HEART Framework, Metode Mudah untuk Ukur Keberhasilan Pengembangan UX

Tayang 10 Des 2020 - Dibaca 8 mnt

Isi Artikel

    HEART framework adalah cara mudah untuk menentukan metrik keberhasilan sebuah desain. Biasanya, metrik ini banyak terkait dengan pengembangan user experience (UX).

    Dalam framework ini, hanya ada 5 metrik dan 3 tahap proses yang perlu kamu kuasai.

    Nah, apa sajakah itu? Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut.

    Baca Juga: Sebelum Menulis untuk UX, Pahami Dulu 7 Prinsipnya di Sini!

    Apa Itu HEART Framework?

    heart framework adalah

    © Unsplash.com

    HEART framework adalah sebuah singkatan dari lima metrik dalam pengembangan user experience sebuah software.

    Lima metrik ini adalah happiness, engagement, adoption, retention, dan task success.

    Menurut ProductPlan, awalnya HEART framework dikembangkan oleh Google.

    Kerry Rodden, seorang lead tim UX perusahaan teknologi raksasa inilah yang menemukannya.

    Framework ini berawal dari kebutuhan perusahaan untuk mempersempit fokus desain UX ke beberapa metrik saja.

    Hal ini dilakukan agar evaluasi metrik-metrik tersebut bisa dilakukan lebih objektif.

    Saat ini, memang ada banyak tools dan metode untuk mengukur performa UX.

    Namun, HEART framework masih merupakan cara yang paling mudah dipahami para desainer UX untuk mengidentifikasi tujuan dan mengukur keberhasilan.

    Pengukuran HEART Framework

    heart framework

    © Unsplash.com

    Seperti yang sedikit dijelaskan sebelumnya, HEART framework mengukur lima metrik saja.

    Namun, menurut Appcues, tidak semua proyek desain UX membutuhkan kelima metrik tersebut.

    Metrik yang dipilih haruslah dipertimbangkan berdasarkan tujuan akhirmu.

    Nah, inilah penjelasan mengenai masing-masing metrik yang diukur dalam HEART framework.

    1. Happiness

    Happiness atau kebahagiaan adalah pengukuran kepuasan pengguna.

    Biasanya, informasi untuk kebahagiaan pengguna dapat diukur menggunakan survei, net promoter score, ataupun ulasan.

    Selain itu, metrik ini uga mencerminkan kecenderungan kemudahan penggunaan.

    2. Engagement

    Engagement merupakan pengukuran seberapa sering pengguna berinteraksi dengan sebuah produk secara sukarela.

    Pengukuran metrik ini meninjau frekuensi dan intensitas penggunaan atau level interaksi secara umum dalam jangka waktu tertentu.

    Contoh dari metrik ini adalah mengukur berapa kali pengguna berkunjung per minggu, berapa lama waktu yang dihabiskan saat membuka aplikasi atau situs web, atau key action apa yang mereka lakukan.

    3. Adoption

    Adoption adalah jumlah pengguna baru atau atau mengadopsi suatu fitur tertentu dalam kurun waktu yang ditentukan.

    Hal ini merupakan pengukuran yang juga bagian dari product analytics mengenai seberapa berhasil sebuah desain UX yang baik untuk mengundang orang untuk mendaftar menjadi pengguna.

    Jumlah pembelian juga bisa dianggap sebagai pengukuran untuk metrik adoption.

    4. Retention

    Retention dalam HEART framework memberikan informasi mengenai seberapa banyak pengguna teregistrasi yang masih menggunakan suatu produk selama jangka waktu tertentu.

    Misalnya, berapa banyak pengguna yang masih berlangganan setelah 3 bulan berlangganan, atau berapa banyak yang memperbarui langganannya.

    5. Task success

    Task success adalah pengukuran mengenai aktivitas pengguna terkait efisiensi, efektivitas, dan tingkat kesalahan atau kegagalan.

    Baca Juga: Mengenali 7 Ciri Produk yang User Friendly untuk Maksimalkan Pengalaman Pengguna

    Proses HEART Framework

    heart framework

    © Unsplash.com

    Seluruh metrik yang diukur dalam HEART framework harus dikaitkan pada sebuah tujuan.

    Dalam framework ini, dikenal proses goals-signals-metrics.

    Hal ini merupakan proses sederhana meliputi artikulasi tujuan sebuah produk atau fitur, identifikasi sinyal yang menyatakan keberhasilan, dan membangun metrik khusus untuk pelacakan.

    1. Goals

    Penting untuk menentukan tujuan produk atau fitur sebelum memulai proses HEART framework.

    Tentunya, tujuan yang ditetapkan harus mempertimbangkan user experience.

    Contoh tujuan adalah meningkatkan engagement pengguna yang sudah ada, atau mengundang lebih banyak pengguna.

    Batasi maksimal tiga tujuan saja agar lebih fokus dan efektif.

    2. Signals

    Setiap tujuan yang sudah dibuat untuk  framework ini harus bisa dikaitkan dengan user action atau tindakan yang dilakukan pengguna.

    Nah, hal ini diibaratkan sinyal agar kamu bisa mengetahui apakah pengguna sedang menuju arah yang tepat sesuai dengan tujuan yang sudah ditetapkan.

    Jika belum, analisis mengapa hal ini terjadi. Mungkin saja ada kesulitan yang dialami akibat desain yang kurang mudah digunakan.

    3. Metrics

    Tahap proses HEART framework yang terakhir adalah mentransformasi sinyal-sinyal ke dalam skala yang bisa diukur.

    Data yang disukai untuk pengukuran ini adalah mean, fraksi, atau persentase.

    Setelah tiga proses tersebut, yang perlu dilakukan adalah melakukan tabulasi data ke dalam tabel seperti berikut ini sebagai contoh.

    heart framework

    © Clevertap.com

    Dengan begitu, kamu bisa mendapat solusi analitik untuk meninjau dan mengembangkan user experience.

    Baca Juga: Tips Belajar UI UX Design yang Harus Diketahui oleh Pemula

    Demikian penjelasan Glints mengenai HEART framework

    Jika selama ini kebingungan dalam mengukur keberhasilan suatu desain UX, kamu bisa mencobanya agar produk lebih sukses dan disukai pengguna.

    Hal ini hanya salah satu dari banyak aspek lainnya yang tak kalah penting dalam pengembangan produk dan perancangan UX.

    Temukan artikel-artikel Glints mengenai topik tersebut dan berlangganan newsletter blog-nya agar selalu update dengan bacaan baru.

    Sign up dan mulai berlangganan segera, ya!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 1

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait