Tips agar Portofolio Dilirik Perekrut

    Contoh Portofolio Desainer Grafis

    Sebagai inspirasi, ini dia beberapa contoh portofolio desain grafis yang sudah Glints kumpulkan.

    1. Peter Tarka

    © petertarka.com

    Peter Tarka menampilkan hasil karyanya di beberapa platform, seperti Instagram atau website miliknya. Ia dikenal dengan keahliannya dalam membuat 3D motion graphic.

    Website portofolionya juga sangat mudah diakses. Tidak terlalu banyak klik yang kadang membuat bingung, ia hanya mengandalkan scroll.

    Malah, kamu bisa langsung melihat preview ketika kamu mengarahkan kursor ke nama project-nya.

    Bukan cuma website, kamu juga bisa melihat portofolio miliknya di Instagram.

    2. Mohamed Samir

    © behance.net/Amado

    Kalau kamu merasa kesulitan harus membuat situs sendiri, kamu bisa membuatnya di Behance seperti yang dilakukan Mohamed Samir.

    Behance miliknya menampilkan berbagai hasil karyanya di bidang desain grafis, seperti tipografi.

    Di sana, ia menghadirkan berbagai macam jenis tipografi yang berbeda-beda. Ini bagus karena calon klien jadi mudah menentukan mana yang paling tepat dengan style yang mereka miliki.

    3. Jessica Walsh

    © behance.net/jessicawalsh

    Sekalipun memiliki nama besar, kamu juga tetap membutuhkan portofolio, seperti yang dilakukan oleh Jessica Walsh. Ia dinobatkan sebagai salah satu dari “10 Kreator Visual” Terbaik versi Ad Age.

    Contoh portofolio yang ia miliki sebagai praktisi desain grafis bisa kamu lihat di Behance. Jessica senang bermain dengan grafis, warna-warna cerah, ilustrasi, dan komposisi. Kalau kamu punya aliran yang setipe, kamu bisa mengecek halaman portofolio miliknya.

    4. Nisha K. Sethi

    © nishaksethi.com

    Kalau kamu menawarkan berbagai macam jasa, mulai dari digital hingga offline, kamu bisa melihat contoh website portofolio milik Nisha K. Sethi.

    Portofolio milikinya cukup to the point dan menampilkan berbagai project yang dia kerjakan tanpa menimbulkan kesan “terlalu banyak”.

    Situs web milik Nisha menampilkan beberapa jenis desain grafis, seperti hand-lettering, materi cetak, hingga desain digital.

    5. Aries Moross

    © ariesmoross.com

    Terakhir ada Aries Moross. Contoh portofolio desain grafis online milik Aries Moross ini cukup unik karena begitu masuk kamu akan disuguhi dengan “running text” besar, tapi tetap estetik dan simpel sekaligus.

    Tulisan-tulisan ini dapat diklik, untuk menampilkan highlight dari proyek yang pernah dikerjakannya. Namun, Aries Moross juga menyediakan halaman lain (atau kamu dapat menge-scroll) untuk melihat keseluruhan arsip proyek miliknya.

    Baca Juga: Ini Dia 5 Tips Penting agar Portofolio Desain Produkmu Terlihat Menarik

    Jadi, apakah kamu sudah mulai mengumpulkan semua hasil karya yang sudah kamu buat? Sudah mencari tahu mana platform yang terbaik untuk hasil karyamu?

    Jika sudah, segera buat jadi contoh portofolio desain grafis, ya!

    Nah, kalau portofliomu sudah siap, kamu bisa memulai untuk mencari lowongan graphic designer di Glints! Cari kesempatan yang paling cocok untukmu di sini dan lamar pekerjaannya sekarang.

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.6 / 5. Jumlah vote: 9

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait