Menciptakan Alur Informasi yang Jelas dalam Tim, Terapkan Top-Down Communication

Diperbarui 21 Jul 2023 - Dibaca 5 mnt

Isi Artikel

    Komunikasi merupakan elemen yang tidak bisa dipisahkan dari bisnis. Salah satu teknik komunikasi yang digunakan adalah top-down communication.

    Komunikasi dari atas ke bawah bisa menjadi landasan strategi komunikasi internal perusahaan.

    Ini akan memperkuat seluruh organisasi dengan memberdayakan manajer dan staf untuk mengatasi tantangan.

    Seperti apa bentuk komunikasi ini dan bagaimana cara menerapkannya di perusahaan? Yuk, cari tahu selengkapnya!

    Baca Juga: Bagaimana Menjadi Pemimpin yang Baik?

    Apa Itu Top-Down Communication

    Top-down communication adalah metode komunikasi internal berupa instruksi dan informasi dalam bisnis menggunakan struktur hierarki.

    Biasanya, metode komunikasi ini diterapkan oleh atasan kepada bawahan.

    Informasi dari pejabat tertinggi di dalam perusahaan disaring ke karyawan yang menggunakan struktur manajerial perusahaan.

    Setiap elemen manajerial mempelajari informasi atau perintah tersebut untuk diteruskan ke semua tingkatan yang relevan dalam organisasi.

    Menurut Bizfluent, bentuk komunikasi seperti ini sangat bergantung pada hierarki organisasi di dalam perusahaan.

    Perusahaan dengan sistem hierarki yang jelas akan lebih mudah menerapkan bentuk komunikasi ini.

    Ini akan meningkatkan efektivitas dalam komunikasi dan menerima arahan perusahaan.

    Ketika perusahaan tidak memiliki sistem hierarki yang jelas, bentuk komunikasi dari tingkat hierarki yang tinggi ke tingkat hierarki yang rendah akan lebih sulit diterapkan.

    Faktor Gagalnya Top-Down Communication

    © Freepik.com

    Dilansir dari The Predictive Index, empat faktor berikut bisa menyebabkan gagalnya top-down communication.

    1. Minim kedekatan dengan perusahaan

    Komunikasi yang baik dari atas hanya terjadi setelah adanya kedekatan antar seluruh elemen perusahaan.

    Penting bagi para pemimpin untuk memahami denyut nadi organisasi dan ketakutannya yang tak terucapkan.

    Untuk mewujudkannya, mereka perlu melakukan ratusan percakapan tatap muka dengan karyawan di seluruh organisasi, melakukan survei keterlibatan, terlibat dalam perencanaan tenaga kerja strategis, dan banyak lagi.

    Ketika ini tidak dilakukan, top-down communication akan sulit diterapkan.

    Baca Juga: 5 Penghambat Komunikasi di Kantor yang Bisa Kurangi Kualitas Kerja

    2. Hipokrit

    Jenis pemimpin yang hipokrit berkomunikasi berdasarkan bagaimana ia ingin perusahaan dioperasikan, bukan berdasarkan kepemimpinannya.

    Ia mungkin berkata bahwa karyawanlah yang terpenting tetapi ada banyak bukti yang tidak menjadi fokus kuartal lalu.

    Ia juga mungkin mengatakan bahwa budaya organisasi itu penting, tetapi mentolerir karyawan yang meremehkan dan merendahkan orang lain.

    Top-down communication tidak hanya terbatas perihal komunikasi saja, namun juga untuk menjadi pemimpin yang baik.

    3. Pesan yang rumit

    Terlalu banyak top-down communication yang terdiri dari kata kunci dan bahasa istilah. Semakin kompleks organisasinya, semakin sederhana pesan yang dibutuhkan.

    Beberapa tujuan umum sangat penting bagi perusahaan yang selaras.

    Sulit untuk memadukan sejumlah tuntutan yang bersaing menjadi pesan yang ringkas dan jelas.

    Jauh lebih mudah dan efektif untuk meletakkan daftar poin-poin ke halaman untuk distribusi cepat

    4. Menghindari masalah

    Merayakan kesuksesan itu penting, namun begitu juga dengan menunjukkan kegagalan. Dengan menunjukkan apa yang salah, kamu bisa belajar dari kesalahanmu.

    Sebaliknya, menghindari percakapan tersebut hanya akan mengikis kepercayaan diri dan kepercayaan pada kepemimpinanmu.

    Tips Melakukan Top-Down Communication

    © Freepik.com

    1. Pahami siapa yang akan menerima pesanmu

    Sebelum memberikan pesan menggunakan metode top-down communication, kamu perlu memahami terlebih dahulu siapa yang akan menerima pesanmu.

    Tidak setiap karyawan membutuhkan setiap informasi tentang strategi organisasi atau inisiatif perusahaan.

    Pertimbangkan dengan siapa kamu berbicara, informasi apa yang relevan, dan sesuaikan komunikasimu.

    2. Bersikap jujur

    Baik itu berbicara tentang kehidupan atau bisnis, tidak ada yang suka diajak bicara atau dibohongi. Saat kamu menyampaikan pesan, tanyakan pada dirimu.

    Apakah saya benar-benar jujur dalam pesan ini, atau apakah saya melewati masalah?

    Apakah saya berbicara rendah kepada mereka atau memperlakukan mereka sederajat?

    3. Biarkan orang lain bertanya

    Meskipun tidak semua pendapat perlu dipertimbangkan, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk menyuarakan pendapat atau kekhawatiran dapat membantu mereka merasa didengarkan.

    Ini juga berpotensi memberikan peluang untuk lebih menyempurnakan strategimu.

    Baca Juga: Tak Hanya Komunikasi, Pahami Juga Skill Negosiasi agar Kariermu Sukses

    Top-down communication merupakan metode komunikasi yang bisa kamu gunakan ketika kamu memiliki tim atau bawahan.

    Namun metode komunikasi tidak terbatas pada ini saja, lho. Masih banyak metode-metode komunikasi lain yang bisa kamu terapkan.

    Jangan lewatkan bacaan menarik yang berkaitan dengan komunikasi dengan membaca beragam artikel dari Glints Blog.

    Dapatkan tips dan trik seputar ilmu komunikasi di tempat kerja yang dapat kamu implementasikan langsung dalam kegiatan sehari-hari.

    Menarik bukan? Yuk, klik di sini sekarang untuk temukan dan baca beragam artikelnya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait