Memahami Basis Point agar Tak Salah Mengambil Keputusan Investasi

Diperbarui 14 Feb 2023 - Dibaca 4 mnt

Isi Artikel

    Bagaimana cara menentukan bahwa kamu mendapatkan keuntungan ketika melakukan sebuah investasi? Caranya adalah dengan menghitung basis point dari investasi tersebut.

    Istilah basis point banyak digunakan oleh investor ataupun analis keuangan. Penggunaan istilah ini biasanya dilakukan agar tidak terjadi ambiguitas dalam investasi.

    Apa sebenarnya basis point ini? Seperti apa cara mengukurnya? Simak selengkapnya dalam artikel berikut!

    Baca Juga: Jangan Sembarangan Berinvestasi, Kenali Dulu Konsep Ethical Investing

    Sekilas tentang Basis Point

    Dilansir dari Investopedia, basis point adalah sebuah unit untuk mengukur suku bunga dan persentase lain di bidang keuangan.

    “Basis” dalam basis point berasal dari pergerakan dasar antara dua persentase, atau selisih antara dua tingkat suku bunga.

    Perubahan yang dicatat biasanya sempit, dan karena perubahan kecil dapat memberikan hasil yang terlalu besar.

    Basis point biasanya digunakan untuk menghitung perubahan suku bunga, indeks ekuitas, dan hasil dari sekuritas pendapatan tetap.

    Biasanya, obligasi dan pinjaman menggunakan istilah ini.

    Dengan menggunakan basis poin dalam percakapan, investor dan analis dapat menghilangkan beberapa ambiguitas yang dapat muncul ketika berbicara tentang hal-hal dalam persentase pergerakan.

    Lebih lanjut, Corporate Finance Institute menyebut bahwa basis point setara dengan satu per seratus persen.

    Sehingga, seratus nilai basis point setara dengan satu persen.

    basis point adalah

    © Investopedia.com

    Cara Kerja Basis Point

    Basis point adalah satuan yang biasa digunakan untuk menyatakan perubahan imbal hasil obligasi korporasi atau pemerintah yang dibeli dan dijual oleh investor.

    Misalkan, kamu memiliki Rp 10 juta untuk diinvestasikan, dan memutuskan untuk membeli obligasi dengan tingkat bunga, biasanya disebut tingkat kupon, sebesar 3%.

    Setahun kemudian, suku bunga yang berlaku turun 50 basis poin, sehingga obligasi baru dengan nilai nominal yang sama sekarang membayar 2,5%.

    Obligasi kamu sekarang bernilai lebih karena pembayarannya Rp3 juta setahun daripada Rp2,5 juta.

    Umumnya, investor ingin melihat hasil naik, dan kamu akan sering mendengar perubahan yang dinyatakan dalam basis point.

    Misalkan kamu adalah investor reksa dana atau dana yang diperdagangkan di bursa.

    Kamu mungkin menghadapi biaya tahunan yang merupakan bagian dari aset yang dikurangkan setiap tahun oleh manajer investasimuuntuk biaya dana.

    Jika rasio pengeluaranmu 145 basis point, itu berarti manajer investasimu mengenakan biaya 1,45% dari total aset kamu di reksa dana, yang sama dengan Rp14,5 juta per Rp100 juta yang diinvestasikan.

    Baca Juga: Sebelum Investasi, Pahami Apa Itu Capital Loss yang Bisa Buatmu Rugi

    Mengapa Investor Menggunakan Basis Point?

    © Pexels.com

    Alasan investor menggunakan istilah basis point adalah karena lebih nyaman daripada mengacu pada persentase dan juga dapat membantu menghindari ambiguitas.

    Ini dapat membantu mempercepat komunikasi dan menghindari kesalahan perdagangan.

    Nilai instrumen keuangan seringkali sangat sensitif bahkan terhadap perubahan kecil dalam suku bunga acuan.

    Sehingga, memastikan kejelasan bisa menjadi sangat penting bagi investor. Misalnya;

    Ketika membahas suku bunga yang telah meningkat dari 11% menjadi 12%, beberapa mungkin menggunakan metode absolut yang menyatakan ada kenaikan suku bunga 1%.

    Sementara, beberapa mungkin menggunakan metode relatif yang menyatakan kenaikan 9,09% dalam tingkat bunga.

    Menggunakan basis point menghilangkan kebingungan ini dengan menyatakan bahwa ada kenaikan tingkat bunga 100 basis point.

    Basis point adalah salah satu unit pengukuran investasi yang banyak digunakan.

    Mulai dari obligasi korporasi, derivatif kredit, obligasi treasury, derivatif suku bunga, sekuritas hutang, hingga sekuritas ekuitas.

    Baca Juga: Cari Tahu Mengapa Investasi Low Risk Dibutuhkan Investor di 2021

    Memahami basis point dengan baik akan membantumu mempertimbangkan keputusan investasi yang tepat.

    Namun, selain basis point, masih ada hal-hal lain yang perlu kamu perhatikan ketika mulai berinvestasi.

    Mau tahu tips penting lain terkait investasi? Ayo baca lebih banyak artikel di Glints Blog!

    Mulai dari tips keuangan pribadi, budgeting, pencatatan pengeluaran, hingga tips mengenai pembayaran utang dan investasi, semuanya tersedia untukmu.

    Dengan mempelajarinya, kamu bisa jadi lebih bijak dalam mengatur keuanganmu.

    Tunggu apa lagi? Ayo temukan kumpulan artikel terbarunya di sini sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 3.4 / 5. Jumlah vote: 9

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait