Experience Sampling Method: Apa Itu dan Cara Melakukannya

Diperbarui 27 Jul 2023 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Bagaimana cara membuat produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pengguna? Salah satu caranya adalah dengan melakukan riset pengguna menggunakan experience sampling method ketika produk telah diluncurkan.

    Metode riset ini akan membantumu mengumpulkan data informasi dari pengguna mengenai pengalamannya ketika menggunakan produk.

    Bagaimana cara mengumpulkan data dengan metode ini? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel berikut.

    Apa Itu Experience Sampling Method?

    © Freepik.com

    Menurut Interaction Design Foundation, experience sampling method (ESM) termasuk dalam kategori metode penelitian jarak jauh. Metode ini dilakukan dengan cepat dan di tempat.

    Misalnya, pengguna dapat menerima survei di smartphone mereka segera setelah berinteraksi dengan aplikasi.

    Mudahnya akses kuesioner ini memberi hasil data yang cenderung lebih relevan karena pengalaman pengguna datang dar aktivitas terbaru dengan aplikasi.

    Metode pengambilan data ini ditemukan pada tahun 1983 oleh dua psikolog, Reed W. Larson dan Mihaly Csikszentmihalyi.

    Studi pertama semacam ini bertujuan untuk mempelajari remaja, khususnya hubungan antara emosi dan dunia di sekitar mereka.

    Mereka berusaha menjawab pertanyaan seperti:

    • “bagaimana remaja ini menghabiskan waktu mereka?”
    • “apa yang biasanya mereka rasakan ketika melakukan berbagai kegiatan, seperti mengerjakan tugas sekolah atau bersama teman-teman mereka?”
    • “bagaimana perasaan mereka ketika mereka dalam kesendirian?”, dan sebagainya.

    Baca Juga: User Research Kuantitatif vs Kualitatif untuk UX: Apa Bedanya, ya?

    Kelebihan dan Kekurangan Experience Sampling Method

    experience sampling method

    © Freepik.com

    1. Kelebihan

    Experience sampling method kini digunakan dalam pengembangan user experience produk karena menurut Quenza terdapat beberapa kelebihan.

    • Penilaian real-time dan tidak dapat direkayasa.
    • Data dapat dikumpulkan dari waktu ke waktu, sehingga kamu bisa mendapatkan data yang lebih beragam dari riwayat pengguna.
    • Data yang didapatkan dapat diintegrasi ke dalam penelitian melalui beberapa kriteria, seperti data perilaku dan penanda psikologis.
    • Kamu dapat mengidentifikasi kekhasan dalam data pengguna yang dapat berfungsi sebagai indikator penting.
    • Feedback dapat didapatkan dengan segera.

    2. Kekurangan

    Salah satu kekurangan experience sampling method adalah kemungkinan bahwa riset akan memakan waktu.

    Selain itu, peserta cenderung berfokus pada perasaan negatif karena hal tersebut lebih mudah dieskpresikan.

    Oleh karena itu, wawancara lebih lanjut dapat membantu kamu menghilangkan masalah ini.

    Kamu juga dapat menarik perhatian peserta dengan memberikan voucher diskon, produk gratis, hingga merchandise sebagai ucapan terima kasih kepada peserta yang telah terlibat.

    Baca Juga: 4 Manfaat dan Tips Melakukan Market Research di Media Sosial untuk Para Marketer

    Langkah-langkah Experience Sampling Method

    © Pexels.com

    1. Persiapkan pertanyaan yang akan diajukan

    Pertanyaan pada experience sampling method harus tentang perilaku yang berulang. Jangan mengajukan pertanyaan ya/tidak.

    Selain itu, jangan mengajukan pertanyaan yang bersifat kuantitatif. Jangan juga bertanya tentang perilaku rata-rata atau perilaku secara umum.

    Buat pertanyaan yang pesifik dan tambahkan batasan waktu (“waktu terakhir”). Tambahkan skala apabila diperlukan.

    Tentukan dengan jelas kapan pertanyaan harus diajukan berbasis waktu atau konteks.

    2. Tentukan target peserta

    Target peserta yang ideal untuk experience sampling method berkisar antara 50 hingga 100 orang. Lebih banyak data yang dikumpulkan akan lebih baik.

    Asumsikan sepertiga dari data yang dikumpulkan akan hilang karena jawaban yang tidak valid, duplikat, dan sebagainya.

    Itu berarti jumlah peserta tergantung pada seberapa sering kamu mengajukan pertanyaan selama proses riset berlangsung.

    Untuk mengetahui seberapa sering kamu harus mengajukan pertanyaan, pikirkan seberapa sering perilaku itu mungkin terjadi, dan kemudian tanyakan lebih sedikit kali per hari/minggu.

    3. Rekrut peserta

    Merekrut peserta adalah hambatan dari setiap riset pengguna, termasuk pada experience sampling method. Jadi mulailah sesegera mungkin.

    Untuk memastikan peserta kamu cocok dengan audiens targetmu, buatlah survei penyaring.

    Jika kamu ingin orang yang aktif di media sosial, jangan tanyakan sesuatu seperti “Apakah Anda sering memposting di media sosial?”.

    Sebaliknya, tanyakan secara spesifik “Seberapa sering Anda memposting sesuatu di Facebook, Google Plus, atau Twitter dalam 7 hari terakhir?”.

    Pertanyaan seperti ini dapat diukur, dan memiliki batasan waktu.

    4. Kumpulkan data

    Pilih media yang tepat untuk menyampaikan pertanyaan kepada peserta. Salah satu cara termudah adalah dengan menggunakan aplikasi WhatsApp atau Facebook Messenger.

    Jika kamu memiliki lebih dari 50 peserta, kamu mungkin bisa mempertimbangkan menggunakan tools khusus untuk experience sampling method.

    Selalu mulai dengan uji coba terlebih dahulu untuk melihat apakah ada masalah atau kesulitan dalam proses pengumpulan data.

    Perhatikan juga hasil yang masuk dan sesuaikan pertanyaan jika diperlukan.

    5. Analisis data

    Setelah data pada experience sampling method terkumpul, hal yang selanjutnya dilakukan adalah menganalisis data. Oleh karena itu, pikirkan tentang kelompok sebelum kamu mulai menganalisis.

    Mulailah membuat klasifikasi data segera setelah tanggapan pertama masuk. Tujuannya adalah untuk menemukan pola dan korelasi pada masing-masing data.

    Visualisasikan data dan diskusikan dengan seluruh tim. Berdasarkan pola-pola tersebut buatlah pernyataan wawasan perilaku (hipotesis) (“Orang tampaknya … karena …”) yang harus divalidasi kemudian (misalnya melalui mengamati dan mewawancarai orang).

    Baca Juga: Guerilla Testing: Bongkar Arti dan Fungsinya untuk Keperluan UX Research

    Nah, itu dia hal-hal yang perlu kamu ketahui perihal experience sampling method. Selain metode ini, kamu juga bisa menggunakan berbagai metode lainnya untuk mendapatkan data seputar user experience.

    Kamu bisa mempelajari metode-metode ini dengan mengikuti berbagai kelas yang tersedia di Glints ExpertClass.

    Dalam beragam kelas, workshop, dan webinarnya, kamu bisa belajar dan bertanya langsung dengan para pakar industri.

    Yuk, klik di sini sekarang untuk pilih kelas yang sesuai kebutuhan di Glints ExpertClass!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait