Kemas Kisah Unik dan Menarik Lewat Feature Article

Tayang 14 Jan 2021 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Bosan menulis berita yang itu-itu saja? Jika begitu, feature article atau feature story adalah jenis berita yang wajib kamu coba.

    Memangnya, apa itu feature story? Apa yang membuatnya berbeda dari berita kebanyakan?

    Jawabannya ada di dalam artikel ini. Simak selengkapnya, yuk!

    Mengenal Feature Article

    apa itu feature story atau article

    © Freepik.com

    Tiap orang pasti punya cerita. Tiap peristiwa juga punya detail-detail kecil yang menarik untuk disimak.

    Lewat feature article, kamu bisa mengemas semua itu untuk pembaca. Nama lain dari jenis artikel ini adalah feature story.

    Nah, melansir ThoughtCo, feature story bisa berisi berbagai macam cerita. Ia tak melulu datang dari hard news, tak pula terus berupa soft news.

    Berita apa pun bisa disulap menjadi feature story. Oleh karena itu, dapat disimpulkan, feature story merupakan teknik mengemas berita, bukannya jenis berita.

    Lantas, apa yang membedakan jenis artikel ini dengan yang lainnya? Ini dia jawabannya:

    1. Pembuka

    Bagian atas dari berita biasanya cukup straightforward. Ada apa yang terjadi, siapa, kapan, dan mengapa hal itu terjadi.

    Ini sangat berbeda dengan feature article. Dalam artikel ini, pembuka biasanya dibuat sebuah deskripsi atau anekdot yang menarik. 

    Ia juga bisa, meski tak selalu, ditulis lebih panjang.

    2. Kecepatan tulisan alias pace

    Layaknya kisah cerita, feature story tidak harus cepat-cepat selesai. Pace-nya lebih lambat, apalagi jika dibandingkan dengan hard news biasanya.

    3. Panjang artikel

    Feature story kerap punya jumlah kata yang lebih banyak daripada berita biasanya. Ini bisa terjadi karena feature story punya pace yang lebih lambat.

    Baca Juga: Mengenal Jurnalisme Investigasi, Cara Media Menguak Fakta-Fakta Penting

    Kata MasterClass, feature article yang baik haruslah menarik dan komprehensif. Artikel itu bisa memberikan kesan tertentu pada pembaca, hingga membuat mereka terngiang-ngiang.

    Nah, sekarang, bagaimana cara meliput dan menulis berita agar memenuhi kriteria itu? Kamu bisa mempelajarinya di Glints ExpertClass.

    Glints ExpertClass adalah kelas dengan berbagai bidang industri. Dunia kepenulisan, media, dan komunikasi adalah salah satunya.

    Pematerinya juga bukan orang sembarangan, lho. Mereka adalah sederet pakar berpengalaman.

    Penawarannya tak berhenti sampai di sana saja. Glints ExpertClass juga menawarkan subscription plan. Belajar dan menambah skill tak perlu biaya mahal-mahal.

    Pelajari subscription plan dari Glints ExpertClass dengan klik gambar di bawah ini, ya!

    Jenis-Jenis Feature Article

    jenis-jenis feature article

    © Freepik.com

    Nah, sekarang, kita bahas jenis-jenis feature article, yuk! Dirangkum dari ThoughtCo, tipe-tipe feature story itu adalah:

    1. News feature

    Pertama, ada news feature. Jenis feature story ini merupakan hard news, namun tidak bersifat time sensitive alias tak perlu tayang secepat mungkin.

    Contohnya adalah berita soal penjual bakso yang menggunakan boraks. 

    Fenomena ini adalah tindakan kriminal khas hard news. Namun, ia punya detail cerita yang menarik untuk diikuti.

    Inilah yang membuat berita ini cocok dijadikan feature story. Alasan lainnya adalah, bakso boraks bukanlah berita yang bersifat time sensitive.

    Baca Juga: Tak Sekadar Memotret, Pahami Lebih Dalam Apa Itu Fotografi Jurnalistik

    2. Profile

    Pernahkah kamu membaca kisah seseorang dalam media? Nah, artikel ini merupakan feature story jenis profile.

    Sering kali, orang tersebut pernah melakukan sesuatu yang inspiratif. Ia juga bisa punya pengalaman yang unik dan menarik.

    Salah satu contohnya adalah kisah seniman yang berkarya dengan bahan unik, misalnya ampas kopi hingga lembaran kartu remi.

    3. Spot feature

    Selanjutnya, ada spot feature. Feature article yang satu ini merupakan pendukung dari berita utama yang berupa hard news.

    Misalnya, ada kecelakaan pesawat terbang. Berita utama mengulas perkembangan dari kecelakaan tersebut, upaya evakuasinya, dan lain-lain.

    Sementara itu, spot feature menampilkan sisi lain dari kecelakaan tersebut. Sisi lain itu misalnya daftar tahapan investigasi, kecelakaan serupa sepanjang sejarah, dan lain-lain 

    3. Live-in

    Berbeda dengan feature story sebelumnya, livein menekankan tempat terjadinya sesuatu.

    Misalnya, saat ada orang-orang yang terkena penyakit langka. Banyak berita yang menampilkan hari-hari di rumah sakit.

    Bagaimana perasaan sang pasien? Bagaimana perjuangan tenaga kesehatan melawan penyakit ini? Bagaimana perasaan orang yang sudah sembuh?

    Semua ini tentu bisa menjadi cerita tersendiri. Inilah yang menjadi isi dari artikel livein.

    Saat mengerjakan artikel ini, reporter harus menghabiskan banyak waktu di tempat tertentu. 

    Ini adalah asal-usul penamaan feature story livein. Pekerja jurnalistik ini seakan-akan “tinggal” di tempat tersebut.

    Baca Juga: Jangan Bingung, Ini 4 Perbedaan Content Manager dan Editor in Chief

    Itulah penjelasan dari Glints soal feature article. Coba tulis artikel ini untuk manjakan pembacamu, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *

    Artikel Terkait