Manajemen Isu: Arti, Bedanya dengan Manajemen Krisis, dan Langkahnya

Diperbarui 05 Des 2022 - Dibaca 6 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah di kantormu ada suatu masalah yang melibatkan perusahaan dan stakeholder-nya? Masalah tersebut perlu diselesaikan dengan issue management atau manajemen isu.

    Penanganan ini merupakan bagian dari ilmu public relations dan sangat penting.

    Pasalnya, sebuah masalah harus dikomunikasikan dengan baik kepada kedua belah pihak agar tidak memburuk.

    Nah, untuk lebih jelasnya, yuk, simak penjelasan Glints dalam artikel ini!

    Apa Itu Manajemen Isu?

    Menurut Institute for PR, manajemen isu merupakan proses manajemen strategis yang membantu perusahaan mendeteksi dan merespon pada perubahan di lingkungan sosio-politik, salah satunya di perusahaan.

    Sederhananya, hal ini merupakan proses untuk memantau dan mengidentifikasi perusahan di lingkungan perusahaan.

    Jika ada masalah, perubahan, dan situasi yang membutuhkan komunikasi dan pemahaman antara dua pihak, maka PR-lah yang harus dapat mengomunikasikannya dengan baik.

    Jadi, hal ini merupakan jembatan antara perusahaan dan para stakeholder-nya.

    Pada dasarnya manajemen isu sangat dibutuhkan perusahaan karena dapat meminimalkan kemungkinan sebuah masalah menjadi sebuah PR crisis.

    Baca Juga: Memahami Embargo Berita dan 7 Tips Menjalankannya untuk Para PR

    Perbedaan Manajemen Isu dan Manajemen Krisis

    Mungkin, istilah issue managemet terdengar mirip dengan manajemen krisis (crisis management).

    Pasalnya, kedua hal ini sama-sama merupakan teknik public relations untuk menyelesaikan suatu permasalahan.

    Ternyata, keduanya memiliki perbedaan yang perlu kamu pahami.

    Secara singkat, manajemen isu adalah tindakan proaktif, sementara manajemen krisis bersifat reaktif.

    1. Keberlanjutan (sustainability)

    Dalam hal ini, PR tidak hanya bertindak ketika ada suatu permasalahan yang perlu diselesaikan.

    Dengan kata lain, manajemen isu lebih menekankan mekanisme yang lebih sustainable atau berkelanjutan yang bisa berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

    Untuk manajemen isu di perusahaan, PR harus mengetahui semua kemungkinan permasalahan yang ada dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang diperoleh.

    Jadi, sebelum suatu hal pecah menjadi isu yang besar, PR harus sudah bisa memperkirakan implikasinya dan melakukan tindakan yang tepat.

    2. Biaya

    Manajemen krisis dilakukan saat itu juga tanpa pengumpulan informasi yang menyeluruh.

    Biaya proses ini tentunya lebih besar daripada manajemen isu dan bisa membuat perusahaan cukup kewalahan.

    Ketika sebuah kejadian negatif terjadi, PR harus segera siap meminimalkan konsekuensinya agar tidak berdampak lebih besar terhadap stakeholder dan perusahaan.

    3. Dampak

    Istilah ‘isu’ dan ‘krisis’ juga memiliki makna yang berbeda.

    Suatu isu tidak memerlukan respon cepat saat itu juga, sedangkan suatu krisis tentu memerlukan penyelesaian secepat mungkin.

    Hal ini bukan berarti bahwa isu tidak lebih penting dari krisis, tapi keduanya memang memerlukan respon yang berbeda.

    4. Jangka waktu

    Issue management meliputi serangkaian upaya yang terus memerlukan monitoring untuk waktu yang cukup lama. Jadi, prosesnya bisa terintegrasi pada kegiatan operasional perusahaan seperti biasa.

    Di sisi lain, crisis management biasanya memiliki jangka waktu yang cukup terbayang kapan akan berakhirnya.

    Maka dari itu, prosesnya tidak bisa dianggap menyatu dengan aktivitas bisnis karena suatu krisis pasti memerlukan fokus dan perhatian penuh dari perusahaan agar bisa segera diatasi.

    Baca Juga: Tertarik Berkarier Sebagai Public Relations? Baca Dulu 5 Tips Berikut Ini

    Langkah Manajemen Isu

    Menurut Lucid Chart, ada lima tahap untuk melakukan issue management.

    Tahap-tahap ini dilakukan untuk mengidentifikasi risiko dan menghindarkannya dari menjadi masalah di kemudian hari.

    Yuk, ketahui apa saja langkah-langkahnya.

    1. Identifikasi risiko

    Pada tahap pertama ini, kamu perlu menghumpulkan anggota tim dan melakukan brainstorming untuk memikirkan apa saja permasalahan yang dapat terjadi di perusahaan.

    Sebenarnya, hal ini juga bisa diaplikasikan untuk skala yang lebih kecil, misalnya ketika suatu proyek sedang berlangsung.

    Gunakan mind map untuk mempermudah visualisasi hasil brainstorming sehingga semua yang terlibat bisa memahaminya.

    2. Analisis risiko

    Dari semua risiko yang sudah dapat teridentifikasi, kamu perlu memikirkan mana yang paling mungkin terjadi.

    Pasalnya, tak semua risiko memiliki kemungkinan yang sama.

    Untuk hal ini, kamu bisa memanfaatkan decision tree atau decision matrix untuk mengetahui konsekuensi dari setiap risiko yang potensial.

    3. Atur prioritas risiko

    Dari tahap isu manajemen sebelumnya, kini kamu dapat mengetahui risiko mana yang menjadi prioritas untuk siap dimitigasi.

    Buatlah daftar urut berdasarkan mana yang memiliki kemungkinan paling besar dan paling penting untuk diselesaikan.

    4. Kelola risiko

    Buatlah rencana penyelesaian masalah atau risiko berdasarkan hasil dari tahap 1 sampai 3 yang sudah dilalui.

    5. Monitor risiko

    Meski risiko sudah teratasi, kamu tetap harus memantau terus output-nya.

    Evaluasi seberapa baik penanganan risiko tersebut dalam pencegahan isu perusahaan, dan apakah perbaikan diperlukan.

    Baca Juga: Ternyata Ini, lho, 5 Perbedaan Utama Marketing dan Public Relations (PR)

    Begitulah penjelasan Glints mengenai manajemen isu atau issue management yang begitu penting di perusahaan.

    Untuk bisa mencegah permasalahan-permasalahan agar tak terjadi maupun menyelesaikannya dengan baik, tentu kamu perlu banyak belajar.

    Kamu bisa, lho, dapat ilmu di dunia PR dari Glints.

    Di kategori Public Relations, ada banyak info tepercaya yang bantu kamu jadi humas yang andal.

    Dari tips hingga skill, ada banyak artikel yang bisa meningkatkan pengetahuanmu di bidang public relations.

    Menarik, kan? Yuk, cek artikelnya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.1 / 5. Jumlah vote: 14

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait