Sulit Membuat Keputusan Sendiri? Waspada FOBO!
Isi Artikel
Kamu mungkin telah sering mendengar istilah FOMO (fear of missing out). Namun, tahukah kamu kalau istilah ini memiliki “kembaran”, yaitu FOBO atau Fear of Better Options.
Ketakutan ini disebut dapat menghambat produktivitasmu. Proses pengambilan keputusan juga dapat terngganggu karena ketakutan ini.
Apa saja, sih, ciri-ciri dari ketakutan ini? Lalu, apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi ketakutan ini? Simak selengkapnya dalam artikel berikut.
Baca Juga: Punya Rekan Kerja yang Toxic? Ini 7 Tips Menghadapinya
Apa Itu FOBO?
Istilah fear of better options (FOBO) pertama kali dicetuskan oleh Patrick McGinnis, seorang pemodal ventura dan penulis pada tahun 2004.
Sebelumnya, McGinnis juga telah mencetuskan istilah FOMO.
FOBO adalah sebuah fenomena sosial di mana terjadi keragu-raguan saat mengambil sebuah keputusan. Meskipun, keputusan tersebut tampak sederhana, atau semua opsi dapat diterima.
Istilah FOBO pertama kali muncul dalam artikel The Harbus milik Harvard Business School.
Ketakutan ini dapat muncul kapan saja. Mulai dari keputusan kecil seperti apa yang akan ditonton di TV, apa yang akan dimakan untuk makan malam, hingga keputusan yang lebih signifikan seperti apakah akan mengambil pekerjaan baru.
Apa pun masalahnya, orang yang mengalami ketakutan ini mungkin menemukan diri mereka kewalahan oleh kemungkinan yang mungkin terjadi.
Umumnya, ketakutan ini terjadi ketika tidak ada hasil yang menjamin. Ketakutan ini juga dapat muncul saat terdapat beberapa dari tersebut bahkan tidak ada opsi sama sekali.
Berikut beberapa ciri-ciri yang menjadi pertanda munculnya FOBO menurut India Times.
1. Takut akan penyesalan
Ciri-ciri pertama dari FOBO adalah ketakutan atas penyesalan.
Ketidakmampuan untuk memilih, misalnya, tugas mana yang akan dkerjakan terlebih dahulu berarti sulit untuk membuat keputusan yang jelas untuk segera menyelesaikan pekerjaanmu.
Ini mencerminkan bahwa kenyataannya bahwa bukannya kamu tidak siap untuk apa pun. Kamu sadar dan tidak siap untuk apa pun.
Kamu tidak bisa mengerjakan semua tugasmu secara bersamaan. Jadi, meskipun kamu terlah memutuskan, kamu tetap merasa takut dengan konsekuensi dari keputusan tersebut akan membawa kesusahan.
Akibatnya, muncul rasa bersalah dalam dirimu.
2. Memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain
Ciri-ciri FOBO selanjutnya adalah ketidakmampuan membangun hubungan yang baik dengan orang lain.
Ketika ketakutan ini mulai muncul saat berhubungan dengan orang lain, kamu akan cenderung mengekspresikan tindakan yang negatif atau toxic bahkan kepada rekan kerja.
Kamu juga akan merasa cemas ketika menyadari tanda sifat negatif dan ketidakbahagiaan dalam interaksi tatap muka.
Selain itu, kamu akan menjadi sangat khawatir ketika memulai interaksi dengan orang lain.
Ketakutan ini dapat menjadi penyebab utama kecemasan sosial dan depresi.
3. Merasa kalah dalam kompetisi
FOBO dapat menyebabkan kecemasan atau gangguan panik karena takut kalah bersaing.
Misalnya, kamu ingin memberikan sebuah usulan atau gagasan untuk meeting yang akan datang.
Namun, kamu tidak dapat memutuskan usulan apa yang terbaik, bahkan setelah berjam-jam melakukan riset.
Kamu kemudian mengembangkan kepanikan sehingga kamu tidak yakin usulan tersebut akan diterima baik oleh rekan kerja dan atasanmu.
Dari kepanikan itu kemudian muncul perasaan kalah bersaing.
4. Ketidakstabilan finansial
FOBO adalah alasan di mana seseorang mengalami ketidakstabilan finansial. Kamu akan menghadapi kegagalan dalam pengelolaan keuangan akibat pengeluaran yang berlebihan.
Pengeluaran berlebihan ini disebabkan keinginan untuk mengesankan rekan kerja atau lingkaran sosial.
Hal ini dapat menyebabkan kecemasan finansial dan depresi karena ketidakmampuan mengelola finansial.
5. Menolak tawaran pekerjaan
Kamu mendapatkan tawaran pekerjaan yang menggiurkan. Pekerjaan tersebut menawarkan gaji yang sepadan, peran yang tepat, atasan yang tampak baik, bahkan kesempatan untuk mengembangkan karier dengan baik.
Meskipun tawaran tersebut tampak seperti pekerjaan impian, tetap saja ada sesuatu yang membuatmu memutuskan untuk menolak.
Ini adalah pertanda bahwa kamu tidak dapat mengambil keputusan akibat FOBO.
Baca Juga: 4 Tips Efektif untuk Menghadapi Bos yang Toxic
Cara Mengatasi FOBO
Ketakutan seperti ini menurut McGinnis dapat menjadi penghambat kesuksesanmu. Berdasarkan hasil wawancaranya yang dikutip oleh Inverse, berikut beberapa cara yang bisa kamu lakukan.
1. Pastikan apa yang menjadi motivasimu mengambil suatu keputusan
Untuk menghadapi FOBO, kamu perlu memikirkan secara mendalam apakah persepsimu sesuai dengan kenyataan. Pastikan apa motivasimu untuk melakukan sesuatu.
McGinnis menyebut bahwa daftar checklist ini dapat membantumu.
- Keputusan yang kamu ambil dilakukan karena kamu benar-benar ingin melakukannya.
- Kamu tidak mengambil keputusan tersebut karena mengikuti orang banyak.
- Kamu merasa mampu melakukannya.
- Ada sumber daya yang mendukungmu melakukannya.
- Kamu memiliki bakat atau kemampuan untuk ini.
- Kamu memiliki waktu yang cukup untuk melakukan ini.
2. Hindari penggunaan ponsel yang berlebihan
FOBO dapat muncul akibat banyaknya informasi yang diterima melalui internet.
Gunakan gadget kamu dengan bijak dan beri dirimu jeda untuk beristirahat dari layar. Perhatikan berapa lama wakt yang kamu habiskan di depan layar.
Jika perlu, berhenti mengikuti berita atau akun media sosial orang-orang yang dapat memicu kecemasanmu.
Kamu juga bisa membuat aturan untuk tidak membuka ponsel selama makan atau di kamar tidur.
3. Buat keputusan dengan cepat untuk masalah-masalah kecil
Jika kamu tidak bisa memutuskan apakah akan pergi lari atau ke gym atau memilih acara apa untuk ditonton, lempar koin atau biarkan orang lain yang memilih.
Habiskan waktu yang Anda gunakan untuk menganalisis secara berlebihan hal-hal kecil pada sesuatu yang lebih penting.
4. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dapat mencegah faktor bawah sadar seperti rasa lapar memengaruhi pengambilan keputusanmu.
Baca Juga: Coba Metode Decision Tree bagi Kamu yang Sulit Ambil Keputusan
Fear of better options atau FOBO bisa menjadi penghambat bagi karier kamu jika tidak segera diatasi.
Kamu juga bisa mendapatkan berbagai informasi bermanfaat lainnya seputar dunia kerja melalui newsletter Glints.
Setiap minggunya, Glints akan mengirimkan artikel-artikel pilihan langsung ke inbox email kamu.
Apakah kamu tertarik? Yuk, daftar sekarang untuk mendapatkan newsletter mingguan dari Glints!