Multivariate Testing vs A/B Testing, Mana yang Efektif untuk Tingkatkan Traffic?

Diperbarui 24 Okt 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Untuk meningkatkan jumlah traffic pada website, para pakar dunia marketing sering menghadapkan multivariate testing vs A/B testing.

    Dengan prosedur dan cara penerapan yang hampir serupa, banyak marketer yang merasa bimbang mengenai jenis tes apa yang perlu dilaksanakan agar kampanye mereka bisa berjalan lancar.

    Oleh karena itu, kamu yang berminat untuk berkecimpung di bidang pemasaran harus mengenal perbedaan kedua jenis tes tersebut. 

    Nah, tenang saja. Kali ini, Glints akan membahas semuanya khusus untuk kamu. Yuk, disimak!

    Baca Juga: Apa itu Internet Marketing dan Bagaimana Memulai Kariernya

    Multivariate Testing

    multivariate testing vs a/b testing

    © Freepik.com

    Sebelum membandingkan multivariate testing vs A/B testing, kita bahas dahulu bersama definisi dari masing-masing jenis tes ini.

    Menyadur Yoast, multivariate testing adalah proses di mana lebih dari satu elemen situs web dapat diuji dalam satu praktik uji coba secara langsung. 

    Pengujian ini dapat dianggap seperti sejumlah A/B testing yang dilakukan pada satu halaman pada waktu yang sama. 

    Marketer perlu mengambil sampel elemen dan membandingkannya bersama elemen lain dengan kombinasi tes yang berbeda.

    Sebagai contoh, marketer tidak boleh hanya menguji headline 1 dengan headline 2. Mereka juga harus membandingkan headline 1 dengan headline 3, headline 2 dengan headline 4, dan seterusnya.

    A/B Testing

    multivariate testing vs a/b testing

    © Freepik.com

    Di sisi lain, menurut VWO, A/B testing adalah proses menampilkan dua varian elemen pada sebuah halaman web kepada segmen pengunjung situs yang berbeda pada waktu yang sama.

    Setelah itu, disertai membandingkan varian elemen mana yang dapat mendorong lebih banyak konversi.

    Biasanya, eksperimen ini digunakan untuk membandingkan dua elemen yang berbeda pada waktu yang sama agar marketer dapat melihat keunggulan masing-masing elemen.

    Sebagai contoh, marketer bisa membandingkan warna tombol hijau dan merah. Setelah dilakukan pengujian, mereka akan melihat warna tombol mana yang lebih diminati user.

    Multivariate Testing vs A/B Testing

    multivariate testing vs a/b testing

    © Freepik.com

    Nah, setelah melihat pengertian masing-masing jenis tes, kini saatnya membandingkan multivariate testing vs A/B testing.

    Meskipun prosedurnya terlihat serupa, tetap ada beberapa hal yang membedakan kedua jenis tes tersebut.

    Seperti apa perbedaannya? Jenis tes mana yang lebih efisien untuk tingkatkan traffic? Berikut penjelasannya.

    Baca Juga: Tips Melakukan A/B Testing dan Menghindari Kesalahan-Kesalahan Umumnya

    1. Jumlah traffic

    Hal pertama yang perlu dilihat ketika menghadapkan multivariate testing vs A/B testing adalah jumlah traffic yang sudah mengunjungi situs.

    Menyadur Hubspot, A/B testing cocok dilaksanakan bila traffic dalam situs dianggap masih belum terlalu banyak.

    Dengan itu, marketer dapat menyaring hasil yang lebih akurat dan efektif untuk diletakkan pada situs.

    Sementara, multivariate testing hanya bisa dilakukan dengan jumlah traffic yang sudah banyak.

    Banyaknya kombinasi elemen yang akan diuji hanya akan efektif jika situs sudah memiliki pengunjung yang banyak dan tetap.

    Akan tetapi, A/B testing dapat digunakan pada situs dengan jumlah pengunjung yang banyak saat mereka akan menguji coba desain dan konten baru.

    2. Mengoptimalkan atau menguji

    Selanjutnya, hal yang menjadi perbedaan ketika membandingkan multivariate testing vs A/B testing adalah fungsinya.

    Menurut Apptimize, multivariate testing digunakan marketer untuk mengoptimalkan konten yang sudah mereka muat dalam situs.

    Sementara, A/B testing lebih fungsional sebagai sarana untuk menguji produk atau konten baru yang akan segera diletakkan marketer pada situs web.

    3. Jangka waktu pengujian

    Perbedaan terakhir antara multivariate testing dan A/B testing adalah jangka waktu penyaringan hasil.

    Bila kamu menginginkan hasil yang instan, kamu bisa menggunakan A/B testing.

    Karena perubahan dari halaman ke halaman sangat mencolok, akan lebih mudah untuk mengetahui halaman mana yang paling efektif dengan lebih cepat.

    Sedangkan, multivariate testing membutuhkan waktu yang lebih lama karena banyaknya kombinasi elemen yang perlu diuji.

    Bahkan, semakin banyak traffic yang masuk, multivariate testing akan memakan waktu yang lebih lama dari biasanya.

    Baca Juga: Ketahui Performa Digital Marketing-mu dengan Hitung Customer Acquisition Cost

    Itulah semua hal yang perlu kamu ketahui saat menghadapkan multivariate testing vs a/b testing.

    Intinya, kedua jenis tes memiliki prosedur pengujian dan fungsi yang serupa.

    Akan tetapi, untuk mendapatkan hasil terbaik, tugas marketer-lah untuk memilih jenis tes yang sesuai dengan kebutuhannya.

    Nah, jika masih tertarik untuk mendalami hal tersebut, kamu bisa ikut Glints ExpertClass. Di sana, kamu bisa ikut ragam pilihan kelas yang dibawakan langsung para praktisi berpengalaman.

    Dengan ilmu dan pengalaman dari mereka, kamu akan mendapatkan banyak wawasan agar produkmu makin maksimal.

    Menarik, kan? Yuk, cek kelasnya sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait