Saham Syariah: Kriteria, Prospek, Keuntungan & Tips Investasi

Diperbarui 02 Okt 2023 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Tahukah kamu bahwa saham syariah adalah salah satu instrumen investasi yang cukup populer di kalangan masyarakat?

    Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklaim bahwa pasar modal syariah semakin populer di kalangan investor.

    Dilansir dari Kontan, berdasarkan data BEI, sejak tahun 2011 hingga 27 Oktober 2020, jumlah saham syariah meningkat 90,3%, dari 237 saham menjadi 451 saham.

    Artinya, instrumen saham yang satu ini menunjukkan angka yang baik dalam dunia investasi sehingga patut dicoba untuk para investor.

    Lantas, apa sih, pengertiannya? Apa saja kriterianya dan bagaimana prospeknya? Tenang, dalam hal ini Glints akan menjelaskannya satu per satu di bawah ini secara detail.

    Apa Itu Saham Syariah?

    Secara garis besar, jenis instrumen yang satu ini menjadi salah satu produk dari pasar modal syariah, selain sukuk dan reksa dana syariah.

    Melansir Bursa Efek Indonesia, saham syariah adalah efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan hukum syariah di pasar modal.

    Jenis instrumen investasi ini berkebalikan dengan saham konvensional pada umumnya. 

    Jika saham konvensional menganut sistem bunga, hal tersebut tidak berlaku dalam syariah.

    Dalam hal ini, sistem yang diberlakukan adalah bagi hasil, di mana pemegang saham mempunyai risiko yang sama besar jika suatu perusahaan mengalami kerugian.

    Akan tetapi, jika perusahaan tersebut menuai keuntungan dalam jumlah tertentu, otomatis kamu juga akan mendapatkan keuntungan yang sama besar.

    Pada dasarnya, instrumen investasi ini memiliki dua jenis yang diakui oleh pasar modal Indonesia.

    Pertama, saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.

    Kedua, saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahaan publik syariah berdasarkan peraturan OJK no.17/POJK.04/2015.

    Nah, saat ini terdapat tiga indeksnya yang ada di Indonesia, yaitu:

    Ketiga indeks tersebut didirikan untuk menghitung indeks harga rata-rata saham, khususnya untuk saham yang berbasis syariah.

    Baca Juga: Reksa Dana dan Saham, Apa Saja Perbedaannya, Ya?

    Kriteria-Kriteria

    Dari penjelasan di atas, kita sudah tahu bahwa saham syariah adalah jenis saham yang mengikuti prinsip syariah.

    Meski begitu, kamu juga harus mengenali kriteria-kriterianya supaya tidak salah pilih.

    Nah, melansir Bursa Efek Indonesia, salah satu kriterianya adalah emiten tidak melakukan kegiatan usaha seperti perjudian serta perdagangan penawaran/permintaan palsu.

    Selain itu, emiten tidak menggunakan sistem berbasis bunga, seperti yang sudah dijelaskan di atas.

    Terlepas dari semua itu, emiten juga harus memenuhi rasio-rasio keuangan sebagai berikut:

    • total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%, atau
    • total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan usaha dan pendapatan lain tidak lebih dari 10%

    Jadi, bisa disimpulkan bahwa OJK telah menjamin keamanannya karena tidak ada campur tangan mengenai judi dan sistem bunga.

    Oleh karena itu, ini sangat aman diaplikasikan bagi kamu yang benar-benar ingin menerapkan basis syariah dalam berinvestasi.

    Supaya lebih jelas dalam mengidentifikasinya, kamu bisa langsung mengunjungi situs BEI.

    Keuntungan Investasi Saham Syariah

    1. Sesuai dengan syariah

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jenis instrumen investasi yang satu ini cocok digunakan bagi kamu yang menerapkan basis syariah dalam investasi.

    Semua emiten atau perusahaannya sudah dijamin oleh OJK terhindar dari praktik-praktik seperti sistem bunga.

    2. Mendapatkan keuntungan dividen dan capital gain

    Kamu juga memiliki kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.

    Seperti yang kita ketahui, dividen adalah pembagian keuntungan yang berasal dari keuntungan perusahaan.

    Sementara capital gain adalah keuntungan dari selisih antara harga jual dan harga beli.

    Baca Juga: Pelajari Price-to-Book Value, agar Kamu Lebih Jago Menganalisis Saham

    Prospek Investasi Saham Syariah

    Melansir Kontan, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengungkapkan bahwa saham syariah memiliki prospek yang menarik.

    Jakarta Islamic Index (JII), bahkan mengalami kenaikan sebesar 5,81% dari awal tahun 2021. 

    Kenaikan tersebut lebih besar dibandingkan dengan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 4,66% dan indeks LQ45 yang naik 4,75%.

    Bahkan, adalah beberapa saham yang memiliki kenaikan tinggi dengan indeks JII di tahun 2023, seperti;

    • PT Aces Hardware Indonesia Tbk (ACES) dengan lonjakan sebesar 45,16%
    • PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dengan kenaikan sebesar 28,29%
    • PT Astra International Tbk (ASII) dengan kenaikan sebesar 20,18%
    • PT Indofood CBP Sukses (ICBP) dengan lonjakan sebesar 11,75%
    • PT Indofood Sukses Makmur (INDF) dengan kenaikan sebesar 8,92%

    Melihat data tersebut, tentu saja jenis instrumen yang satu ini memiliki prospek yang cemerlang ke depannya.

    Tips Investasi Saham Syariah

    Apabila kamu tertarik untuk mulai investasi berbasis syariah, ada beberapa tips dari Glints yang bisa dilakukan.

    Berikut adalah beberapa tips investasi saham syariah yang bisa kamu lakukan;

    • pelajari daftar emiten atau perusahaan yang terdaftar dengan mengunjungi situs BEI
    • memilih sekuritas yang sudah dilengkapi syariah online trading system (SOTS)
    • mengecek performa saham secara rutin
    • melakukan analisis teknikal agar terhindar membeli saham secara sembarangan
    • tetap belajar saham dari waktu ke waktu
    • lakukan diversifikasi pada saham syariah
    • untuk permulaan, cobalah membeli saham menggunakan modal kecil

    Baca Juga: Kupas Tuntas 6 Mitos yang Membuatmu Ragu Investasi Saham

    Itu adalah penjelasan mengenai saham syariah beserta prospek dan tips untuk berinvestasi di dalamnya.

    Pada hakikatnya, instrumen investasi yang satu ini juga menawarkan beragam keuntungan bagi investor dan tidak kalah dari saham konvensional

    Sudah siap untuk mulai berinvestasi? Jika belum, jangan terburu-buru, ya!

    Lebih baik pelajari terlebih dahulu supaya mengurangi risiko investasi yang lebih besar dalam jangka waktu panjang.

    Selain tentang topik pembahasan di atas, kamu bisa mendapatkan lebih banyak insight dan update seputar keuangan dengan baca kumpulan artikel dari Glints, lho.

    Kamu bisa akses secara gratis dengan klik di sini, lho. Yuk, baca sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait