Diferensiasi Produk: Definisi, Contoh, Manfaat, dan Strateginya

Diperbarui 15 Nov 2022 - Dibaca 10 mnt

Isi Artikel

    Kata siapa mengalahkan kompetitor harus lewat harga murah? Lewat strategi diferensiasi, kamu bisa menawarkan keistimewaan produk sebagai nilai jual.

    Memangnya, apa saja sisi produk yang bisa jadi istimewa? Kenapa ia harus kamu tekankan pada calon pelanggan?

    Penasaran? Simak penjelasan Glints untuk tahu jawabannya, yuk!

    Apa Itu Diferensiasi Produk?

    Orang yang menggeluti dunia sales, tentu tahu soal unique selling proposition (USP).

    Ia adalah sisi unik dalam produk yang kamu jual. Tak ada kompetitormu yang punya sisi itu.

    Nah, diferensiasi produk atau product differentiation merupakan strategi memanfaatkan USP ini. Melansir AHA!, dalam strategi ini, kamu harus menyampaikan keunikan itu.

    Agar kamu lebih bisa memahami detail konsepnya, Glints akan memberikan contoh.

    Misalnya, kamu menjual produk permen. Produk seperti ini tentu sudah biasa dijual oleh banyak sekali perusahaan.

    Akan tetapi, permenmu punya keunikan. Di dalam permen yang keras, ada cokelat putih cair yang tersembunyi.

    Keunikan inilah yang kamu jual dan sampaikan pada calon pembeli. Tak ada permen lain di dunia yang memberi kejutan cokelat tersebut.

    Selain produk itu sendiri, ada beberapa hal yang bisa membedakanmu dengan kompetitor, lho. Hal-hal itu di antaranya:

    • desain
    • customer service
    • lokasi
    • sarana distribusi
    • dan lain-lain

    Selain yang sudah Glints sebutkan di atas, masih ada banyak sisi penjualan yang bisa kamu kreasikan. Siapa tahu, sisi itu bisa jadi keunikanmu.

    Kira-kira, apa sajakah itu? Ketahui jawabannya di Glints ExpertClass, yuk!

    Glints ExpertClass adalah kelas dengan ragam pilihan industri. Dunia sales dan business development adalah dua di antaranya.

    Eits, kelas ini bukan sekadar kelas saja, lho. Di sana, kamu akan bertemu dengan sederet pemateri yang berpengalaman.

    Jangan sampai ketinggalan, ya. Yuk, pilih kelasnya sekarang juga!

    Baca Juga: 5 Tips Cerdas Membuat Email Sales dan Template-nya, Gratis!

    Contoh Diferensiasi Produk

    Beberapa contoh diferensiasi produk di antaranya adalah sebagai berikut.

    1. Tesla

    Tesla adalah brand otomotif yang popularitasnya semakin naik saat ini.

    Brand ini membedakan diri mereka dari pesaingnya dengan cara menonjolkan desain high end, inovatif, dan keunggulan mobil listrik yang ramah lingkungan.

    2. Zalora

    Sama seperti e-commerce lainnya, Zalora juga menyediakan tempat jual beli bagi berbagai produk dan brand fashion.

    Bedanya, produk yang ada di Zalora semuanya berasal dari toko resmi. E-commerce yang satu ini lebih dikenal sebagai tempat barang premium dan branded.

    3. Richeese Factory

    Masyarakat Indonesia pasti sudah kenyang dengan berbagai merk fried chicken yang menjamur, mulai dari merk lokal hingga internasional seperti McDonald’s, KFC, atau Burger King.

    Akan tetapi, Richeese Factory hadir dengan inovasinya menawarkan ayam goreng yang disiram dengan saus barbekyu dan saus keju.

    4. The Body Shop

    Dari segi produk, tentunya The Body Shop menawarkan variasi dan manfaat produk yang berbeda dengan kompetitornya.

    Selain dari segi harga yang membedakannya dengan produk lain, kampanye branding The Body Shop juga cukup membuat brand value mereka cukup menonjol, yaitu kampanye menolak tes produk pada hewan.

    5. Air mineral

    Sebenarnya, air mineral merupakan produk yang cukup sulit dibedakan antara satu sama lain karena rasa air putih yang cenderung sama saja.

    Akan tetapi, merk-merk air mineral ini berusaha keras untuk menjalankan strategi diferensiasi melalui desain kemasan, logo, dan tagline yang berbeda-beda sehingga konsumen mudah ingat.

    Pentingnya Strategi Diferensiasi Produk

    Kenapa kamu harus menerapkan strategi diferensiasi? Mengapa tak sekadar melakukan penjualan saja?

    Pertanyaan ini mungkin muncul di benakmu. Nah, ternyata, trik “menjual” pembeda ini membawa beragam keuntungan, lho. Melansir Indeed, keuntungan itu di antaranya:

    1. Tak perlu turunkan harga

    Mengalahkan kompetitor lewat harga murah tentu sudah biasa. Sebagai alternatif strategi, sebenarnya, kamu bisa “menjual” keunikan produk.

    Dengan begitu, kamu tak perlu menurunkan harga produk. Ini tentu membawa keuntungan lain yang akan Glints jelaskan di poin nomor 2.

    2. Laba lebih besar

    Dengan diferensiasi produk, kamu tak perlu menurunkan harga. Glints sudah menyinggung hal ini di atas.

    Nah, jika harga tak berubah, laba yang bisa kamu dapat tentu bisa maksimal. Strategi diskon atau promo lainnya juga bisa kamu nomor duakan.

    3. Brand awareness

    Salah satu kesulitan brand pendatang baru untuk dapat bersaing di pasaran adalah karena mereka terlihat sama dengan kompetitornya.

    Akhirnya, brand baru jadi sulit untuk dikenali dan menarik perhatian konsumen baru untuk beralih ke produk mereka.

    Di sinilah diferensiasi sangat diperlukan agar produk bisa stand out dan banyak orang akhirnya terpancing untuk mencoba atau mencari tahu lebih lanjut.

    4. Brand loyalty

    Biasanya, keunikan yang kamu tawarkan tak berhenti sampai di situ saja. Nilai eksklusif produk juga bisa meningkatkan brand loyalty, lho.

    Misalnya, kamu menjual celana yang bisa membuat kaki terlihat ramping. Inilah yang menjadi strategi diferensiasi produkmu.

    Nah, orang yang sudah cocok dengan celanamu tentu tak ingin berpaling pada brand lainnya. Ingat, hanya kamu yang punya teknologi seperti itu.

    5. Meningkatkan brand value

    Diferensiasi ini tidak hanya bisa dimanfaatkan perusahaan supaya produknya bisa dilirik oleh konsumen baru, tetapi juga menambah value agar konsumen merasa bahwa keputusan pembeliannya lebih bermakna.

    Contohnya adalah pada pembahasan produk The Body Shop di atas.

    Konsumen setia The Body Shop mungkin merasa ada kebanggaan tersendiri karena dengan membeli produk, mereka turut serta dalam mendukung pembuatan produk kosmetik yang lebih etis.

    Baca Juga: Brand Loyalty vs. Customer Loyalty: Apa Perbedaannya?

    Kekurangan Diferensiasi Produk

    kekurangan strategi diferensiasi produk

    © Freepik.com

    Meski punya sederet keuntungan, strategi ini tetap punya kekurangan, lho. Dirangkum dari HubSpot, kelemahan-kelemahan itu di antaranya:

    1. Tanpa jaminan

    Sekadar beda tentu tak selalu baik. Kadang, punya perbedaan bisa jadi biasa saja, atau malah menjatuhkanmu.

    Inilah salah satu kekurangan dari strategi diferensiasi. Saat ingin menerapkannya, kamu tak benar-benar tahu apakah perbedaanmu membawa keuntungan.

    Misalnya, kamu menjual layanan pembelian daging secara digital. 

    Pembeli bisa berbelanja produk hewani ini meski di rumah saja. Kompetitormu adalah penjual daging di supermarket, di mana konsumen harus datang langsung. 

    Nah, pembelian daging secara digital bisa saja tak dibutuhkan oleh konsumenmu. Mereka mungkin lebih suka belanja secara langsung agar bisa memilih produk.

    2. Keistimewaan bisa menurun

    Masih ingat ketika sebuah perusahaan elektronik meluncurkan HP dengan kamera belakang berjumlah 2?

    Sayangnya, kian lama, keunikan ini makin umum. Hingga kini, sudah ada HP yang punya 4 kamera belakang.

    Inilah kekurangan trik diferensiasi produk lainnya. Teknologi terus berkembang, keunikanmu juga akan terus ditiru kompetitor.

    3. Sulit dan mahal

    Melawan arus bukan hal yang mudah. Menciptakan produk yang unik dan berguna juga sama saja.

    Kamu harus meluangkan waktu dan tenaga untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Sumber daya yang bisa digunakan untuk produk yang biasa jadi berkurang.

    Dengan alasan ini, penjualan produk biasa itu tentu tak bisa optimal. “Biaya” ini justru bisa menurunkan keuntunganmu, alih-alih menaikkannya.

    Strategi Diferensiasi Produk

    Beberapa strategi diferensiasi produk yang perlu kamu perhatikan adalah sebagai berikut:

    1. Inovasi produk

    Salah satu strategi yang paling utama tentunya adalah inovasi terbaru yang dapat menjawab kebutuhan konsumen.

    Ini adalah cara paling efektif agar konsumen dapat dengan mudah membedakan produkmu dengan kompetitor. Dalam merancang inovasi, tentu diperlukan proses riset yang tidak sebentar.

    Yang terpenting, kamu dapat memastikan bahwa inovasi tersebut benar-benar dibutuhkan orang-orang dan tidak hanya sekedar dibuat untuk menjadi ‘beda’.

    2. Promosi atau iklan yang menarik

    Berkat iklan atau promosi yang unik, akhirnya suatu produk dapat mudah diingat oleh khalayak tanpa harus memberi inovasi yang terlalu kompleks pada produknya.

    Contohnya saja pada produk Le Minerale yang bisa bersaing dengan Aqua karena messaging ‘ada manis-manisnya’ yang berhasil melekat di benak masyarakat.

    3. Optimalisasi pengalaman pelanggan

    Strategi selanjutnya terletak pada seberapa baik perusahaan dapat memberi pengalaman pelanggan yang baik dan di atas rata-rata.

    Customer service yang ramah, website yang tidak lemot, hingga pelayan toko yang baik, semuanya bisa jadi aspek pembeda yang sangat kuat.

    Apalah arti produk berkualitas jika perusahaan mengecewakan konsumen karena pelayanannya yang sangat buruk.

    4. Harga murah tak selalu jadi solusi

    Kamu mungkin berpikir bahwa menawarkan harga paling terjangkau bagi konsumen adalah strategi pembeda yang baik.

    Nyatanya, strategi tersebut tidak akan selalu berhasil dan justru ada risiko negatifnya, seperti kecurigaan pada kualitas produk dan ekspektasi konsumen yang akan terus meminta harga murah.

    Baca Juga: 8 Teknik Closing yang Bisa Diterapkan Sales untuk Tingkatkan Penjualan

    Demikian penjelasan Glints soal strategi diferensiasi produk. Sudah terpikirkan mau memilih strategi seperti apa?

    Jika belum, mungkin artinya kamu perlu baca lebih banyak artikel tentang dunia sales terlebih dahulu.

    Di Glints Blog, ada banyak kumpulan artikel gratis yang membahas strategi hingga istilah-istilah penting dalam bidang sales.

    Dengan begitu, kamu bisa temukan inspirasi baru untuk sempurnakan strategi yang sudah ada.

    Tertarik? Ayo baca kumpulan artikel terbarunya di sini!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.7 / 5. Jumlah vote: 3

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait