6 Dampak Menjadi Seorang Workaholic yang Akan Merugikanmu

Diperbarui 16 Jan 2023 - Dibaca 9 mnt

Isi Artikel

    Mudah lelah? Merasa 24 jam tidak cukup dalam sehari? Itu bisa jadi dampak yang muncul ketika kamu menjadi workaholic.

    Bekerja keras memang adalah sebuah hal yang baik, tapi perilaku workaholic bukan. Menjadi seorang workaholic akan memberi dampak yang signifikan terhadap dirimu.

    Apa saja dampaknya? Berikut rangkuman dari Glints.

    1. Meningkatkan stres kerja

    work life balance

    © Freepik.com

    Beban kerja yang melebihi batas normal lama-kelamaan akan membuatmu merasa stres.

    Pada akhirnya, kamu akan mengalami burnout, yaitu kelelahan yang diakibatkan oleh beban kerja yang melebihi batas.

    Dalam sebuah penelitian yang dirilis oleh International Journal of Behavioral Medicine, ditemukan bahwa semakin lama durasi kamu bekerja, kamu akan semakin mudah mengalami stres.

    Dalam penelitian yang sama disebutkan juga bahwa workaholic dapat memberi dampak pada kesehatanmu.

    Dampak kesehatan itu di antaranya adalah sakit kepala dan masalah pencernaan.

    2. Berdampak Negatif pada kesehatan mental

    dampak menjadi seorang workaholic

    © Freepik.com

    Umumnya, waktu kerja yang normal adalah sekitar delapan jam. Namun, seorang workaholic dapat bekerja hingga lebih dari 12 jam.

    Menurut Harvard Business Review, workaholic dapat menyebabkan masalah kesehatan mental. Masalah yang umum terjadi adalah gangguan tidur, depresi, hingga kecemasan.

    Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada 600 perawat di Jepang, ditemukan bahwa para perawat merasa lelah ketika bangun di pagi hari.

    Selain itu, responden juga merasa kantuk yang berlebihan di siang hari, mengalami insomnia, dengan banyak efek lainnya.

    Masalah kesehatan mental ini dapat menyebabkan produktivitas menurun. Tentunya ini akan memberi dampak yang buruk bagi performa pekerjaanmu di kantor.

    Baca Juga: Kerja Keras tanpa Menjadi Workaholic? Ini Caranya!

    3. Berdampak buruk pada hubungan

    © Freepik.com

    Perilaku workaholic akan menyebabkan kamu mengabaikan keluarga bahkan pasanganmu sendiri.

    Pada beberapa kasus perilaku workaholic bahkan menyebabkan konflik antar pasangan.

    Perilaku workaholic diakui oleh para ahli sebagai kecanduan. Seperti kecanduan lainnya, perilaku workaholic dapat mendatangkan malapetaka pada kesehatan mental dan fisik. 

    Sebagian besar ahli psikologi berpendapat bahwa perilaku workaholic memberi dampak yang negatif terhadap hubungan dengan keluarga dan lingkungan sekitar.

    Sebagian besar workaholic yang  memiliki pasangan dan anak-anak rentan terhadap konflik hubungan yang mengakibatkan efek kesehatan mental yang merugikan bagi seluruh keluarga. 

    4. Menyebabkan burnout

    © Pexels.com

    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, workaholic dapat menyebabkan burnout.

    Barbara Killinger, seorang psikolog, dalam tulisannya di Psychology Today, menyebut burnout sebagai “Sindrom Workaholic Breakdown”.

    Killinger menjelaskan bahwa workaholic yang mengalami burnout sering menebak-nebak diri mereka sendiri karena mereka tidak lagi tahu apa yang mereka rasakan. 

    Secara psikologis, ini terjadi karena otak kiri yang mendeteksi sensasi perasaan menjadi asing.

    Pada bagian ini, ada kemampuan bagi seseorang untuk fokus pada kegunaan dan kemampuan mereka untuk memecahkan kode dari titik A ke titik B.

    Sayangnya, kemampuan ini hilang ketika kamu mengalami burnout.

    Baca Juga: Awas! 5 Kebiasaan Penyebab Burnout Ini Harus Kamu Buang

    5. Mudah tidak puas dengan kinerja

    © spin.atomicobject.com

    Banyak yang percaya bahwa workaholic dan keterlibatan kerja (work engagement) memiliki makna yang sama.

    Tetapi, itu adalah kesalahpahaman umum bahwa seorang gila kerja menerima kepuasan yang sama dari melakukan pekerjaan yang berlebihan sebagai individu yang dianggap terlibat dalam pekerjaan mereka. 

    Perilaku workaholic dan keterlibatan kerja adalah dua hal yang berbeda.

    Sehingga menghasilkan hasil yang berbeda dilihat dari kesehatan mental dan fisik.

    Perilaku workaholic  berhubungan erat dengan tekanan psikologis dan keluhan fisik sedangkan keterlibatan kerja terbukti mengurangi tekanan psikologis dan keluhan fisik.

    Perilaku workaholic dikaitkan dengan kesejahteraan yang buruk dan menunjukkan penurunan kinerja dan penurunan kepuasan hidup. 

    Penelitian American Psychological Association menemukan, pelaku workaholic memiliki lebih banyak konflik kehidupan kerja dan secara signifikan lebih sedikit kepuasan hidup serta tujuan dalam hidup daripada pekerja yang bukan workaholic.

    6. Kekurangan Nutrisi

    © Freepik.com

    Terus-menerus bekerja akan membuatmu sulit untuk menemukan waktu untuk memasak makanan yang layak.

    Bukan hal yang aneh bagi workaholic untuk makan makanan siap saji demi kenyamanan. 

    Akhirnya, tubuhmu akan bereaksi. Masalah-masalah yang disebabkan oleh kurangnya nutrisi akan muncul. Seperti diabetes dan masalah jantung.

    Sebagian besar workaholic mengandalkan kopi dan minuman berenergi agar tetap fokus bekerja. Sementara kafein membantumu untuk tetap fokus, efeknya tidak berlangsung lama. 

    Pada akhirnya, kamu akan merasa mudah lelah untuk menjadi sepenuhnya produktif.

    Kamu akan dihadapkan pada dua pilihan, beristirahat sejenak atau mengonsumsi lebih banyak kafein. Jika kamu adalah seorang workaholic, kemungkinan besar kamu akan memilih opsi terakhir.

    Seperti halnya stres, kafein akan mempengaruhi pendengaran dan otak, sering kali menyebabkan sakit kepala atau tekanan darah tinggi.

    Demikian pula, kafein dalam jumlah besar juga membuat ketagihan, seperti halnya yang lebih banyak mengandung zat terlarang.

    Baca Juga: Jangan Sambil Kerja! Ini 6 Alasan Kamu Harus Fokus Makan Siang di Kantor

    Itu dia beberapa dampak yang akan kamu alami jika kamu menjadi seorang workaholic.

    Kamu juga bisa mendapatkan tips-tips untuk menghidari perilaku workaholic melalui diskusi di Glints Komunitas.

    Dalam forum tersebut, kamu bisa bertanya dan berdiskusi dengan sesama pengguna Glints serta pakar di bidangnya.

    Yuk, daftarkan akun profesionalmu sekarang!

    Seberapa bermanfaat artikel ini?

    Klik salah satu bintang untuk menilai.

    Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 2

    Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

    We are sorry that this post was not useful for you!

    Let us improve this post!

    Tell us how we can improve this post?


    Comments are closed.

    Artikel Terkait