Brand Story, Narasi yang Memperkuat Identitas Bisnismu

Tayang 14 Jan 2021 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    Saat menjalankan branding untuk sebuah bisnis, brand story adalah aspek yang suka terlewatkan, padahal dampaknya cukup besar. 

    Selain menguatkan identitas, brand story dapat membuat calon pelanggan lebih tertarik untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan oleh bisnismu.

    Ingin tahu seluk-beluk brand story mulai dari pengertian, siapa yang membuatnya, sampai manfaatnya bagi bisnis?

    Yuk, simak lebih lanjut!

    Baca Juga: 5 Tools Logo Recognition untuk Mengetahui Seberapa Populer Brand-mu di Internet

    Apa Itu Brand Story?

    © Freepik.com

    Brand story adalah narasi di balik sebuah brand, dibuat untuk menguatkan identitas brand atau bisnis tersebut.

    Banyak yang menganggap brand story ini berarti sejarah pembuatan. Sebenarnya, memang hal itu bisa saja dimasukkan ke dalamnya, tetapi bukan hanya itu saja.

    Menurut Echo Stories, sebuah bisnis harus membuat narasi yang melingkupi fakta dan perasaan terkait dengan brand mereka. Hal itu termasuk apa yang mereka tawarkan, apa yang mereka ciptakan.

    Dikutip dari Hubspot, brand story dapat membuat pelanggan mengingat kamu, mengembangkan empati, dan pada akhirnya menjadi peduli terhadap brand-mu.

    Istilahnya seperti sebuah buku saja. Ada karakter, permasalahan (biasanya berupa karakter antagonis), lalu bertemu orang bijak yang memberi solusi, lalu akhirnya mereka melakukan solusi itu.

    Baca Juga: Ketahui Perbedaan Brand Recall, Brand Recognition dan Brand Awareness

    Hal ini biasa disebut sebagai framework StoryBoard, mengutip dari Design Extensions. Contohnya adalah seperti foto di bawah ini:

    brand story adalah

    © DesignExtensions.com

    Karakter di awal adalah pelanggan bisnismu, lalu mereka menghadapi masalah dan membutuhkan bantuan.

    Hadirlah brand-mu yang memiliki solusi terhadap permasalahan tersebut. Setelah itu, ada rencana yang berarti penjelasan cara membeli, pelayanan after sales, dan lainnya.

    Ketika sudah tertarik, calon pelanggan akan mengambil tindakan yang bisa berujung ke dua kemungkinan, yaitu membeli produk atau tidak sama sekali.

    Intinya, brand story yang dibuat adalah semacam gambaran apa yang bisa kamu tawarkan kepada calon pelanggan dan bagaimana kisah kalian akan berlangsung.

    Sampai sini sudah paham, kan?

    Siapakah yang Membuatnya?

    © Freepik.com

    Lalu, apakah benar hanya perusahaan saja yang membuat brand story? Tentu tidak.

    Dikutip dari Just Creative, alasan di balik perusahaan yang meminta feedback dan berusaha melibatkan pelanggan dalam perbincangan (baik itu melalui forum/media sosial) adalah untuk membentuk brand story tersebut di ranah yang lebih luas.

    Hal itu meliputi apa yang pelanggan rasakan, pengalaman menggunakan produk atau jasamu, dan lainnya.

    Meskipun begitu, bisnismu tetap memegang kendali utama agar narasi yang diberikan tetap sesuai dengan apa yang telah dibuat.

    Contoh saja Apple. Meskipun barang mereka tak murah, tetap saja orang-orang mengantre setiap ada produk baru yang diluncurkan.

    Hal ini disebabkan dalam brand story mereka, yang difokuskan adalah bahwa Apple merupakan perusahaan yang mengedepankan inovasi dan eksklusivitas.

    Dengan begitu, pelanggan yang memiliki produknya pun akan merasakan itu juga.

    Mengapa Penting untuk Membuat Brand Story?

    © Pexels.com

    Selain untuk memperkuat identitas, tujuan dibuatnya brand story adalah agar sebuah brand memiliki semacam poros yang dijadikan pedoman.

    Contohnya begini. Ketika membuat marketing campaign baik itu untuk produk atau brand-nya sendiri, pasti ada beberapa hal yang ingin ditonjolkan, bukan?

    Dengan brand story, kamu jadi tahu apa yang harus diprioritaskan, tanpa melupakan core value yang dianut.

    Misalnya, kamu ingin membuat iklan untuk menjual pakaian. Bisnismu menganut gerakan sustainable fashion

    Tanpa brand story yang jelas, calon pelanggan tidak akan tahu bahwa bisnismu menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan tahan lama, mengupah karyawannya dengan layak, dan sebagainya. 

    Kalau itu semua terpampang jelas di dalam brand story, pelanggan yang memiliki concern serupa tentang dunia fashion pun pasti akan lebih tergerak untuk membeli produkmu.

    Menurut Marketing Insider Group, ketika dirangkai dengan baik, story brand akan:

    • memberi kejelasan mengenai brand-mu (core value, tujuan, dan misi)
    • menawarkan experience, bukan hanya produk atau jasa
    • membuat calon pelanggan merasa harus membeli produk/jasamu, atau tidak mereka kehilangan pengalaman tersebut
    • meningkatkan lead generation

    Baca Juga: Lejitkan Bisnis Perusahaanmu dengan 10 Jenis Marketing Campaign Ini!

    Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa brand story adalah salah satu aspek yang tak boleh disepelekan ketika sedang membangun bisnis.

    Rangkai cerita semenarik dan seautentik mungkin, agar orang-orang lebih tertarik untuk membeli dari brand-mu.

    Kalau ingin belajar lebih lanjut seputar branding atau praktik marketing secara lebih mendalam, kamu bisa coba ikuti Glints ExpertClass, lho.

    Para profesional di bidang ini akan membagikan ilmu dan pengalamannya, agar kamu bisa terus mengoptimalkan brand yang sedang dibangun.

    Menarik, bukan? Yuk, cari kelas yang ingin diikuti dan daftarkan dirimu sekarang juga!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 4.3 / 5. Jumlah vote: 4

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait