Likuiditas: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Berbagai Cara Mengukurnya

Diperbarui 20 Sep 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Dalam dunia keuangan, ada berbagai macam perhitungan untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan. Nah, likuiditas adalah salah satu pengukuran yang tak luput dari perhatian para shareholders.

    Tak hanya laba dan total ekuitas, para pemegang saham juga biasanya memperhatikan semua jenis aset yang dimiliki perusahaan.

    Apakah aset-aset tersebut mudah untuk diuangkan sewaktu-waktu? Apakah perusahaan dinilai mampu membayar utang jangka pendeknya?

    Inilah yang dimaksud dengan liquidity. Untuk lebih jelasnya, mari kita pahami pembahasan lengkap dari Glints berikut ini!

    Baca Juga:

    Pengertian Likuiditas

    tangan seseorang yang sedang menghitung uang, mengilustrasikan salah satu jenis likuiditas aset

    © Freepik.com

    Apa itu likuiditas?

    Dilansir dari Corporate Financial Institute, liquidity atau likuiditas adalah tingkat efektivitas atau kemudahan sebuah aset untuk dapat diubah menjadi uang tanpa mempengaruhi harga pasarnya.

    Semakin likuid (cair) suatu aset, maka semakin mudah untuk diuangkan kapan pun kamu membutuhkannya.

    Likuiditas aset yang tinggi dapat berarti bahwa aset tersebut mudah untuk dikonversi menjadi uang tunai.

    Sebaliknya, apabila sebuah aset dikatakan memiliki likuiditas yang rendah, artinya aset tersebut akan sulit untuk diperjualbelikan di pasaran karena rendahnya tingkat penawaran dan permintaan.

    Liquidity juga digunakan untuk mengukur seberapa mampu perusahaan dalam membayar utang-utangnya. Kamu dapat mengukur tingkat liquidity suatu perusahaan dengan melakukan analisis rasio.

    Jenis Likuiditas

    Dari pengertian di atas, dapat kita lihat bahwa sebenarnya likuiditas ini mengarah pada beberapa istilah berbeda.

    Setidaknya, ada tiga jenis likuiditas yang dapat kamu pahami sebagaimana dikutip dari Master Class. Berikut penjelasan lengkapnya.

    1. Likuiditas aset

    Liquidity jenis ini telah dijelaskan di atas, yaitu tingkat kemudahaan suatu aset untuk diubah menjadi uang tunai. Berbeda jenis aset, maka berbeda pula tingkat likuiditasnya.

    Apabila kamu memiliki uang tunai, rumah, dan saham, manakah aset yang paling likuid dan yang paling tidak likuid?

    Baca terus artikel ini karena kamu akan menemukan jawabannya!

    2. Likuiditas pasar

    Likuiditas pasar adalah suatu kondisi pasar di mana suatu aset bisa diperjualbelikan.

    Semakin likuid suatu pasar, artinya pasar tersebut bisa mendukung kegiatan jual beli dalam jumlah banyak.

    Sebaliknya, pasar yang kurang likuid biasanya memiliki lebih sedikit penjual dan pembeli. Contohnya adalah pasar jual beli barang koleksi langka atau pasar saham.

    3. Likuiditas akuntansi

    Di sisi lain, likuiditas keuangan atau akuntansi merujuk pada kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

    Jadi, perusahaan dengan liquidity yang baik akan mampu memenuhi kewajiban tersebut dengan mudah.

    Para investor biasanya akan menilai hal ini untuk mengukur tingkat kesehatan keuangan perusahaan.

    Baca Juga:

    Contoh Urutan Likuiditas Aset

    memisahkan rekening pribadi dan bisnis adalah sebuah keharusan bagi freelancer

    © Pexels.com

    Suatu perusahaan pasti memiliki berbagai jenis aset, mulai dari uang, peralatan, investasi, dan lain-lain.

    Apabila harus mengurutkannya, tahukah kamu aset apa yang paling likuid dan yang paling sulit untuk dicairkan?

    Berikut merupakan contoh urutan likuiditas dari berbagai macam aset yang dimiliki perusahaan.

    1. uang tunai
    2. mata uang asing
    3. guaranteed investment certificate (GIC)
    4. obligasi pemerintah (government bonds)
    5. obligasi perusahaan (corporate bonds)
    6. saham
    7. komoditas
    8. real estate
    9. karya seni
    10. bisnis swasta

    Dari urutan di atas, dapat terlihat bahwa uang tunai (cash) adalah aset liquidity yang paling cair karena dapat dengan mudah dikonversi menjadi bentuk aset lainnya.

    Selain itu, uang tunai juga merupakan alat tukar yang sudah pasti dibutuhkan semua orang.

    Kemudian, berbagai jenis saham dan obligasi berada di bawah urutan uang tunai. Pasalnya, aset tersebut dapat dicairkan dalam kurun waktu yang cenderung cukup singkat, tergantung pada seberapa besar investasinya.

    Sebagai tambahan, Investopedia menyebutkan bahwa beberapa jenis saham lebih likuid dibandingkan yang lain. Volume transaksi harian dan besaran bunga merupakan salah satu faktor penentunya.

    Terakhir, aset yang tidak likuid adalah real estate (bangunan, apartemen), karya seni rupa, dan bisnis swasta. Biasanya aset ini membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga tahunan untuk dicairkan menjadi uang tunai.

    Baca Juga:

    Cara Mengukur Likuiditas

    tangan seseorang yang sedang mencatat dan menghitung di kalkulator

    © Freepik.com

    Likuiditas adalah salah satu patokan yang digunakan oleh para investor dan stakeholder lainnya untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka pendeknya.

    Nah, para analis keuangan biasanya akan menghitung rasio-rasio di bawah ini ketika akan mengukur likuiditas keuangan tersebut.

    Mengapa ada lebih dari satu jenis rasio yang digunakan? Setiap analis atau investor memiliki standar tersendiri dalam mengukur liquidity, mulai dari perhitungan yang paling ketat sampai yang paling memudahkan.

    Berikut macam-macam rasio yang perlu kamu ketahui.

    1. Current ratio

    Rasio likuiditas yang pertama adalah current ratio, yaitu pengukuran yang tidak terlalu ketat dan paling mudah.

    Rasio ini sangat sederhana karena hanya mengukur perbandingan aset lancar (aset yang dapat dicairkan dalam jangka waktu satu tahun) dengan utang lancar (utang yang harus dibayarkan dalam waktu satu tahun).

    Rumusnya adalah:

    Current Ratio = Aset lancar / Utang lancar

    2. Quick ratio

    Quick ratio biasanya disebut juga dengan acid-test ratio yang merupakan pengukuran yang cukup ketat untuk menghitung likuiditas.

    Ada beberapa aset yang tidak dihitung di rasio ini, yaitu persediaan dan aset lancar lainnya yang dinilai tidak selikuid uang tunai, account receivable atau piutang, dan investasi jangka pendek.

    Rumusnya adalah:

    Quick Ratio = (Uang tunai + Investasi jangka pendek + Piutang) / Utang lancar

    3. Acid-test ratio (variasi)

    Berbeda dengan jenis yang di atas, ada variasi lain dalam acid-test ratio yang memungkinkan perusahaan untuk menghitung persediaan. Dengan begitu, nanti hasil rasionya bisa lebih besar dan membantu perusahaan.

    Rumusnya adalah:

    Acid-Test Ratio (Variation) = (Aset lancar – Persediaan – Biaya dibayar di muka) / Utang lancar

    4. Cash ratio

    Rasio likuiditas yang paling ketat adalah cash ratio. Sebab, ia benar-benar hanya mengukur uang tunai atau aset yang sepadan dengan uang tunai saja tanpa menganggap jenis aset lainnya termasuk aset lancar.

    Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat mengukur kemampuannya untuk membayar utang dalam skenario terburuk. Misalnya saat perusahaan sama sekali tidak memiliki waktu untuk mencairkan asetnya yang lain.

    Rumusnya adalah:

    Cash Ratio = Uang tunai atau aset yang sebanding dengan uang tunai / Utang lancar

    Baca Juga:

    Itulah penjelasan mengenai serba-serbi liquidity. Singkatnya, likuiditas adalah tingkat kemudahan suatu aset untuk diuangkan dan tingkat kemampuan perusahaan untuk membayar utang jangka pendek sesuai jatuh tempo.

    Selain likuiditas, ada banyak istilah lain dalam dunia finance & accounting yang harus kamu pelajari, lho.

    Kalau tidak, kamu akan kesulitan untuk menilai dan menganalisis kondisi keuangan perusahaan serta kaitannya dengan kondisi ekonomi dan market pada umumnya.

    Nah, kini kamu bisa mempelajarinya dengan mudah bersama Glints Blog. Yuk, baca lebih banyak artikel untuk memperkaya pemahamanmu di bidang finance & accounting!

    Langsung saja klik artikel terkait di bawah ini untuk belajar lebih banyak lagi. Gratis!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.4 / 5. Jumlah vote: 23

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait