Biaya Operasional Terjangkau, Kenali Model Bisnis Cloud Kitchen dan 4 Kelebihannya

Diperbarui 23 Agu 2023 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Pandemi COVID-19 memaksa bisnis kuliner dan tempat makan berinovasi. Dengan berkurangnya dine-in (makan di restoran), konsumen lebih memilih memesan makanan untuk dibawa pulang dan delivery. Alhasil, cloud kitchen jadi salah satu solusi bagi industri kuliner tetap bertahan.

    Popularitas model bisnis ini memang semakin meningkat semenjak pandemi.

    Para pengusaha kuliner melihat bisnis ini sebagai salah satu cara untuk menjaga bisnis mereka tetap berjalan sembari tetap mengikuti protokol kesehatan.

    Seperti apa sebenarnya model bisnis kuliner yang dikenal juga sebagai ghost kitchen ini? Yuk, cari tahu selengkapnya!

    Apa Itu Cloud Kitchen?

    cloud kitchen adalah

    © Pexels.com

    Dilansir dari Kitchen Centrecloud kitchen adalah dapur komersial berlisensi di mana satu atau beberapa bisnis kuliner dapat menyewa ruang untuk menyiapkan makanan dan mengirimkannya ke konsumen melalui aplikasi pengiriman.

    Bisnis juga bisa disebut restoran virtual. Satu pemilik restoran dapat menjalankan beberapa merek makanan yang beroperasi di satu dapur bersama.

    Di sisi lain, dapur komersial ini dapat dimiliki dan digunakan oleh beberapa pemilik restoran virtual secara bersamaan.

    Pemilik usaha makanan dapat menyewa dapur ini untuk memulai bisnis makanan mereka dengan modal yang lebih murah.

    Memanfaatkan aplikasi pengiriman makanan, restoran dapat mengidentifikasi permintaan menu dari konsumen dan menyiapkannya.

    Berbagai kebutuhan dapur yang lengkap kemudian dipasang di dapur untuk memudahkan restoran virtual dapat menerima pesanan melalui aplikasi pengiriman makanan online dari konsumen.

    Kemunculan bisnis ini berawal dari tren truk makanan (food truck) yang telah ada sejak abad ke-18.

    Seiring dengan berkembangnya teknologi, konsumen mulai memanfaatkan aplikasi pengiriman untuk memesan makanan.

    Jenis dan metode pengoperasiannya kemudian berkembang pesat seiring dengan meningkatnya teknologi dan permintaan konsumen.

    Selain pemilik restoran, Revolving Kitchen menyebut berbagai pelaku industri kuliner ini bisa memanfaatkan cloud kitchen.

    • pemilik katering
    • perusahaan meal-prep
    • produsen makanan kemasan
    • penguji produk makanan

    Baca Juga: Terjun ke Bidang Kuliner? 5 Skill Pekerjaan Ini Wajib Dikuasai, ya!

    Tipe-Tipe Cloud Kitchen

    © Pexels.com

    1. Restoran yang bekerja sama dengan aplikasi pengiriman

    Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sebagian besar pengguna cloud kitchen adalah restoran yang bekerja sama dengan aplikasi pengiriman.

    Meningkatnya popularitas take away dan pesanan online membuat restoran semakin tertarik untuk bekerja sama dengan berbagai aplikasi pengiriman makanan online.

    Ini pun membantu restoran meningkatkan bisnis mereka melalui peningkatan jumlah pesanan online.

    Restoran dapat memanfaatkan bahan, staf dapur internal, dan ruang penyimpanan fisik secara optimal untuk pengiriman pesanan yang semakin banyak.

    Namun, kehadiran agen pengiriman di restoran yang menunggu untuk mengambil pesanan dapat mengganggu pengunjung.

    Sehingga, model ini adalah tipe pertama dari cloud kitchen yang telah berkembang pesat dalam bentuk yang lebih nyaman.

    2. Usaha makanan take away dan delivery

    Take away adalah tempat makan kecil yang dibangun di lokasi strategis dan menerima pesanan dari pelanggan.

    Setelah pesanan disiapkan, pelanggan dapat mengambil makanan mereka sendiri dari restoran masing-masing dan menikmatinya di luar atau di rumah.

    Dengan munculnya teknologi, usaha take away kini juga beroperasi sebagai cloud kitchen. Mereka dapat menyediakan layanan pengiriman online setelah bermitra dengan layanan pengiriman makanan.

    Selain itu, banyak layanan pengiriman makanan juga mengajak usaha take away untuk mendaftarkan bisnis mereka agar pelanggan bisa memesan makanan secara online dan mengambil pesanannya sendiri.

    3. Restoran virtual

    Restoran virtual adalah bentuk paling otentik dari cloud kitchen. Konsumen tidak dapat melihat keberadaan fisik restoran atau dapur dan hanya dapat memesan makanan secara online dari restoran tersebut.

    Dapur seperti ini juga dikenal sebagai ghost kitchen karena tidak adanya kehadiran fisik.

    Dapur virtual semacam ini dapat beroperasi di gudang atau pabrik makanan bersama dengan dapur serupa lainnya.

    Untuk beroperasi di dapur ini, restoran harus memiliki brand berlisensi, ruang dapur komersial untuk operasional, dan harus selalu hadir di aplikasi pengiriman makanan online.

    Dapur tersebut bekerja dengan staf terpisah dan harus memastikan bahwa mereka memiliki akses mudah ke semua bahan yang diperlukan untuk menjalankan bisnis dengan lancar.

    4. Dapur bersama

    Banyak pengusaha makanan telah memulai bisnis mereka sendiri dengan menyewakan ruang dapur komersial ke beberapa pengusaha makanan lainnya di bawah satu atap.

    Pengusaha tersebut menjalankan bisnis makanan mereka sendiri dan juga memanfaatkan ruang ekstra mereka untuk menyewakannya ke merek lain untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

    Pada cloud kitchen tipe ini, pemilik ruang bekerja sebagai pemilik dapur selain itu sebagai produsen makanan.

    Sehingga, ia perlu menjaga ruang dengan baik dan memastikan bahwa peralatan dan fasilitas berkualitas tinggi.

    Baca Juga: 6 Pekerjaan yang Cocok untuk Seorang Pecinta Kuliner

    Kelebihan Cloud Kitchen

    © Pexels.com

    1. Modal awal yang terjangkau

    Menyewa cloud kitchen dari penyedia dapur dapat mengurangi modal awal karena pengusaha makanan tidak harus mengeluarkan modal untuk menyewa bangunan untuk membuka restoran.

    Model bisnis ini memungkinkan bisnis makanan untuk memulai dalam hitungan hari atau minggu alih-alih hitungan bulan atau tahun yang diperlukan untuk menyewa atau membangun restoran sendiri.

    2. Biaya operasional lebih efektif

    Pemilik restoran tradisional telah berjuang untuk tetap bertahan karena utilitas yang mahal, pajak properti yang tinggi, gaji staf yang rumit, dan biaya pemeliharaan yang mahal.

    Cloud kitchen mengatasi masalah administratif yang mahal dan memakan waktu ini.

    Restoran yang beroperasi di dapur virtual ini sering kali mempekerjakan sedikitnya satu atau dua juru masak dan berbagi biaya komunal dengan penyewa lain.

    3. Memenuhi kebutuhan konsumen

    Cloud kitchen memungkinkan restoran untuk mengakomodasi permintaan konsumen.

    Popularitas pengiriman makanan online telah meningkat karena konsumen menuntut pilihan makanan cepat saji dengan harga yang terjangkau.

    Dapur seperti ini dapat memfasilitasi permintaan pengiriman makanan online dengan mengoptimalkan pengalaman pengiriman melalui logistik yang efisien, biaya yang lebih rendah, dan inovasi teknologi.

    4. Mampu menjangkau lebih banyak konsumen

    Cloud kitchen memungkinkan pengusaha makanan untuk memperluas fokusnya pada pengiriman makanan dan menjangkau konsumen yang lebih luas.

    Restoran yang dioptimalkan untuk pengiriman dapat mengiklankan bisnisnya melalui aplikasi pengiriman dan media sosial dibandingan saluran marketing yang lebih sempit.

    Mereka dapat memperkuat brand dengan mengoptimalkan saluran marketing dan mendapatkan exposure yang lebih besar.

    Baca Juga: Berniat Punya Bisnis Kuliner Sendiri? Pelajari 8 Cara Ini!

    Nah, itu dia hal-hal yang perlu kamu ketahui seputar cloud kitchen.

    Jika kamu ingin memulai bisnis, Glints sudah mempersiapkan kumpulan artikel yang wajib kamu ketahui untuk memulai bisnis hingga sukses.

    Yuk, baca artikel-artikel nya di bawah ini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait