Mengenal Brand Asset, Identitas yang Bisa Buatmu Unggul di Pasar

Diperbarui 30 Nov 2020 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Pernahkah kamu melihat sebuah logo, lalu langsung menghubungkan logo itu dengan sebuah merek? Nah, istilah untuk logo yang dikait-kaitkan itu adalah brand asset.

    Memangnya, selain logo, apa lagi yang bisa menjadi aset merek? Kira-kira, kenapa kamu harus memiliki semua itu?

    Glints akan menjelaskan semuanya kepadamu. Simak di bawah ini, yuk!

    Apa Itu Brand Asset?

    apa itu brand asset

    © Freepik.com

    Menurutmu, apa cara termudah membedakan kucing berbulu oranye, putih, dan hitam? Kemungkinan besar, jawabannya adalah warna bulu mereka sendiri.

    Nah, perusahaan juga bisa punya identitas khusus yang hampir serupa. Seperti yang sudah Glints jelaskan di atas, nama identitas ini adalah brand asset.

    Kata Marketing91, aset ini memudahkan pelanggan membedakanmu dengan yang lain. Ia bertindak layaknya sebuah sinyal yang konsisten.

    Untuk membuatnya, para penggiat branding dan pemasar harus menciptakan identitas merek. Ia bisa berupa aturan, panduan, hingga brand guideline.

    Mengutip Canto, ada beberapa contoh aset merek yang ada di dunia nyata. Salah satunya adalah skema warna milik Microsoft.

    color scheme microsoft canto com

    © Canto.com

    Jika melihat kombinasi warna di atas, kamu bisa dengan mudah menghubungkannya dengan raksasa teknologi ini. Inilah yang dimaksud dengan brand asset.

    Merlinone juga punya contoh lainnya. Coba kamu lihat logo di bawah ini.

    logo nike

    © Tonimarino.co.uk

    Bisakah kamu menebak, siapa pemilik dari logo itu? Kemungkinan besar, kamu sudah tahu bahwa ia merupakan kepunyaan Nike.

    Baca Juga: 5 Cara Kembangkan Brand Voice untuk Bangun Kepercayaan Pelanggan

    Jenis-Jenis Brand Asset

    jenis brand asset

    © Freepik.com

    Nah, brand asset sendiri bisa bermacam-macam bentuknya. Dua di antaranya sudah Glints sebutkan, yakni skema warna dan logo.

    Selain itu, masih ada banyak tipe aset merek lainnya, lho. Mengutip Penji, jenis-jenis itu di antaranya:

    1. Logo atau maskot

    Saat melihat Mickey Mouse, perusahaan apa yang terlintas di kepalamu? Tentu saja, jawabannya adalah Disney.

    Itulah mengapa, maskot atau logo merupakan aset merek yang penting. Ia kerap menjadi “wajah” dari sebuah brand.

    2. Typeface atau typography

    Beberapa font sudah sangat melekat pada hal tertentu. Sebut saja, Times New Roman yang hampir selalu jadi desain huruf karya ilmiah.

    Ternyata, font punya kekuatan hingga dihubungkan dengan pihak tertentu. Salah satu dari pihak itu adalah merek. Dengan alasan ini, typeface dan typography adalah bagian dari brand asset.

    3. Warna

    Aset merek yang satu ini sudah sempat dijelaskan di atas. Microsoft punya sederet warna yang digunakan oleh mereknya.

    Contoh lainnya adalah warna putih, kuning, merah, dan biru yang sering digunakan oleh Glints.

    4. Elemen grafik lainnya

    Desain grafis tentu merupakan bidang yang sangat luas. Sejatinya, penjelasan di atas merupakan bagian dari elemen grafik.

    Selain yang sudah disebutkan tadi, masih ada icon hingga gaya desain. Semua itu juga bisa menjadi aset merek.

    5. Gambar atau video

    Gambar merupakan salah satu elemen visual yang juga sering digunakan. Akan tetapi, gambar adalah salah satu brand asset yang paling sulit ditentukan pula. 

    Gaya visual seperti apa yang cocok dengan merekmu? Apakah berupa stock photo, foto tanpa wajah, atau malah berupa ilustrasi?

    Baca Juga: Yuk, Kenalan dengan 5 Jenis Logo! Mana yang Tepat untuk Brandmu?

    Selain hal-hal yang sudah disebutkan, masih ada banyak jenis aset merek lainnya, lho.

    Bahkan, kata Marketing91, nama merek, tagline, slogan, bentuk, bau, jingle, hingga cara beriklan termasuk di dalamnya.

    Menurut Institute for Marketing Science, elemen yang bisa jadi aset itu punya beberapa syarat. Syarat-syarat itu di antaranya:

    • elemen unik, membuat pelanggan ingat padamu, bukannya kompetitor
    • elemen banyak diketahui, saat melihatnya, pelanggan langsung menghubungkannya dengan merekmu

    Mengapa Brand Asset Harus Dipikirkan?

    mengapa brand asset harus dipikirkan

    © Freepik.com

    Ternyata, aset merek punya ragam bentuk yang sangat berbeda-beda. Nah, sekarang, apakah kamu harus memikirkan banyak aset itu?

    Jawabannya adalah, tentu saja ya. Sebab, kata Flying Saucer Studio, ia punya banyak sekali manfaat.

    Katanya, aset ini bisa melejitkan customer loyalty. Selain itu, ia juga bisa menunjang brand identity hingga brand trust.

    Lewat aset-aset ini, kamu juga bisa meningkatkan brand recognition. Dengan sederet alasan itu, brand asset adalah hal yang penting. 

    Pasalnya, ternyata, ia tidak hanya punya fungsi estetika belaka. Terlebih lagi, kata We Launch, aset ini bisa jadi intangible asset untuk brand-mu.

    Baca Juga: Pahami Prinsip Memilih Font untuk Desain Logo Supaya Brand Mudah Dikenal

    Ingat, brand asset adalah salah satu identitas yang bisa membuatmu menonjol di pasar. Oleh karena itu, buat ia sebaik mungkin, ya!

    Memangnya, bagaimana langkah membuat aset brand yang baik? Semuanya bisa kamu pelajari di Glints ExpertClass.

    Glints ExpertClass adalah kelas dengan bahasan berbagai industri. Dunia marketing dan branding juga termasuk di dalamnya, lho.

    Jangan sampai kamu kelewatan kesempatan belajar ini. Cari kelas sekarang, yuk!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Comments are closed.

      Artikel Terkait